- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Data Kasus HIV/AIDS Terus Meningkat, Ini Kata KPA Jabar


TS
mangkrakmaker
Data Kasus HIV/AIDS Terus Meningkat, Ini Kata KPA Jabar
PANGANDARAN, FOKUSJabar.com : Human Immunodeficiency Virus (HIV) menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih (CD4).
Sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia, yang akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.
Penanganan kasus HIV/AIDS di Indonesia belum dikatakan berhasil. Karena gaya hidup kekinian membuat virus ini mudah menular dari tahun ke tahun.
Penanganan kasus penyakit yang belum ada obatnya ini terus meningkat. Di Jawa Barat sendiri, tingkat penyabarannya pun sudah mulai sangat mengkawatirkan.
Data kasus HIV/AIDS Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, tahun 2016 pun membuktikan. Dari 47.379389 jiwa, terdiri dari 27 Kabupaten dan Kota dengan jumlah Puskesmas 1.057 dan 298 unit Rumah Sakit, ada 3.800 kasus HIV di Jawa Barat.
“ Ibarat gunung es yang mencair, data tersebut tetap diprediksi akan terus meningkat,” ungkap Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA-red) Provinsi Jawa Barat, Panca Widi, pada FOKUSJabar.com disela-sela kegiatan Pertemuan Komprehensif HIV/AIDS Kelompok Usia 15-24 Tahun di Pangandaran, Kamis (22/12/2016).
Jumlah kumulatif kasus AIDS dari tahun 1989 s/d September 2016, berada pada kelompok umur 20-29 tahun. Data tersebut membuktikan bahwa usia remaja sangat rentan terifeksi virus HIV. Faktornya adalah gaya hidup bebas yang mengubah cara hidup remaja.
“Kota Bogor masih menjadi rengking pertama kasus HIV pada tahun 2016, disusul oleh Kota Bandung, Kota Bekasi, Indramayu, dan Bekasi, bagaimana dengan Pangandaran,” terang dia.
Pangandaran. Sebuah daerah otonomi baru dengan visi misi sebagai tujuan wisata nasional, kata Panca akan menjadi sasaran penyebaran virus HIV.
Dengan itu, pihaknya terus melakukan pencegahan dengan cara mendatangi daerah dan berdialog kepada setiap orang terutama pada usia muda untuk selalu waspada terinfeksinya virus yang berujung pada kematian itu.
Dia menambahkan, fakta di Jawa Barat, virus ini tidak lagi menular pada Pekerja Seks Komersial (PSK-red) lagi, melainkan sudah menular pada tingkat ibu rumah tangga. Artinya terang dia, virus ini sudah sangat mengkawatirkan.
Data lain pun membuktikan, persentase kasus AIDS di Jawa Barat berdasarkan resiko, Napza Suntik 44,5 persen, Tato 0,1 persen, Heterosex 42,9 persen, Anak 4 persen, Tranfusi Darah, 0,2 persen, Homosex 5 persen.
“Memang tidak ada ciri-ciri khusus bagi si penderita. Namun pola hidup sehat serta jauhi, hubungan seks bebas, narkoba.
Periksakan bagi yang merasa ada kelainan dalam tubuh ke puskesmas atau rumah sakit rujukan yang telah memiliki fasilitas. Kerahasiaan pasien sangat terjamin,” tutup dia.
http://fokusjabar.com/2016/12/22/data-kasus-hivaids-terus-meningkat-kata-kpa-jabar/
Sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia, yang akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.
Penanganan kasus HIV/AIDS di Indonesia belum dikatakan berhasil. Karena gaya hidup kekinian membuat virus ini mudah menular dari tahun ke tahun.
Penanganan kasus penyakit yang belum ada obatnya ini terus meningkat. Di Jawa Barat sendiri, tingkat penyabarannya pun sudah mulai sangat mengkawatirkan.
Data kasus HIV/AIDS Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, tahun 2016 pun membuktikan. Dari 47.379389 jiwa, terdiri dari 27 Kabupaten dan Kota dengan jumlah Puskesmas 1.057 dan 298 unit Rumah Sakit, ada 3.800 kasus HIV di Jawa Barat.
“ Ibarat gunung es yang mencair, data tersebut tetap diprediksi akan terus meningkat,” ungkap Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA-red) Provinsi Jawa Barat, Panca Widi, pada FOKUSJabar.com disela-sela kegiatan Pertemuan Komprehensif HIV/AIDS Kelompok Usia 15-24 Tahun di Pangandaran, Kamis (22/12/2016).
Jumlah kumulatif kasus AIDS dari tahun 1989 s/d September 2016, berada pada kelompok umur 20-29 tahun. Data tersebut membuktikan bahwa usia remaja sangat rentan terifeksi virus HIV. Faktornya adalah gaya hidup bebas yang mengubah cara hidup remaja.
“Kota Bogor masih menjadi rengking pertama kasus HIV pada tahun 2016, disusul oleh Kota Bandung, Kota Bekasi, Indramayu, dan Bekasi, bagaimana dengan Pangandaran,” terang dia.
Pangandaran. Sebuah daerah otonomi baru dengan visi misi sebagai tujuan wisata nasional, kata Panca akan menjadi sasaran penyebaran virus HIV.
Dengan itu, pihaknya terus melakukan pencegahan dengan cara mendatangi daerah dan berdialog kepada setiap orang terutama pada usia muda untuk selalu waspada terinfeksinya virus yang berujung pada kematian itu.
Dia menambahkan, fakta di Jawa Barat, virus ini tidak lagi menular pada Pekerja Seks Komersial (PSK-red) lagi, melainkan sudah menular pada tingkat ibu rumah tangga. Artinya terang dia, virus ini sudah sangat mengkawatirkan.
Data lain pun membuktikan, persentase kasus AIDS di Jawa Barat berdasarkan resiko, Napza Suntik 44,5 persen, Tato 0,1 persen, Heterosex 42,9 persen, Anak 4 persen, Tranfusi Darah, 0,2 persen, Homosex 5 persen.
“Memang tidak ada ciri-ciri khusus bagi si penderita. Namun pola hidup sehat serta jauhi, hubungan seks bebas, narkoba.
Periksakan bagi yang merasa ada kelainan dalam tubuh ke puskesmas atau rumah sakit rujukan yang telah memiliki fasilitas. Kerahasiaan pasien sangat terjamin,” tutup dia.
http://fokusjabar.com/2016/12/22/data-kasus-hivaids-terus-meningkat-kata-kpa-jabar/
0
1.8K
19


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan