Pada suatu hari, Di suatu rumah terjadi sebuah keajaiban. Setiap malam hari, saat semua penghuni rumah tertidur, benda - benda di rumah itu hidup dan saling berbicara satu sama lain.
Spoiler for :
dinding bertanya pada meja,"Meja, kenapa kamu terlihat kotor sekali? Apa yang terjadi padamu? Lihatlah bekas tumpahan tinta dan robekan kertas itu. Apa kamu tidak malu dengan keadaanmu yang kotor itu?"
Spoiler for :
Meja menjawab,"Sungguh. Aku tidak nyaman dengan semua ini. Aku ingin terlihat bersih dan rapi. Tapi pemilik kita tidak menghiraukan keadaanku. Aku pun juga tidak mau menyusahkan dan mengotori lantai dengan menjatuhkan semua sampah ini padanya."
Spoiler for :
Dinding berkata,"Biarkan saja dia menerima sampahmu. Itu memang tugasnya sebagai pijakan kaki manusia. Apa kamu tidak takut dibuang oleh pemilik kita saat kamu sudah terlihat jelek karena sampahmu itu?"
Spoiler for :
Lantai tidak terima dengan kata - kata dari dinding. "Memang itu hanya sebuah kertas dan tumpahan tinta. Tapi coba kau pikir. Apa kamu tidak memikirkan keselamatan manusia, wahai dinding? Jika memang semua sampah harus dibiarkan berserakan di atasku, bagaimana seandainya jika ada paku atau pecahan kaca di antaranya? Bagaimana jika pemilik kita menginjaknya? Pasti kaki mereka akan terluka."
Spoiler for :
Tempat sampah terlihat sedih mendengar pertengkaran ketiga temannya itu. Bahkan dia menangis kencang hingga membuat ketiga temannya itu memperhatikan ke arahnya.
Spoiler for :
Dinding, lantai, dan meja pun bertanya pada tempat sampah secara bergantian. "Kamu kenapa tempat sampah?" "Apa yang membuatmu bersedih hingga menangis seperti itu?" "Apa ada perkataan kami yang salah?"
Spoiler for :
Tempat sampah menjawab pertanyaan ketiganya sambil menangis, "Saat kalian kotor kalian masih tetap berguna bagi manusia. Kamu dinding. Walaupun kamu kotor dan penuh coretan kamu sangat berguna bagi manusia untuk melindungi mereka dari dinginya angin dan hujan. Bahkan teriknya matahari. Lalu kamu meja. Walaupun kamu kotor, tapi kamu tetap berguna bagi manusia untuk mereka belajar. Dan kamu lantai. Walaupun kamu kotor, kamu tetap menjadi pijakan yang menopang setiap langkah kaki manusia. Lihatlah aku, saat aku bersih dari segala sampah apa gunanya diriku ini?"
Spoiler for :
Menyadari ucapan tempat sampah, ketiga temannya itu sungguh malu atas pertengkaran mereka. Walau seperti apa pun mereka, mereka masih berguna. Mereka masih bermanfaat untuk membantu manusia. Namun tempat sampah yang bersih, tidak ada gunanya dia ada di sana.
Spoiler for :
Jam dinding menasehati keempatnya. "Bersabarlah. Saat pemilik kita menyadarinya, kau akan berguna pada akhirnya, tempat sampah. Sebentar lagi pagi. Kita harus kembali seperti semula."
Spoiler for :
Pagi telah tiba. Dengan langkah gontai dan mata yang masih samar-samar pemilik rumah keluar dari kamar. "Ya ampun. Berantakan sekali. Rasanya tidak nyaman jika aku harus bekerja dengan kondisi seperti ini."
Pemilik rumah akhirnya membereskan semua kekacauan yang sudah ia buat. Semua sampah ia kumpulkan dan ia buang di tempat sampah. Jauh di dasar hatinya, si tempat sampah sungguh bahagia mengetahui bahwa kehadirannya di tempat itu masih ada manfaatnya.