- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Terima Kasih, Opa Riedl...


TS
linoleum123
Terima Kasih, Opa Riedl...

Quote:

Pada 10 Juni 2016, digelar konferensi pers di kantor PSSI, yang di hadiri Acting President PSSI, Hinca Panjaitan, dan Sekjen PSSI, Azwan Karim, mengapit satu sosok yang tidak asing di persepakbolaan Tanah Air; Alfred Riedl. Ya, hari itu secara resmi PSSI menunjuk Alfred Riedl sebagai pelatih kepala timnas senior Indonesia.
Banyak yang kaget, heran, bingung, dan banyak ekspresi-ekspresi lainnya yang mengiringi penunjukan Alfred Riedl sebagai pelatih timnas Indonesia. Tak sedikit yang mencibir, ragu, hingga memaki-maki PSSI di sosial media dan di forum-forum suporter tentang penunjukan Alfred Riedl ini.
Banyak yang beranggapan apa yang telah terjadi setahun belakangan tidak membawa perubahan sama sekali di tubuh PSSI. Ternyata yang ditunjuk sebagai pelatih timnas juga Riedl lagi, Riedl lagi.
Quote:

Memang setelah dibekukan selama satu tahun dan langsung dibebankan mengikuti turnamen dalam waktu yang sangat mepet bukanlah tanggung jawab yang mudah. Tetapi Alfred Riedl menerima tanggung jawab itu. Tidak mendengarkan kritik, dia langsung bekerja. Dengan didampingi oleh Wolfgang Pikal dan asisten barunya, Hans-Pieter Schaller, Riedl keliling indonesia menyaksikan berbagai pertandingan untuk menyeleksi dan memilih komposisi pemain. “PSSI tak akan kasih saya nama (pemain). Saya yang akan cari sendiri,” begitu cetus Riedl.
Begitu berlikunya jalan yang harus ditempuh Riedl untuk dapat mengumpulkan pemain-pemainnya. Pemusatan latihan dan seleksi dijadwalkan beberapa kali, dan beberapa kali pula Riedl mendapati kenyataan beberapa pemainnya tidak dilepas klub karena masih menjalani liga tak resmi.
“Kami ubah target karena situasi berubah bagi saya, kami tak bisa membentuk tim yang paling kuat karena ada beberapa pemain yang tak bisa kami ajak,” demikian kata Riedl.
Quote:

Pukulan tidak sampai di situ saja, beberapa hari jelang berangkat di Filipina untuk menjalani penyisihan grup, Irfan Bachdim mengalami cedera dan tak bisa ikut serta di turnamen. Lengkap sudah, Semakin pesimis saja masyarakat Indonesia.
Bertempat di stadion Pakansari - Bogor, para pemain timnas berjuang tak kenal lelah menghadapi Vietnam dalam pertandingan semifinal leg pertama. Dukungan 30 ribu suporter yang menjejali setiap sudut stadion seolah menjadi pemain ke-12 buat timnas Indonesia.
Semua bersorak saat peluit akhir dibunyikan dan timnas secara mengejutkan menang dengan skor 2-1.Tetapi Riedl tetaplah Riedl. Dia tetap tenang, tak terlalu larut dalam euforia kemenangan. Namun dalam kata-katanya sudah terselip optimisme untuk bisa melaju ke final.
“Kemenangan di laga pertama bagus untuk membuka pintu lebih lebar ke final. Kebobolan satu gol memang tak bagus, tapi kami yakin bisa mencetak gol di sana,” kata riedl.
Benar saja, bertempat di Stadion My Dinh Hanoi, di hadapan puluhan ribu pendukung Vietnam yang terus mengintimidasi, sebuah umpan mistis Boaz Solossa secara ajaib di belokkan oleh bek vietnam dan disontek dengan cepat oleh Stefano Lilipaly di mulut gawang, 1-0 untuk Indonesia.
Drama tidak berhenti sampai di situ. Kiper Vietnam sempat dikartu merah karena menendang Bayu Pradana, Vietnam malah berbalik unggul 2-1. Namun penalti Manahati Lestusen di masa perpanjangan waktu memaksakan hasil imbang 2-2. Di laga itu para pemain timnas berjuang tak kenal lelah untuk menahan gempuran para pemain Vietnam untuk dapat lolos sampai ke final.
Selepas pertandingan, Riedl tidak bisa lagi menyembunyikan kegembiraannya. Dia yang biasanya terkesan tenang dan cenderung dingin terlihat sangat bahagia. Senyuman yang selama ini nyaris tak pernah terlihat, malam itu mulai muncul di sudut bibirnya.
Quote:

“Kalian bisa menanyakan apapun tentang Thailand setelah besok, malam ini biarkan kami menikmati dulu kemenangan ini,” ujar Riedl ketika ditanya kemungkinan bertemu Thailand di Final.
Tibalah saatnya timnas bertanding di final. Masih bertempat di stadion Pakansari, timnas berjibaku menghadapi Thailand. Sempat tertinggal 0-1 oleh sundulan Teerasil Dangda, timnas sekali lagi berjuang dengan luar biasa untuk dapat membalikkan keadaan melalui gol Rizky Pora dan Hansamu Yama. 2-1 untuk indonesia. Asa Juara membuncah di benak seluruh rakyat Indonesia. Thailand bisa kita kalahkan.
Tetapi seperti empat Final yang sudah-sudah, saat harus menghadapi Thailand di Stadion Rajamangala – Bangkok, timnas tak kuasa menghadang kesempurnaan Thailand. Gawang Kurnia Meiga dibobol dua gol tanpa balas. Thailand menang dengan agregat Gol 3-2. Thailand juara, Indonesia peringkat dua.
Quote:

Tak sedikit yang kecewa dengan hasilnya, tetapi mayoritas publik sepakbola Indonesia tetap bangga dengan perjuangan Timnas. Bagaimana Timnas bermain secara kolektif, bekerjasama, bermain penuh semangat tanpa kenal lelah di tengah keterbatasan dan masalah bahkan sejak tim mulai dibentuk, telah mendapatkan tempat di hati rakyat Indonesia.
Tapi marilah kita menengok sejenak sosok yang duduk di sudut sana; seorang tua yang berasal jauh dari negeri seberang benua, sosok yang di awal penunjukannya sempat kita sangsikan, kita ragukan, kita hujat karena kegagalannya dalam turnamen sebelumnya.
Apapun itu, marilah kita sejenak berbesar hati untuk dapat setidaknya berterima kasih atas apa yang telah dia lakukan untuk timnas Indonesia selama ini. Dia yang dapat membakar semangat pemain-pemain Garuda sehingga mampu berjuang sebegitu-luar-biasanya di tengah keterbatasan yang dimiliki hingga akhirnya dapat melangkah hingga ke final.
Dia yang dengan mantap menerima tanggung jawab sebagai pelatih timnas di saat para pelatih lokal masih diliputi keragu-raguan. Karena, seperti kata Stefano Lilipaly, piala hanyalah sebuah simbol, yang terpenting adalah cara kita berjuang, kita semua bekerjasama demi negeri kita tercinta Indonesia. Itu semua sedikit banyak berkat jasa seorang Riedl.
Terima kasih, Opa Riedl.
Spoiler for sumber:
0
48K
Kutip
348
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan