Kaskus

Story

blueminderAvatar border
TS
blueminder
[H2H Event] Cerita Seekor Burung Tua dan Sebatang Pohon Kersen

Cerita Seekor Burung Tua dan Sebatang Pohon Kersen


Namaku Nina. Langit dan cuaca cerah di pagi ini membuat semangat mudaku hinggap kembali, walaupun harus kuterima dengan lapang dada bahwa umurku sudah tidak muda lagi. Ya, karena aku hanyalah seekor makhluk yang mempunyai umur hidup rata-rata tidak sebegitu panjang. Tetapi selama aku hidup dalam empat tahun ini, aku sudah banyak mempelajari tentang kehidupan di dunia ini hingga sampai pada saat waktunya tiba, aku harus pasrah mengikuti bagaimana alam ini berkerja. Kepak sayapku tidak seringan masa mudaku dulu dimana aku dapat terbang meliuk-liuk dari gedung ke gedung tinggi untuk mencari makan, mengikuti kumpulan kawalan atau membuat sarang. Aku hanyalah burung gereja berumur tua yang terus berusaha kolot untuk menghabiskan masa tuaku di sini, di dekat sebuah kerajaan kecil yang ditempati oleh seorang raja, ratu dan pangeran dengan gaya hidup mereka yang sederhana.

[H2H Event] Cerita Seekor Burung Tua dan Sebatang Pohon Kersen


Setiap kepakkan sayapku semakin lama membuatku letih, sepertinya otot petrokalisdan medialisku sudah tidak bekerja dengan baik, tetapi ini sudah tradisi harianku untuk selalu pergi untuk mengunjungi kerajaan itu, dimana karena kerajaan itulah aku masih bisa sanggup melewati batas rata-rata umur dari spesiesku. Aku sudah memutuskan untuk memisahkan diri dengan kawananku demi menghabiskan waktu di sini, di taman milik kerajaan ini yang hanya berukuran sempit tetapi sangat membuatku merasa nyaman. Sesaat sampai di sana dengan lelahnya, aku langsung hinggap di dahan kecil sahabat karibku namun dengan menyembunyikan rasa lelahku.

[H2H Event] Cerita Seekor Burung Tua dan Sebatang Pohon Kersen


“Hai, Alwin. Apa kabarmu pagi ini?” aku mencoba menyapa, namun sapaanku disambut dengan pandangan kosongnya, pandangan yang tidak mempunyai semangat hidup yang berbeda dari Alwin yang biasanya. Alwin adalah sebatang pohon kersen yang seumuran denganku. Kita sudah lama berteman akrab.

“Ada apa denganmu, Alwin? Kamu hari ini berbeda sekali” Aku kembali bertanya.

“Hmm, tidak apa-apa, Nina. Hanya....” Balasnya.

“Hanya apa...?” Aku menanti jawabannya.

“Pagi yang cerah, bungaku bermekaran dengan cantik dan akupun semakin cantik. Lihatlah tadi pagi, Alwin, Sang Ratu baru saja menyirami dan memandikanku. Raja dan Ratu sangat cinta pada kami para penduduk pot di sini” Potong Sura Si Bunga Mawar di bawah sana sambil mengibaskan bunganya nan indah.

Aku tidak mencoba membalas perkataan Sura, tetapi aku mencoba memandangi Alwin dengan sangat dalam, “Jadi karena itu kamu tidak bersemangat hari ini, Alwin?”

“Apa benar Raja, Ratu dan Pangeran tidak menyukai kehadiranku di sini, Nina?” Alwin mencoba bertanya kepadaku.

“Kenapa kamu berkata seperti itu Alwin?”

“Karena Raja dan Ratu tidak pernah mengindahkan ataupun merawatnya, Nina. Apa kau tidak paham selama ini?” Potong Sura lagi dengan lancang namun penduduk pot lainnya hanya bisa diam tidak berani membuka suara karena alergi dengan segala perdebatan.

Darah di tubuhku yang tua ini mendidih mendengar perkataan Sura, aku dengan cepat membalasnya, “Sura! Raja dan Ratu mengetahui bagaimana memanajamen dan merawat kalian. Raja dan Ratu mengerti kapasitas dari masing-masing kalian di sini”

“Lantas mengapa hanya kami penduduk pot yang selalu setiap hari mereka rawat dan bersihkan? Karena kami adalah penduduk pilihan yang superior di mata Raja dan Ratu” Jawab si Sura lagi dengan tengilnya.

“Karena kalian itu tak lebih tanaman yang lemah!”teriakku

Mendengar perkataanku itu penduduk pot menjadi heboh dan bingar. Ya, aku berkata seperti itu tanpa mencoba memikirkan terlebih dahulu. Umur yang tua ini membuat aku cepat emosian dan tidak berkonsentrasi dengan permasalahan penduduk taman kerajaan ini yang sudah mulai berani mengkotak-kotakkan diri.

“Jadi kita ini lemah? Berani-beraninya kamu berkata seperti itu, Nina” Kata Vera si tanaman Aloe Vera.

Tega-teganya kamu, Nina” kata Endah si cantik Bunga Krisan.

Bukan begitu, Vera... Endah, Maaf” aku merasa sangat bersalah. “Begini. Aku ingin menceritakan kepada kalian semua selagi aku masih bisa berbicara kepada kalian karena mungkin ke depannya nanti kalian tidak bisa melihat aku lagi”

“Kamu mau pergi kemana, Nina?” Tanya Alwin.

“Tidak pergi kemana-mana kok, Alwin.”Jawabku. “Baiklah, aku akan bercerita bagaimana dulu aku lahir. Empat tahun silam ibuku menetaskan aku bersama saudara-saudaraku di pohon tak jauh dari istana ini. Saat baru menetas, aku sering bertemu dengan raja. Saat itu beliau sering memanjati pohon dekat sarangku sambil menikmati alam sekitar. Kata ibuku, pria itu sedang menanam pohon impian di taman istananya, ibuku yang melihatnya sendiri pada saat raja menanamnya. Aku penasaran dengan pohon yang dimaksud itu tetapi untuk melihatnya langsung aku belum bisa karena belum bisa terbang untuk menuju ke istana. Namun aku terus berlatih untuk terbang dengan dilatih oleh ibuku agar bisa sampai ke istana untuk melihat pohon impian tersebut. Setelah aku bisa terbang, tibalah aku di sini, di istana ini. Apa yang kulihat?”

[H2H Event] Cerita Seekor Burung Tua dan Sebatang Pohon Kersen


Apa? Apa, Nina?” Semua penduduk di taman istana bertanya-tanya.

“Empat tahun lalu, taman di istana ini belum sebagus dan seramai sekarang. Istana kecil inipun juga belum lama berdiri. Taman hanya hamparan tanah sempit yang belum ditumbuhin apapun selain satu pohon yang kusebut pohon impian tadi. Saat pertama kali ibuku melihat, Raja dan Ratulah yang menanam pohon tersebut berdua pada saat Ratu mengandung si Pangeran. Ibuku mendengarkan doa mereka saat menanam pohon ini “Cepatlah besar, bimbing dan temani pangeran bermain nanti” Itu doa mereka. Saat itu mereka rajin untuk merawat pohon impian mereka tersebut, menanam beberapa kayu di beberapa titik di sekeliling pohon tersebut untuk menompang dahannya agar dapat tumbuh besar dengan dahan yang tumbuh terarah dan rimbun sehingga bisa meneduhkan siapapun yang berteduh di bawahnya ataupun yang bertengger di atas dahannya. Sesering mungkin mereka juga memangkas daun-daun guna memperindah bentuk dari pohon tersebut. Dan seketika itu tibalah Pangeran lahir, suara tangisannya memecahkan hening seisi istana kecil ini sehingga lumayan menambah keramaian dan bising sampai keluar taman ini. Seiring pangeran lahir dan besar, aku dan pohon itupun juga tumbuh besar namun Raja dan Ratu membuat keputusan berdasarkan pilihan sebelumnya yang pernah mereka buat. Keputusan yang sebelumnya mereka ambil adalah menanam pohon impian dari pohon kesukaan mereka yang menyimpan banyak kenangan untuk mereka, yaitu pohon perdu yang berasal dari pohon liar yang tumbuh seadanya di pinggir jalan, namun jika dirawat dengan baik, tidak hanya meneduhkan taman ini, tetapi juga bermanfaat untuk segala kalangan dengan buah-buahnya yang manis yang terus tumbuh tanpa kenal lelah”

[H2H Event] Cerita Seekor Burung Tua dan Sebatang Pohon Kersen


“Jangan-jangan pohon itu...” kata penghuni pot yang lain.

“Apakah pohon itu aku?” Tanya Alwin.

“Iya, Alwin” Aku mencoba tersenyum kepadanya. “Raja sangat senang memanjat pohon. Dia sangat cinta dengan pohon. Pohon bukan sekedar kekasih hati sang bumi, tetapi bagi raja, pohon adalah kekasih keduanya setelah Sang ratu. Raja dan Ratu memilih menanam pohon kersen bukan saja karena pohon tersebut pohon kesukaan mereka yang mempunyai banyak kenangan, tetapi juga karena berkambium banyak. Walaupun memiliki kayu tak sekeras katapang atau jati, namun pohon ini liat dan bila diinjak tidak mudah patah. Bukan karena keras, tetapi karena lentur, sehingga Raja atau Pangeran nantinya bisa memanjatinya tanpa perlu khawatir akan dahannya patah. Pohon kersen pun memiliki tajuk yang lebar sehingga di bawahnya sangat teduh dan leluasa untuk Raja atau Pangeran bermain dengan memanjat dahannya atau hanya di bawah dahannya tanpa perlu memanjat. Lihatlah pergola di bawah ini, saat kamu tumbuh lebih besar nanti, mereka bisa menikmati keteduhan bersama-sama, bersama kamu juga bersama penghuni pot lain, atau juga mungkin bersama teman-teman Pangeran.”

“Tapi mengapa mereka tidak merawatku lagi?” tanya Alwin sedih.

“Alwin, kamu dan aku itu mempunyai nasib yang serupa. Aku hanyalah burung kecil yang tak indah sama sekali di mata manusia. Siulanku pun dianggap tak semerdu burung-burung lain. Aku dan kamu serupa, karena sebagian manusia masih banyak melihat sesuatu hanya dari fisiknya saja. Sebagian manusia masih ada yang beranggapan pohon kersen hanyalah pohon liar yang terus tumbuh dan merusak pemandangan dan akupun juga dianggap sebagai burung hama yang sering merusak panen atau membuat sarang seenaknya. Tetapi dari masing-masing spesies kami terus menjaga budaya kami untuk terus melakukan dan mengikuti bagaimana alam ini bekerja. Aku terus tumbuh sebagai burung liar yang tumbuh mandiri. Tak perlu iri dengan yang lain, lebih baik tumbuh bebas daripada harus tumbuh dalam sangkar emas pun. Seiring jaman manusia mulai menghormati keberadaanku, bahwa kehadiran spesiesku sebagai tolak ukur dan penentu kualitas lingkungan, dalam arti kehadiranku di sini menandakan kadar polutan di sini masih bisa ditolerir. Begitu juga denganmu, Alwin. Kamu memperteduh suasana. Kamu sanggup mengikat debu di udara. Dan mereka sudah berusaha menanam dan membuat bentuk kamu untuk tumbuh serindang mungkin sehingga bisa meneduhkan siapapun di bawahmu tak peduli apapun kalangannya. Tetapi karena kian hari raja semakin sibuk dan Ratu juga sibuk membesarkan pangeran, sehingga waktu untukmu sedikit terabaikan. Tetapi Raja dan Ratu mengetahui kapasitasmu. Kamu adalah pohon liar yang mandiri yang terus berjuang tumbuh dan berbuah tanpa perlu dirawatpun sehingga mereka hanya bisa menyempatkan untuk menghadirkan penghuni pot lainnya untuk menghiasi, menyerap polutan, dan sebagai teman untukmu.”

[H2H Event] Cerita Seekor Burung Tua dan Sebatang Pohon Kersen


“Tetapi kersen kecil yang baru tumbuh di bawahku sering mereka gali dan entah mereka membawa pergi kemana. Apakah mereka tak ingin aku ada yang menemani?” Tanya Alwin

“Karena lahan di istana ini sempit, Alwin. Kersen yang baru tumbuh itu, Raja dan Ratu pindahkan atau diberikan ke manusia yang sama-sama juga mencintai kersen sehingga kersen lainnya dirawat oleh oran-orang tersebut. Jangan lupa, aku dan penghuni ini teman setiamu juga kok. Kami akan menemanimu agar kamu tidak kesepian”

“Tetapi raja tak pernah memanjatiku. Mengambil buahkupun jarang” Kata Alwin lagi.

“Karena ukuranmu belum cukup besar untuk menompang manusia, Alwin. Makanya itu kamu jangan pantang menyerah untuk terus tumbuh besar. Kelak pangeran akan bisa bermain-main denganmu. Raja memang jarang memetikmu, tetapi dia sering mengambil buahmu, walaupun itu di hari petang selepas kerja dimana saat itu aku harus pulang ke rumah, sedangkan raja baru pulang dan Sarwah si Kalong datang ke sini menggantikan kunjunganku kepadamu. Raja juga masih sempat membersihkan dedaunanmu yang jatuh bukan? Walaupun tidak setiap hari”

“Jadi Raja dan Ratu menanam kami penghuni pot di sini hanya untuk menemani Alwin?” tanya Sura.

“Aku tidak bermaksud begitu, Sura. Maafkan perkataan kasarku tadi. Kalian itu sebagai pelengkap di sini, sebagai penghias, sebagai pengikat polutan, dan sebagai satu kesatuan keluarga di taman ini. Termasuk aku.”

“Tetapi, Nina. Bukannya kamu memiliki keluarga sendiri?” tanya Endah kepadaku.

“Ya, dulu aku memiliki keluarga. Namun seiring tahun umur kami menua, kami berumur pendek dan juga anak-anakku memilih untuk mecari sarang lain yang lebih nyaman di tempat lain. Aku memilih menetap di sini karena bagiku kalian semua membuatku nyaman. Walaupun aku seumuran dengan Alwin tetapi karena perbedaan spesies membuat peranan kami berbeda lebih dari teman. Alwin sudah kuanggap seperti anak, aku harus membalas jasanya karena dia tidak pernah lelah memberikan buahnya yang manis kepadaku dan anak-anakku tanpa kenal lelah. Saatnya aku membalas kebaikan Alwin dengan membimbing dan menyemangatinya untuk terus tumbuh di sisa umurku ini”

[H2H Event] Cerita Seekor Burung Tua dan Sebatang Pohon Kersen


“Jadi kita tak lama lagi takkan bertemu lagi, Nina.” tanya Alwin.

“Aku juga tidak tahu, Alwin.”

“Nina, maaf tadi aku bersikap sombong. Kumohon jangan cepat-cepat pergi.” Kata Sura.

“Tak apa-apa, Nina. Aku juga tak tahu kapan waktunya itu.”

Suasana mulai hening diikuti penghuni taman yang tak tau harus berkata apa-apa. Kulihat mata Alwin dan penghuni pot lainnya mulai berkaca-kaca, namun keheningan itu dipecahkan oleh suara pintu istana yang dibuka seseorang. Raja keluar dengan seutas tali. Diikatnya tali itu ke dahan Alwin lalu dia memanggil sang Ratu dan Pangeran untuk keluar. Rupanya Raja akan mengajari Sang Pangeran memanjati dahan Alwin dengan tali tersebut sebagai pengaman. Aku langsung sumringah dan segera menyemangati Alwin “Ayo Alwin, tegakkan badanmu, buat Raja dan Pangeran bangga denganmu. Ayo pangeran, jangan menyerah” lalu seisi taman kembali riuh dan meriah mencoba menyemangati Alwin dan Pangeran. Kulihat wajah Alwin mulai sumringah, lalu ditengah kemeriahan itu aku mencoba pergi diam-diam, mungkin pergi untuk selamanya di sisa nafas terakhirku ini. Selamat tinggal penghuni taman istana. Selamat tinggal Raja, Ratu, dan Pangeran. Semoga kalian bahagia selalu. Selamat tinggal, Alwin. Semoga kita bisa bertemu lagi di generasi berikutnya.


TAMAT

[H2H Event] Cerita Seekor Burung Tua dan Sebatang Pohon Kersen


Quote:


Quote:
Diubah oleh blueminder 27-12-2016 10:07
0
3.1K
15
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan