Konsultan properti swasta terbesar di dunia, Cushman & Wakefield, merilis riset yang menunjukkan pertumbuhan harga sewa ruang kantor di Jakarta menempati posisi pertama dari 33 negara di Asia Pasifik. Direktur Asosiasi Senior Cushman & Wakefield untuk Indonesia Arief Rahardjo mengatakan permintaan properti komersial di Jakarta terus meningkat.

"Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2014 yang diperkirakan positif," kata Arief dalam siaran pers pada Jumat, 23 Mei 2014. Berdasarkan riset tersebut, pertumbuhan sewa kantor di Jakarta pada kuartal I 2014 mencapai 27 persen. Selain itu, ekspansi dari perusahaan-perusahaan membuat tingkat kekosongan ruang kantor di Jakarta hanya 6,6 persen.

Manajer pemasaran perusahaan properti Jepang, Tokyu Land, Ardian J. Fatkoer, menyambut baik hasil riset ini. Dia menututkan pertumbuhan positif ini membuka peluang besar bagi perusahaan properti. Ardian mengamati harga sewa perkantoran paling tinggi berada di wilayah Jakarta Selatan.

"Dalam satu-dua tahun terakhir, perusahaan-perusahaan terus ekspansi ke Jakarta, terutama Jakarta Selatan. Ditambah dengan kebijakan pemda yang baru, nilai tanah di wilayah itu bahkan naik 200 persen," kata Ardian yang dihubungi pada Jumat pagi.

Meskipun demikian, Ardian menyatakan perusahaan masih terus mengamati perkembangan selanjutnya. Situasi politik Indonesia saat ini bisa berdampak besar pada fluktuasi nilai investasi. "Kami tunggu dulu kepastian siapa kepala negara berikutnya sebelum merancang strategi. Presiden baru pasti kebijakannya baru juga," ujar Ardian.

Riset Asia Office Q1 2014 yang dilakukan Cushman & Wakefield menemukan kota-kota berkembang di Asia Pasifik terus mendominasi pertumbuhan harga sewa properti tingkat regional. Secara umum terjadi kenaikan 2,8 persen di Asia Pasifik dengan Jakarta menempati urutan pertama. Selanjutnya diikuti oleh Manila (Filipina) sebesar 17,61 persen, Shenzen (Cina) sebesar 17,4 persen, dan Pune (India) sebesar 16,57 persen.