- Beranda
- Komunitas
- Story
- Heart to Heart
[H2H Event] Anak Rijal


TS
kageo
[H2H Event] Anak Rijal
Semalat Siang, Sore, Malam, Pagi Semuanya
Sudah lama rasanya saya tidak buat thread
Kali ini saya kembali lagi dalam rangka ikut serta dalam rangka [Heart to Heart Event] - Cipta Dongeng Anak
Sebenarnya ini bukan dongeng karangan saya, ini merupakan dongeng yang dulu sering orang tua saya ceritakan saat malam hari, terutama saat mati lampu, engan ditemani dengan "lampu sentir".
Langsung saja ya?
Sudah lama rasanya saya tidak buat thread
Kali ini saya kembali lagi dalam rangka ikut serta dalam rangka [Heart to Heart Event] - Cipta Dongeng Anak
Sebenarnya ini bukan dongeng karangan saya, ini merupakan dongeng yang dulu sering orang tua saya ceritakan saat malam hari, terutama saat mati lampu, engan ditemani dengan "lampu sentir".
Langsung saja ya?
Anak Rijal
Quote:
Cerita ini berhubungan dengan sebuah hewan yang sering bersuara di malam hari,entah saya tidak tahu apa namma hewan tersebut dan bagaimana bentuknya. Ia hanya akan bersuara saat tiada bulan di langit. Namun saat bulan bersinar terang dan tiada mendung, maka hewan ini tidak akan bersuara. Untuk yang tinggal di pedesaan dengan suasana pepohonan yang masih rimbun mungkin bisa mendengar suara hewan ini pada saat malam hari. Suara hewan ini seperti seorang anak yang sedang memanggil ibunya, “biung biung biung”. Biung merupakan bahasa jawa dari ibu. Mari kita simak ceritanya
![[H2H Event] Anak Rijal](https://dl.kaskus.id/assets.kompasiana.com/statics/crawl/555df8480423bd11368b4567.jpeg?t=o&v=1200)
gambar hanya ilustrasi
Pada jaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri dengan anak sebanyak 12. Ke 12 anak mereka tak terpaut terlalu jauh umurnya antara satu dengan yang lain. Mungkin hanya satu atau dua tahun saja selisihnya. Dan kesemua anak mereka belum memiliki keluarga. Alhasil orang tualah yang harus memenuhi semua kebutuhan mereka. Keluarga ini bukanlah keluarga yang berpunya, mereka hidup dengan penuh keterbatasan. Meski demikian, mereka tak mau menyusahkan orang lain. Mereka membangun rumah di tengah hutan yang jauh dari warga lain. Dengan kondisi yang demikian, pasangan suami istri ini harus berkerja keras untuk memnuhi kebutuhan anak-anaknya. Tak jarang mereka harus menahan lapar karena makanan mereka hanya cukup untuk ke 12 anknya. Setiap kali sang Biyung memasak, maka hanya cukup untuk anak-anaknya, bukannya ia tak pernah melebihkan masakannya. Namun ke 12 anaknya lah yang terlalu serakah. Mereka memakan jatah kedua orang tuanya. Kondisi seperti ini di lalui setiap hari. Mereka hanya makan satu kali sehari, karena memang itulah yang ada.
![[H2H Event] Anak Rijal](https://dl.kaskus.id/semakinra.me/wp-content/uploads/2015/12/Arti-Mimpi-Tentang-Kuburan-1.png)
gambar hanya ilustrasi
Kondisi ini diperparah dengan meninggalnya sang ayah beberapa minggu berselang. Sang ayah meninggal karena kekurangan makanan, ia selama ini tak pernah mendapat makanan. semuanya habis dimakan anak-anak. Ia tak mampu bertahan lagi. Sang Biyung pun kini harus berjuang sendirian memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jika seperti ini terus, ia juga tak akan mampu bertahan, dan bernasib sama seperti sang ayah. Ia mencari ide bagaimana agar ia dapat bertahan diatas keserakahan anak-anaknya.
![[H2H Event] Anak Rijal](https://dl.kaskus.id/thebigneez.files.wordpress.com/2014/10/goreng-peda.jpg)
gambar hanya ilustrasi
Pada suatu ketika, sang Biyung memiliki ide bagaimana agar mereka bisa makan, dan jatahnya tak diambil oleh anak-anaknya yang serakah. Ia memiliki siasat untuk memasak nasi pada malam hari saat anak mereka sedang tidur agar jatah mereka dapat makan. Saat malam telah tiba, dan ke 12 anaknya telah pada tidur, sang Biyung dan memasak nasi untuk makan, karena selama ini jatah makannya dimakan oleh anak-anak mereka. Sembari menunggu nasi matang, sang Biyung menggoreng ikan asin sebagai lauk. Sang Biyung tak menyadari bahwa ini merupakan suatu kesalahan, bau dari ikan asin yang digoreng menyebar ke seluruh isi rumah. Mencium nikmatnya bau ikan asin yang digoreng, anak paling tua terbangun, ia memanggil Biyungnya, “, kok bau ikan?”. Biyung pun menjawab “ia nak, sedang goreng ikan asin, sudah jangan berisik, nanti adik-adikmu bangun”. Namun bukannya menurut, si anak pertama justru mencubit adiknya, sehingga adiknya bangun. Si adik (anak ke dua) mencium bau ikan asin goreng, ia bertanya kepada sang Biyung “ , kok bau ikan?”. sang Biyung kembali menjawab “ ia nak, Biyung sedang goreng ikan, sudah jangan berisik, nanti adikmu bangun”. Namun sama seperti anak pertama, ia justru mencubit adiknya, sehingga adiknya bangun, kemudian kembali bertanya dengan pertanyaan yang sama, dan di jawab oleh sang biyung dengan jawaban yang sama pula. Begitu seterusnya hingga ke 12 anak bangun semua. Kemudian tanpa merasa berdosa, ke 12 anak memakan nasi dan ikan asin yang seharusnya dimakan sang biyung. Sang biyung pasrah dengan kelakuan anak-anaknya, ia hanya mampu menangis, karena tak tahu lagi harus bagimana. Dengan perasaan sedih bercampur marah akhirnya ia berkata kepada 12 anaknya “Biyung sudah tak tahan dengan kalian nak. Selama ini biyung telah menahan lapar untuk kalian. Namun kalian tak pernah mengerti. Lihatlah, ayahmu terlah meninggal karena jatah makannya dimakan oleh kalian. Apakah kalian menghendaki biyungmu ini bernasib sama seperti ayahmu!!!??? Kini terserah kalian, biyung pergi saja. Biar kalian cari makanlah sendiri!!! Dasar kalian anak Rijal (Durhaka) Biyung Kutuk kalian menjadi binatang!!!!!!!”
![[H2H Event] Anak Rijal](https://dl.kaskus.id/blog.debusana.com/wp-content/uploads/2015/08/lautan.jpeg)
gambar hanya ilustrasi
Ke 12 anakpun dengan seketika berubah menjadi serangga, sang biyung pergi menyusuri hutan dengan penuh air mata menuju ke lautan. Ia melebur menjadi satu dengan deburan ombak laut di malam hari. Hingga saat ini ke 12 anak masih hidup sebagai serangga. Mereka menyesali perbuatannya saat menjadi manusia. Saat bulan bersinar terang di langit, mereka bisa belihat baying-bayang ibunya di lautan. Namun saat tiada bulan dan mendung, mereka tak dapat melihat baying-bayang ibunya di lautan. Oleh karena itu seranga ini bersuara “Biyung, biyung. Biyung” saat tiada cahaya bulan. Mereka rindu dengan ibunya, sehingga memanggil-manggil ibunya untuk meminta maaf.
![[H2H Event] Anak Rijal](https://dl.kaskus.id/lh5.googleusercontent.com/-AWOiq5jxJns/TxIdBxTH-fI/AAAAAAAANDw/dtp1Grpd9u8/w800-h800/tumblr_licekazxoL1qzbx6h.jpg)
gambar hanya ilustrasi
TAMAT
![[H2H Event] Anak Rijal](https://dl.kaskus.id/assets.kompasiana.com/statics/crawl/555df8480423bd11368b4567.jpeg?t=o&v=1200)
gambar hanya ilustrasi
Pada jaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri dengan anak sebanyak 12. Ke 12 anak mereka tak terpaut terlalu jauh umurnya antara satu dengan yang lain. Mungkin hanya satu atau dua tahun saja selisihnya. Dan kesemua anak mereka belum memiliki keluarga. Alhasil orang tualah yang harus memenuhi semua kebutuhan mereka. Keluarga ini bukanlah keluarga yang berpunya, mereka hidup dengan penuh keterbatasan. Meski demikian, mereka tak mau menyusahkan orang lain. Mereka membangun rumah di tengah hutan yang jauh dari warga lain. Dengan kondisi yang demikian, pasangan suami istri ini harus berkerja keras untuk memnuhi kebutuhan anak-anaknya. Tak jarang mereka harus menahan lapar karena makanan mereka hanya cukup untuk ke 12 anknya. Setiap kali sang Biyung memasak, maka hanya cukup untuk anak-anaknya, bukannya ia tak pernah melebihkan masakannya. Namun ke 12 anaknya lah yang terlalu serakah. Mereka memakan jatah kedua orang tuanya. Kondisi seperti ini di lalui setiap hari. Mereka hanya makan satu kali sehari, karena memang itulah yang ada.
![[H2H Event] Anak Rijal](https://dl.kaskus.id/semakinra.me/wp-content/uploads/2015/12/Arti-Mimpi-Tentang-Kuburan-1.png)
gambar hanya ilustrasi
Kondisi ini diperparah dengan meninggalnya sang ayah beberapa minggu berselang. Sang ayah meninggal karena kekurangan makanan, ia selama ini tak pernah mendapat makanan. semuanya habis dimakan anak-anak. Ia tak mampu bertahan lagi. Sang Biyung pun kini harus berjuang sendirian memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jika seperti ini terus, ia juga tak akan mampu bertahan, dan bernasib sama seperti sang ayah. Ia mencari ide bagaimana agar ia dapat bertahan diatas keserakahan anak-anaknya.
![[H2H Event] Anak Rijal](https://dl.kaskus.id/thebigneez.files.wordpress.com/2014/10/goreng-peda.jpg)
gambar hanya ilustrasi
Pada suatu ketika, sang Biyung memiliki ide bagaimana agar mereka bisa makan, dan jatahnya tak diambil oleh anak-anaknya yang serakah. Ia memiliki siasat untuk memasak nasi pada malam hari saat anak mereka sedang tidur agar jatah mereka dapat makan. Saat malam telah tiba, dan ke 12 anaknya telah pada tidur, sang Biyung dan memasak nasi untuk makan, karena selama ini jatah makannya dimakan oleh anak-anak mereka. Sembari menunggu nasi matang, sang Biyung menggoreng ikan asin sebagai lauk. Sang Biyung tak menyadari bahwa ini merupakan suatu kesalahan, bau dari ikan asin yang digoreng menyebar ke seluruh isi rumah. Mencium nikmatnya bau ikan asin yang digoreng, anak paling tua terbangun, ia memanggil Biyungnya, “, kok bau ikan?”. Biyung pun menjawab “ia nak, sedang goreng ikan asin, sudah jangan berisik, nanti adik-adikmu bangun”. Namun bukannya menurut, si anak pertama justru mencubit adiknya, sehingga adiknya bangun. Si adik (anak ke dua) mencium bau ikan asin goreng, ia bertanya kepada sang Biyung “ , kok bau ikan?”. sang Biyung kembali menjawab “ ia nak, Biyung sedang goreng ikan, sudah jangan berisik, nanti adikmu bangun”. Namun sama seperti anak pertama, ia justru mencubit adiknya, sehingga adiknya bangun, kemudian kembali bertanya dengan pertanyaan yang sama, dan di jawab oleh sang biyung dengan jawaban yang sama pula. Begitu seterusnya hingga ke 12 anak bangun semua. Kemudian tanpa merasa berdosa, ke 12 anak memakan nasi dan ikan asin yang seharusnya dimakan sang biyung. Sang biyung pasrah dengan kelakuan anak-anaknya, ia hanya mampu menangis, karena tak tahu lagi harus bagimana. Dengan perasaan sedih bercampur marah akhirnya ia berkata kepada 12 anaknya “Biyung sudah tak tahan dengan kalian nak. Selama ini biyung telah menahan lapar untuk kalian. Namun kalian tak pernah mengerti. Lihatlah, ayahmu terlah meninggal karena jatah makannya dimakan oleh kalian. Apakah kalian menghendaki biyungmu ini bernasib sama seperti ayahmu!!!??? Kini terserah kalian, biyung pergi saja. Biar kalian cari makanlah sendiri!!! Dasar kalian anak Rijal (Durhaka) Biyung Kutuk kalian menjadi binatang!!!!!!!”
![[H2H Event] Anak Rijal](https://dl.kaskus.id/blog.debusana.com/wp-content/uploads/2015/08/lautan.jpeg)
gambar hanya ilustrasi
Ke 12 anakpun dengan seketika berubah menjadi serangga, sang biyung pergi menyusuri hutan dengan penuh air mata menuju ke lautan. Ia melebur menjadi satu dengan deburan ombak laut di malam hari. Hingga saat ini ke 12 anak masih hidup sebagai serangga. Mereka menyesali perbuatannya saat menjadi manusia. Saat bulan bersinar terang di langit, mereka bisa belihat baying-bayang ibunya di lautan. Namun saat tiada bulan dan mendung, mereka tak dapat melihat baying-bayang ibunya di lautan. Oleh karena itu seranga ini bersuara “Biyung, biyung. Biyung” saat tiada cahaya bulan. Mereka rindu dengan ibunya, sehingga memanggil-manggil ibunya untuk meminta maaf.
![[H2H Event] Anak Rijal](https://dl.kaskus.id/lh5.googleusercontent.com/-AWOiq5jxJns/TxIdBxTH-fI/AAAAAAAANDw/dtp1Grpd9u8/w800-h800/tumblr_licekazxoL1qzbx6h.jpg)
gambar hanya ilustrasi
TAMAT
Sekian Thread Dari Saya
Terimakasih Sudah Membaca
jangan lupa



0
1.7K
Kutip
5
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan