Bangkapos- Samarinda - Belum sempat bercinta, pria berusia 57 tahun ini tewas di hadapan wanita penghibur.
Kejadian tewasnya seorang pria hidung belang di kompleks lokalisasi Bayur, sekaligus menegaskan bahwa lokalisasi di Kota Tepian (sebutan Samarinda), Kalimantan Timur, masih beroperasi.
Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 22.00 Wita, Rabu (21/9/2016) ,di salah satu kamar yang terdapat di Wisma Banyuwangi.
Saat itu diketahui pria bernama Hartanto (57), warga Jalan Solong Kutai, Samarinda Utara, datang sendirian ke wisma tersebut untuk mencari kenikmatan dunia.
Sebelum diketahui tewas, korban sempat berbincang dengan wanita pekerja seks komersial (PSK) di depan wisma tersebut.
Lalu tak lama berselang, keduanya masuk ke wisma dan langsung menuju salah satu kamar.
Setelah itu, pria itu langsung membuka pakaiannya. Sedangkan PSK berinisial SU (35) disuruh memegang megang kemaluan korban.
"Kami sempat ngobrol di depan, setelah itu masuk ke kamar, dia sempat buka baju dan saya sempat disuruh pegang kemaluannya. Tapi tak lama, dia kembali menggunakan bajunya lagi, setelah dia langsung kejang-kejang," tutur SU, Kamis (22/9/2016).
Mengetahui korban kejang-kejang, SU langsung berteriak. Seketika datanglah sejumlah karyawan wisma ke kamar yang digunakan korban.
Korban pun tak terselamatkan dan tewas di atas ranjang sebelum sempat melakukan persetubuhan dengan SU.
Tak lama berselang, aparat kepolisian dari Polsekta Samarinda Utara datang ke lokasi kejadian, dan membawa korban ke RSUD AW Syahranie untuk menjalani visum.
"Jadi korban dan saksi (SU) belum sempat berhubungan badan, saksi hanya sempat memegang kemaluan korban. Dugaan sementara korban tewas karena obat kuat yang ditenggaknya sebelum menuju ke wisma tersebut," kata Wakapolsek Samarinda Utara, AKP Adi Kuswanto.
"Sejumlah saksi sudah kami minta keterangan, sedangkan barang bukti obat kuat belum kami temukan. Namun kuat dugaan korban terkena serangan jantung akibat menenggak obat kuat. Karena sebelum kejang-kejang, saksi sempat merasakan dada korban berdetak cukup kuat," tambahnya.
Sementara itu, kejadian itu juga semakin menguatkan jika praktik prostitusi di lokalisasi Bayur masih tetap beroperasi.
Dari pantauan Tirbun di lokasi kejadian, di dalam komplek lokalisasi itu masih terdapat sejumlah PSK yang melayani tamu, dan sejumlah wisma masih tetap beroperasi.
"Masih tetap buka, tiap malam ada saja yang datang ke sini. Pekerja memang banyak yang belum pulang ke daerah asal, ya karena pemerintah belum bayar uang santunan untuk mereka," ucap salah satu warga di dalam komplek tersebut.
Waduh lagi musim yang begini, pada tau umur lah, di usap dikit aja langsung pingsan.