Penghargaan Man of the Year 2016 kepada Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq, yang diberikan oleh Muslim Tionghoa Indonesia (MUSTI) pimpinan Jusuf Hamka, dan Komunitas Tionghoa Anti-Korupsi (Komtak) pimpinan Lieus Sungkharisma, mendapat tanggapan dari Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Anton Medan.

Menurut Anton, Lieus dan Jusuf hanya mencari panggung dan popularitas lewat media, karena itu ia tidak ingin menanggapi ulah kedua orang tersebut.

"Orang gila aja. Repot kalau ditanggapi. Saya yang Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa kok. Mereka itu cuma cari media, cari panggung. Jadi kalau mereka ingin cari popularitas lewat media ya silahkan saja. Kalau saya tanggapi sama aja saya bodohnya sama kayak mereka," ujar Anton kepada Netralnews.com, Minggu (25/12/2016).

Anton bahkan menyebut Lieus dan Jusuf bukan siapa-siapa di komunitas Tionghoa, sehingga keliru jika penghargaan kepada Habib Rizieq atas nama masyarakat Tionghoa.

"Jangan bawa-bawa nama Tionghoa, ada gak orang Tionghoa yang hadir di situ, kan gak ada. Buktinya Tionghoa yang hadir cuma mereka berdua. (Tionghoa) Siapa yang mau diwakili mereka. Lius apa kapasitas dia mewakili Tionghoa? Kemudian Jusuf Hamka di mana dia pakai Islam Tionghoa?," ungkap Anton.

"Nah kemudian mereka bawa nama Tionghoa, Tionghoa yang mana yang mereka punya, suruh kumpulin saya datang," jelas pendiri rumah ibadah yang diberi nama Masjid Jami' Tan Hok Liang ini.

Sebelumnya, Muslim Tionghoa Indonesia (MUSTI) pimpinan Jusuf Hamka dan Komunitas Tionghoa Anti-Korupsi (Komtak) pimpinan Lieus Sungkharisma, memberikan penghargaan Man of the Year 2016 kepada Habib Rizieq, pada Selasa (20/12/2016).

Mereka menilai penghargaan itu layak diberikan kepada Habib Rizieq lantaran Imam Besar FPI itu berhasil memimpin jutaan umat dalam Aksi damai Bela Islam 4 November dan 2 Desember.


http://www.netralnews.com/news/megap...ta.anton.medan

orang gila gan