Berbeda zaman berbeda pula cara menyaring kandidat. Jika dulu pencari kerja berlomba-lomba untuk mendapatkan pekerjaan, kini pencari kerja sudah semakin menyadari bahwa mereka mereka adalah aset yang berharga bagi perusahaan. Maka dari itu, penting bagi perusahaan, khususnya rekruter untuk menarik perhatian dari kandidat agar mau bekerja di perusahaannya.
Spoiler for Jangan undang mereka datang ke kantor:
Kebanyakan perusahaan di Indonesia sering mengundang kandidat untuk datang ke kantor untuk mengikuti tes dan interview. Namun untuk generasi millennial yang cenderung menyukai hal-hal yang mudah dan efisien, hal ini dirasa kurang tepat. Datang ke kantor membuat mereka harus berkorban banyak, mulai dari waktu, tenaga hingga biaya.
Bahkan tidak jarang ada kandidat yang kesulitan untuk mencari lokasi kantor dan kesulitan itu seringkali membuat kandidat menjadi tidak fokus lagi untuk mengikuti tes ataupun interview. Sehingga hasilnya pun tidak seperti yang diingkan baik oleh kandidat maupun bagi perusahaan sendiri.
Spoiler for Proses rekrutmen yang menyenangkan:
Terkadang kandidat menjadi malas untuk mengikuti proses rekrutmen karena hal dilakukan oleh setiap perusahaan cenderung sama. Sehingga akan membosankan bagi kandidat untuk melakukan hal yang sama di setiap perusahaan tempatnya melamar.
Bahkan seringkali proses rekrutmen dianggap sebagai beban bagi kandidat, sehingga kandidat tidak bisa menunjukan kemampuan dan kepribadiannya secara maksimal. Jika sudah begitu bukan hanya kandidat yang rugi tapi perusahaan juga. Perusahaan haruslah mampu memberikan suasana yang menyenangkan, dengan begitu rekruter dapat melihat potensi kandidat dengan lebih jelas lagi.
Spoiler for Status yang jelas:
Pada dasarnya manusia itu membutuhkan status yang jelas dalam hidupnya, bukan hanya dalam percintaan saja, tapi dalam proses rekrutmen. Tidak jarang kandidat harus menunggu lama untuk mengetahui apakah dirinya lolos ke tahap berikutnya atau tidak. Bahkan kandidat dibiarkan terus menunggu tanpa adanya jawaban sama sekali dan akhirnya berhenti berharap. Hal itu bukanlah sesuatu yang baik bagi perusahaan, karena nantinya hal itu akan mempengaruhi image perusahaan di mata kandidat.
Tentu saja ada perasaan tidak enak ketika harus memberitahukan orang lain bahwa dia tidak diterima kerja di perusahaan yang dilamarnya, namun hal itu lebih baik. Karena dari situ, kandidat bisa memutuskan untuk melakukan hal apa selanjutnya.
Penting bagi perusahaan untuk mengerti apa yang diinginkan oleh kandidat modern. Karena mereka tidak hanya sudah menyadari betapa penting dirinya bagi perusahaan tapi juga sudah terbiasa dengan kemudahan yang diberikan oleh teknologi.
Maka dari itu, rekruter harus dapat memanfaatkan teknologi dengan baik agar dapat memudahkan proses rekrutmen. Hal itu tidak hanya memudahkan kandidat tapi juga membuat pekerjaan rekruter menjadi jauh lebih mudah.