Tim Densus 88 menggerebek empat terduga teroris di rumah kontrakannya yang terletak di Kampung Curug RT 002/RW 01 desa Babakan, kecamatan Setu, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (21/12). Terjadi perlawanan saat itu.

Satu dari tiga terduga teroris yang ada di dalam rumah melempar bom ke arah tim Densus 88. Tak mau ambil resiko, tim Densus 88 pun melepaskan tembakan. Tembakan menyebabkan ketiga orang yang ada di dalam rumah tewas. Sementara satu orang terduga selamat.

Satu dari tiga orang yang tewas bernama Omen. Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Rikwanto, Omen atau yang bernama lengkap Abdul Rahman (28) adalah residivis kasus pembunuhan pada 2011. Saat itu, Omen dikenal sebagai anak punk.

Kasus pembunuhan yang melibatkan Omen itu berawal dari cekcok sesama geng punk. Kala itu atau tepatnya Sabtu (19/3/2011) Omen dan empat temannya mengeroyok Ribet Bagus Indra alias Bandit (18) di Jalan Cipaku 1 Nomor 85 Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Mereka mengeroyok karena Ribet tidak memberikan jatah hasil ngamennya kepada teman-temannya. Pengeroyokan menyebabkan Ribet tewas. Setelah tak bernyawa, mayat Ribet dimasukkan ke dalam sebuah lemari.

Omen dan dua temannya akhirnya dicokok polisi di Jalan Bangka, Jakarta Selatan pada hari pembunuhan itu juga. Kasus itu menyebabkan Omen dijebloskan ke LP Cipinang selama tujuh tahun.

Selama menjalani hukuman di LP Cipinang itu, rupanya Omen berkenalan dengan si Raja Keong alias Bhakti Rasna alias Abu Haikal. Netz.id menulis, Abu Haikal adalah anak buah pelaku yang meledakkan Kedutaan Besar Filipina pada tahun 2000.

Abu Haikal juga dikenal sebagai anak buah sekaligus pengawal Dulmatin, pelaku Bom Bali I pada tahun 2002. Haikal dibui di LP Cipinang atas kasus membantu Dulmatin dalam melancarkan aksi terorisme di Indonesia.






Di dalam sel Omen dan Haikal intensif bertemu. Dalam pertemuan-pertemuan itulah, Haikal memengaruhi Omen untuk ikut jihad radikal. Rupanya Omen tertarik. Sejak saat itulah ia menyatakan ikut bergabung dengan jaringan Haikal.

Di sel itu Haikal juga memperkenalkan Omen ---yang kemudian punya nama alias Abdul Rauf-- ini dengan jaringan teroris lainnya yakni Achmad Taufik alias Ovi. Ovi adalah terpidana percobaan pengeboman di Kedubes Myanmar pada 2013.

Lima tahun menjalani masa tahanan, Omen mendapat remisi pada 2016. Ia bebas.

Setelah bebas ini ia terus berkomunikasi dengan jejaring teroris lain melalui dunia maya facebook. Menurut Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian, demikian detikcom menulis, Omen punya akun @Juhaiman Al Arkhabiliy.

Dengan akun ini Omen intensif menjalin komunikasi dengan beberapa anggota Jamaah Anshorut Tauhid, di antaranya @Ammar_Barbarossa milik Achmad Taufik alias Ovi, terpidana kasus teroris bom Kedubes Myanmar.

Dengan akun itu juga pada 28 Agustus 2016, Omen menjalin komunikasi akun @Ahmad Al Sam miun. Kepada Omen, Ahmad Al Sam miun mengirimkan sebuah KTP atas nama Ivan Armadi Hasugian alias Abdurahman Madi.

Melalui Facebook dan telegram, Omen dan Ivan (@Abu-Kafka) terus menjalin komunikasi dan mengajari Ivan cara membuat detonator dan takaran penggunaan misiu. Omen juga menyebar cara membuat bom melalui telegram dengan akun FUCK_APPS yang disebar dan diteruskan ke grup-grup jaringan teroris.

Kepada Ivan, Omen mengaku berasal dari Medan. Dia pun mengajak Ivan melakukan amaliyah atau serangan bom bunuh diri bersama di Medan.

Beruntung, rencana melakukan bom bunuh diri itu berhasil digagalkan polisi. Dor..dor..dor...Omen pun tewas diterjang peluru bersama dua terduga teroris lain di rumah kontrakannya di Tangerang Selatan, Rabu kemarin.