Kaskus

News

mangkrakmakerAvatar border
TS
mangkrakmaker
Tingkat Kesadaran Berdonor Darah Warga Jawa Barat Rendah
TEMPO.CO , Subang - Kesadaran masyarakat Jawa Barat untuk mendonorkan darahnya dinilai masih rendah. "Baru mencapai 1 persen plus," kata Wakil Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Jawa Barat, Tjatja Kuswara, saat ditemui Tempo di sela acara Musyawarah Kerja PMI Kabupaten Subang, Rabu, 21 Desember 2016.

Padahal, kata Tjatja, sesuai imbauan Ketua PMI Pusat Yusuf Kalla, angka partisipasi masyarakat di sebuah provinsi minimal dua persen. "Bisa dibayangkan jika Jawa Barat yang berpenduduk 40 juta jiwa, dua persen masyarakatnya mendonorkan darahnya, dipastikan tidak ada kasus kekurangan stok darah," ujarnya.

Untuk menggenjot tingkat partisipasi donor darah di segala lapisan masyarakat tersebut, Tjatja terus melakukan terobosan-terobosan baru dan tak henti mensosialisaikannya.
Salah satu terobosan baru yang dilakukan PMI Jawa Barat, jelas Tjatja, yakni dengan melakukan pendekatan humanis kepada kalangan mahasiswa di berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta. "Kami memulainya di kampus Universitas Langlangbuana Bandung," tuturnya.

Tjatja mengatakan bahwa mendonorkan darah itu kecuali buat kepentingan kemanusiaan, juga demi kesehatan setiap masyarakat. "Dan satu lagi, harus jadi gaya hidup," ujarnya.

Upaya lain yang juga sedang digiatkan adalah dengan cara donor darah jemput bola yang menggunakan unit bus transfusi. Bus transfusi darah tersebut secara mobile dan terjadwal melakukan donor jemput bola ke tengah-tengah masyarakat pedesaan yang jauh dari perkotaan. Dan hasilnya cukup bagus.


Tjatja mengatakan daerah yang paling tinggi memerlukan stok darah di Jawa Barat, yakni Kota Bandung, Cirebon dan Kota Bogor. Hal ini disebabkan frekuensi berbagai kegiatan masyarakat di ketiga daerah tersebut paling tinggi.

Pelaksana teknis Bupati Subang, Imas Aryumningsih, mengatakan peran PMI saat ini sangat sentral. "Terutama jika dikaitkan dengan tingginya angka peristiwa bencana alam yang terjadi di Subang," katanya.

Imas mengaku lega jika dalam sebuah peristiwa bencana alam, seperti kejadian banjir bandang dan longsor di Desa Sukakerti, Kecamatan Cisalak, beberapa waktu lalu, sudah berdiri pos dan para petugas PMI. "Artinya, satu masalah sudah bisa ditangani PMI bersama Tagana, misalnya," ujarnya.

Oleh karena itu Imas ingin meningkatkan peran PMI, terutama yang berada di tingkat kecamatan sebagai ujung tombak. "Mulai sekarang saya minta para camat menyiapkan satu ruangan khusus buat kegiatan PMI lengkap dengan teleponnya," tegasnya.


Ikhtiar tersebut perlu dilakukan agar jika ada musibah bencana alam masyarakat bisa dengan cepat melapor ke PMI kecamatan terdekat dan langsung mendapat respon dari petugas PMI.



https://m.tempo.co/read/news/2016/12/22/058829729/tingkat-kesadaran-berdonor-darah-warga-jawa-barat-rendah
0
4.9K
95
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan