- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Timnas Indonesia Menjadi Teladan Dalam Menjaga Toleransi


TS
aisyaainun
Timnas Indonesia Menjadi Teladan Dalam Menjaga Toleransi
Quote:
Soal persatuan, kolektivitas, soliditas, kerja sama sudah ditunjukkan timnas sepanjang AFF Suzuki Cup 2016. Di ruang ganti, tergambar nyata aksi toleransi. Gelaran Piala AFF 2016 sudah usai. Ajang itu memunculkan Thailand lagi sebagai juara. Indonesia kembali harus puas menjadi runner-up setelah lima kali mencapai final. Selain daya juang di tengah lapangan, Pasukan Garuda menuai simpati karena bisa membuktikan toleransi itu masih ada di tengah sensitifnya perbedaan agama belakangan ini. Hampir semua pertandingan yang dijalani timnas dilaksanakan pukul 19.00 WIB. Karena sudah harus berada di stadion, para pemain, staf pelatih, dan tim pendukung pun melakukan sholat Maghrib di sana.
Foto terbaru soal aktivitas itu muncul menjelang laga Indonesia dengan Thailand. Pada foto tersebut terlihat dokter tim, dr Syarif Alwi menjadi imam. Di belakangnya ada asisten pelatih Wolfgang Pikal yang mengenakan sarung bersama para pemain. Menariknya, para pemain nonmuslim seperti Boaz Salossa dan Stefano Lilipaly, duduk di belakang barisan saf itu. Mereka tampak menunggu dengan tenang. dr Syarif Alwi mengatakan mereka memang tak pernah menemui persoalan untuk beribadah. Pemain-pemain yang bukan muslim pun menganggap aktivitas itu wajar. "Semalam itu kami wajib sudah bersiap maksimal pukul 18.10 (waktu Thailand). Sebelum pukul 18.00, kami minta izin kepada commissioner pertandingan bahwa kami ingin shalat dulu. Akhirnya mereka mengizinkan. Kami pun mengambil air wudhu. Kami shalat bergantian," ungkap Dr. Syarif kepada detikSport (Minggu, 18/12/2016).
Pria yang akrab disapa Papi itu mengaku sangat bangga dan bersyukur karena memiliki tim yang taat beribadah. Sepadat apapun latihan misalnya, mereka selalu menjalankan ibadah shalat atau kalau tidak sempat mereka menjamak solatnya. "Setiap latihan kami juga melakukan itu, kalau pertandingan sempat kami lakukan. Kalau tidak, kami jamak," katanya. Pun demikian saat tiba waktu shalat Jumat, para pemain yang beragama Islam pergi menuju masjid. Sementara pemain yang nonmuslim diberikan kebebasan, yaitu dipersilakan makan siang lebih dulu atau menunggu bersama satu tim. "Jadi kalau pemain yang nonmuslim mau menunggu kami pulang dari mesjid, ya silakan. Kami makan bersama, dengan pakaian sama ketika shalat, pakai sarung, peci, tapi mereka tidak masalah. Kami tetap bersama-sama," ujar dia.
Perbedaan disebut dr Syarif justru semakin terasa indah ketika bersama-sama saling bertoleransi. Keberagamaan membuat mereka makin solid. "Kalau waktunya ibadah untuk yang non muslim. Kami tidak melarang mereka untuk ke gereja. Perbedaan di antara kami tidak mengganggu sama sekali, justru kami semakin kompak," ucap dia. Selain menjelaskan soal ibadah di ruang ganti itu, dr. Syarif sekaligus meminta permohonan maaf atas ketidakberhasilan timnya meraih gelar juara AFF Suzuki Cup 2016. "Kami meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia. Kami sudah berusaha maksimal, tapi Tuhan mempunyai rencana lain," katanya.
Apa yang ditunjukkan oleh timnas Indonesia sangat layak kita tiru dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Timnas Indonesia mampu memberikan contoh bagi masyarakat Indonesia bahwa toleransi itu penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Marilah kita bersama-sama sadar bahwa keberagaman dan perbedaan itu sangat indah dan hargai semua perbedaan itu demi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Spoiler for :

Foto terbaru soal aktivitas itu muncul menjelang laga Indonesia dengan Thailand. Pada foto tersebut terlihat dokter tim, dr Syarif Alwi menjadi imam. Di belakangnya ada asisten pelatih Wolfgang Pikal yang mengenakan sarung bersama para pemain. Menariknya, para pemain nonmuslim seperti Boaz Salossa dan Stefano Lilipaly, duduk di belakang barisan saf itu. Mereka tampak menunggu dengan tenang. dr Syarif Alwi mengatakan mereka memang tak pernah menemui persoalan untuk beribadah. Pemain-pemain yang bukan muslim pun menganggap aktivitas itu wajar. "Semalam itu kami wajib sudah bersiap maksimal pukul 18.10 (waktu Thailand). Sebelum pukul 18.00, kami minta izin kepada commissioner pertandingan bahwa kami ingin shalat dulu. Akhirnya mereka mengizinkan. Kami pun mengambil air wudhu. Kami shalat bergantian," ungkap Dr. Syarif kepada detikSport (Minggu, 18/12/2016).
Pria yang akrab disapa Papi itu mengaku sangat bangga dan bersyukur karena memiliki tim yang taat beribadah. Sepadat apapun latihan misalnya, mereka selalu menjalankan ibadah shalat atau kalau tidak sempat mereka menjamak solatnya. "Setiap latihan kami juga melakukan itu, kalau pertandingan sempat kami lakukan. Kalau tidak, kami jamak," katanya. Pun demikian saat tiba waktu shalat Jumat, para pemain yang beragama Islam pergi menuju masjid. Sementara pemain yang nonmuslim diberikan kebebasan, yaitu dipersilakan makan siang lebih dulu atau menunggu bersama satu tim. "Jadi kalau pemain yang nonmuslim mau menunggu kami pulang dari mesjid, ya silakan. Kami makan bersama, dengan pakaian sama ketika shalat, pakai sarung, peci, tapi mereka tidak masalah. Kami tetap bersama-sama," ujar dia.
Perbedaan disebut dr Syarif justru semakin terasa indah ketika bersama-sama saling bertoleransi. Keberagamaan membuat mereka makin solid. "Kalau waktunya ibadah untuk yang non muslim. Kami tidak melarang mereka untuk ke gereja. Perbedaan di antara kami tidak mengganggu sama sekali, justru kami semakin kompak," ucap dia. Selain menjelaskan soal ibadah di ruang ganti itu, dr. Syarif sekaligus meminta permohonan maaf atas ketidakberhasilan timnya meraih gelar juara AFF Suzuki Cup 2016. "Kami meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia. Kami sudah berusaha maksimal, tapi Tuhan mempunyai rencana lain," katanya.
Apa yang ditunjukkan oleh timnas Indonesia sangat layak kita tiru dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Timnas Indonesia mampu memberikan contoh bagi masyarakat Indonesia bahwa toleransi itu penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Marilah kita bersama-sama sadar bahwa keberagaman dan perbedaan itu sangat indah dan hargai semua perbedaan itu demi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Salut gue sama TIMNAS,, sangat TOLERAN dan PLURALIS..
LINK
Diubah oleh aisyaainun 19-12-2016 11:43


tien212700 memberi reputasi
1
979
Kutip
6
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan