Suatu sore aku berjalan pulang dengan riangnya dan digandeng oleh nenekku. Kala itu umurku masih 5 tahun. Aku memang selalu menemani nenekku berjualan mainan di pasar. Aku adalah gadis kecil yang bahagia dan selalu dimanja oleh orang tuaku. Walaupun aku manja dan suka ngeyel kalau minta sesuatu, tapi aku rajin bantu-bantu.eakkk pencitraan
Quote:
Terdengar suara musik dangdut dari sebuah radio. Entah radio itu dimana, namun jelas ada suara gemrisik radio mengiringinya. Suara itu berasal dari gang kecil di sebelah rumah tetanggaku. Suara yang nyaring membuatku penasaran untuk menengok. Aku menengok dan melihat sosok bayangan hitam menari. Sosok itu seperti perempuan bertubuh langsing. Aku bertanya kepada nenekku siapa yang sedang menari. Nenekku menengok dan bilang kalau tidak ada siapapun. "Makanya jangan suka ngelamun." Kata nenekku. Memang aku dari kecil suka sekali melamun, namun aku tidak ingat jelas apa yang aku pikirkan. Aku tidak sadar kalau ini menjadi awal dari semuanya. Aku tidak memikirkan apa yang kulihat tadi dan meneruskan berjalan pulang.
Spoiler for :
Quote:
Paginya adalah hari minggu. Aku jalan-jalan pagi bareng nenekku lagi. Tiba-tiba seseorang berteriak dibelakangku "Kowe ndelok aku to? Kowe ndelok aku!" (dalam bahasa Indo berarti : "Kamu lihat aku kan? Kamu lihat aku!"). Nenekku langsung menggandengku sambil berlari. Itu adalah orang gila yang biasa berkeliaran di daerahku. Orang gila itu terus mengejarku dan nenek. Dia menatapku sambil tertawa. Seketika aku sadar ada sosok yang tersenyum dibelakangnya. Sosok itu seperti orang tua tanpa rambut. Ia berada di gendongan orang gila itu sambil tersenyum kepadaku. Senyum yang mengerikan. Aku tidak menangis atau menunjuk dia. Hanya heran yang ada di benakku. Sampai akhirnya orang gila tersebut diberhentikan warga yang lewat. Orang gila itu masih memberontak dan terus mengacungkan telunjuknya kepadaku sambil tertawa. Untung aku dan nenek bisa kabur.
Spoiler for :
Quote:
Semakin sering aku melihat hal janggal seperti itu. Semakin lama sikapku semakin berubah. Aku menjadi sedikit pendiam. Aku tidak berani bercerita kepada siapapun. Orang tuaku hanya tau aku sering berbicara sendiri dan menganggapnya wajar. Seiring dengan pekanya aku terhadap hal seperti ini, aku juga memiliki kepekaan terhadap hal aneh lain. Aku juga memiliki teman kecil yang tanpa aku sadari itu adalah 'hantu'.
Quote:
Sedikit saja yang bakal aku sampaikan di part 1 ini. Maaf kalau kurang menarik, terlalu sedikit atau kurang jelas karena memang ini pertama kalinya aku nulis cerita pribadi tentang yang anuanu silahkan tanyakan saja apa yang kurang jelas. Terima kritik dan saran supaya next part lebih baik please jangan tanya urusan pribadi kalian aku bukan dukun atau semacamnya. Terimakasih sudah mampir.