gambar hanya ilustrasi
Alkisah pada suatu masa, hiduplah seorang gadis belia bernama Percil. Ia tak tahu siapa ibunya dan siapa bapaknya. Ia dibesarkan oleh salah seorang yang menemukannya di dekat sendang (Sumber Mata Air). Ia begitu penasaran siapa orang tua kandungnya. Ia menjalani harinya dengan penuh rasa penasaran.
Seperti biasa, Pagi hari ini percil pergi ke sendang untuk mencuci baju. Namun hal yang tak terduga terjadi hari itu. Saat ia mencuci, terdengar suara memanggil-manggil namanya “Precil, Precil, Precil”. Ia ketakutan mendengar suara tersebut, karena distu tiada orang lain selain dirinya, suasana pepohonan yang rimbun menambah suasana semakin menakutkan. Kemudian terdengar suara lagi “ Jangan takut nak, aku ibumu, jangan takut”. Ia makin ketakutan sekaligus penasaran mencari asal suara tersebut. “Disini nak, didalam sendang, aku disini nak”, percil memandang ke dalam sendang dan hanya melihat seekor bangkong. Ia terkejut karena mengetahui bangkong tersebutlah yang berbicara kepadanya.
gambar hanya ilustrasi
Ia masih tak percaya akan apa yang ia lihat. Kemudian sang bangkong menceritakan bagaimana semua ini bisa terjadi. Singkat cerita, pada jaman dahulu sewaktu percil belum lahir, orang tuanya tidak memiliki anak setelah berpuluh tahun menikah. Akhirnya mereka pergi ke seorang paranormal untuk meminta keturunan. Sang paranormal menjajikan akan membantu agar meraka mempunyai keturunan. Ternyata setelah tiga bulan berlalu, ibu percil mengandung bayi yang tidak lain dan tidak bukan adalah percil. Setelah mengandung 9 bulan, percil lahir. Namun tanpa diketahui, ternyata sang paranormal meminta tumbal. Ayah percil meninggal setelah sesaat percil lahir. Ibu percil kebingungan dan datang kembali ke paranormal. Ia menanyakan kematian ayah percil. Sang paranormal menuturkan bahwa itu adalah tumbal. Saat ada jiwa yang lahir, maka harus ada jiwa yang mati juga. Ibu percil marah, karena dahulu sama sekali tak disebutkan mengenai tumbal. Ia murka kepada sang paranormal. Akibat kemarahannya, saat perjalanan pulang, tepatnya di dekat sendang, ibu percil berubah menjadi bangkong akibat sihir sang paranormal. Percil tergeletak di dekat sendang dan ditemukan oleh orang yang merawat percil hingga sekarang.
Setelah mengetahui cerita tersebut, ia kemudian pulang dengan penuh rasa kebingungan. Setiap hari percil pergi ke sendang untuk mendengarkan cerita dari sang bangkong. Ia mendengarkan cerita demi cerita dari sang bangkong, hingga akhirnya ia bisa benar-benar percaya bahwa bangkong tersebut adalah ibunya.
gamabr hanya ilustrasi
Hari demi hari berlalu, hingga pada suatu hari, saat percil pulang dari sendang, ia berpapasan dengan segerombolan orang berkuda, ternyata mereka adalah seorang pangeran beserta para pengawalnya. Bermula dari pertemuan mereka, muncullah cinta dihati pangeran. Setiap hari pangeran berkunjung ke desa percil hanya untuk melihat percil pulang dari sendang. Singkat cerita, pangeran melamar percil dan mereka menikah.
gambar hanya ilustrasi
gambar hanya ilustrasi
Dihari pernikahan mereka, dilaksanakan sebuah pesta dan arak-arakan di desa percil. Sang bangkong yang merupakan ibu percil turut bahagia mendengar anaknya menikah dengan seorang pangeran. Ia pergi ke pinggir jalan untuk melihat arak-arakan anaknya bersama sang pangeran. Namun naas, saat ibunya melihat arak-arakan, tak sengaja ibunya terinjak kuda dan mati. Tak satupun orang mengetahui kejadian tersebut.
Setelah pesta perayaan pernikahan dan arak-arakn selesai, percil kembali pergi ke sendang untuk menengok ibunya. Namun yang ia temui ibunya tidak ada di sendang. Kemudian ia memutuskan untuk mencari ibunya. Saat perjalanan pulang dari sendang, ia menemukan ibunya telah mati dan telah menjadi bangkai. Dengan seketika ia menangis, ia membawa ibunya dengan penuh air mata. Percil menguburkan ibunya di samping sendang. Kini setiap hari ia hanya meratapi ibunya dengan air mata. Kini setiap hari ia pergi ke sendang dan pulang dengan mata sembab.
gambar hanya ilustrasi
TAMAT