- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Perlukah Gonta-Ganti Smartphone?


TS
taufiqdrhyms
Perlukah Gonta-Ganti Smartphone?

Quote:
Saat ini smartphone tak bisa lagi dipisahkan dari kehidupan kita. Mulai dari yang muda sampai yang tua. Melihat anak Sekolah Dasar mengenggam smartphone rasanya sudah lumrah kita dapati. Yang tua pun tak mau kalah, mencoba mengejar ketertinggalan dari tren masa kini. Feature phone atau di tempat ane sering disebut "HP senter," hanya menjadi ponsel kedua dikarenakan baterainya yang tahan lama.
Situasi ini dimanfaatkan betul oleh para produsen smartphone yang tak henti-hentinya mengeluarkan model baru. Kompetisi bukan lagi tentang inovasi, namun fokus untuk memperbanyak pembeli. Keuntungan bukan hanya didapati produsen, konsumen juga diuntungkan dengan banyaknya pilihan model serta harga yang variatif sehingga sesuai dengan budget masing-masing.
Masalahnya adalah godaan yang ditebarkan para produsen smartphone membuat kita terobsesi dengan "model terbaru" yang sebenarnya minim terobosan. Saat ini siklus peluncuran flagship atau model andalan dari suatu produsen semakin rapat, tidak lagi setahun sekali seperti dulu-dulu, namun per semester atau bahkan lebih cepat.
Dari sini para "reviewersmartphone bermunculan. Menguji dan membandingkan setiap aspek dari satu model dengan model yang lain. Website dan kanal YouTube berlomba-lomba memberikan opini tercepat tentang model yang baru dirilis.
Melihat dan mengikuti tren ini sah-sah saja, namun apa betul bahwa hal ini tidak berdampak pada diri kita?
Situasi ini dimanfaatkan betul oleh para produsen smartphone yang tak henti-hentinya mengeluarkan model baru. Kompetisi bukan lagi tentang inovasi, namun fokus untuk memperbanyak pembeli. Keuntungan bukan hanya didapati produsen, konsumen juga diuntungkan dengan banyaknya pilihan model serta harga yang variatif sehingga sesuai dengan budget masing-masing.
Masalahnya adalah godaan yang ditebarkan para produsen smartphone membuat kita terobsesi dengan "model terbaru" yang sebenarnya minim terobosan. Saat ini siklus peluncuran flagship atau model andalan dari suatu produsen semakin rapat, tidak lagi setahun sekali seperti dulu-dulu, namun per semester atau bahkan lebih cepat.
Dari sini para "reviewersmartphone bermunculan. Menguji dan membandingkan setiap aspek dari satu model dengan model yang lain. Website dan kanal YouTube berlomba-lomba memberikan opini tercepat tentang model yang baru dirilis.
Melihat dan mengikuti tren ini sah-sah saja, namun apa betul bahwa hal ini tidak berdampak pada diri kita?
Fungsi yang sama
Quote:
Tidak bisa dipungkiri bahwa smartphone saat ini sudah menjadi alat yang multifungsi. Dan tidak butuh waktu yang lama untuk sampai kesini. Kemajuan pesat ini tidak lepas dari kompetisi yang ketat. Mulai dari Nokia, kemudian BlackBerry, lalu Apple yang dinilai menciptakan kembali interaksi dengan ponsel dalam kehidupan kita. Tidak ketinggalan Android yang muncul sebagai "smartphone sejuta umat" layaknya Avanza yang menjadi mobil rakyat.
Dulu ponsel hanya digunakan untuk membuat panggilan, kemudian ditambahkan fungsi-fungsi baru seperti mengirim pesan singkat, kalkulator, kalender dst. Seiring berjalannya waktu, fitur-fitur baru terus bermunculan, mulai dari kemampuan untuk memutar radio dan musik hingga menerima dan mengirim email. Tak sampai disitu, sifat ponsel yang portabel membuat produsen memutar otak hingga tiba saat dimana ponsel bukan lagi sekedar alat komunikasi, namun menjadi "komputer kecil" yang bisa dibawa kemana-mana, plus kamera dan layar sentuh tentunya.
Saat ini kita telah tiba pada masa "kejenuhan" dimana fokus sudah bergeser dari hardware ke software, pengalaman pengguna pun menjadi fokus utama produsen. Lagi-lagi ini merupakan keniscayaan dari kompetisi. Kita berada di masa dimana smartphone menjadi sangat homogen. Semua "fungsi utama" hampir pasti dimiliki semua smartphone, yang membedakan hanyalah jeroan dan sistem operasinya.
Mari kita tengok "terobosan" pada smartphone dalam beberapa tahun terakhir. Sebut saja layar melengkung (model Edge dari Samsung) atau dual camera (Apple, meskipun mereka bukan yang pertama) yang kemudian diikuti oleh para kompetitor. Hal-hal ini seakan hanya menjadi pemanis bagi smartphone dan untuk mendapatkannya pun konsumen harus merogoh kocek yang tidak sedikit. Meskipun produsen yang ane sebutin di atas juga menjamin kenyamanan penggunanya dengan dukungan yang baik (hardware, software dan aftersales).
Tak heran, untuk membendung para pemain besar, banyak kompetitor yang menawarkan smartphone dengan spesifikasi tinggi plus harga yang terjangkau. Lagi-lagi, konsumen diuntungkan. Namun apakah "rasanya" sama dengan smartphone dari brand-brand besar? Silahkan dijawab sendiri.
Karena sepertinya mulai ngalor-ngidul, mari kembali ke laptop.
Keputusan untuk membeli smartphone ada di tangan kita. Tentunya dengan berbagai pertimbangan mulai dari budget, dan fitur utama yang sesuai dengan kebutuhan, seperti ukuran layar yang kecil, sedang atau besar, lalu sistem operasi, atau mungkin kamera. Disinilah peran para reviewer, pengambilan keputusan menjadi lebih mudah dengan mengetahui kesesuaian smartphone dengan kebutuhan kita.
Seperti yang sudah ane sebutkan di atas, godaan saat ini sangat berat. Seakan-akan selalu saja ada fitur yang kurang dari smartphone kita saat ini. Apapun itu, kamera selfie yang kurang greget, ketahanan terhadap air (waterproof), performa lelet, dan kawan-kawannya.
Dulu ponsel hanya digunakan untuk membuat panggilan, kemudian ditambahkan fungsi-fungsi baru seperti mengirim pesan singkat, kalkulator, kalender dst. Seiring berjalannya waktu, fitur-fitur baru terus bermunculan, mulai dari kemampuan untuk memutar radio dan musik hingga menerima dan mengirim email. Tak sampai disitu, sifat ponsel yang portabel membuat produsen memutar otak hingga tiba saat dimana ponsel bukan lagi sekedar alat komunikasi, namun menjadi "komputer kecil" yang bisa dibawa kemana-mana, plus kamera dan layar sentuh tentunya.
Saat ini kita telah tiba pada masa "kejenuhan" dimana fokus sudah bergeser dari hardware ke software, pengalaman pengguna pun menjadi fokus utama produsen. Lagi-lagi ini merupakan keniscayaan dari kompetisi. Kita berada di masa dimana smartphone menjadi sangat homogen. Semua "fungsi utama" hampir pasti dimiliki semua smartphone, yang membedakan hanyalah jeroan dan sistem operasinya.
Mari kita tengok "terobosan" pada smartphone dalam beberapa tahun terakhir. Sebut saja layar melengkung (model Edge dari Samsung) atau dual camera (Apple, meskipun mereka bukan yang pertama) yang kemudian diikuti oleh para kompetitor. Hal-hal ini seakan hanya menjadi pemanis bagi smartphone dan untuk mendapatkannya pun konsumen harus merogoh kocek yang tidak sedikit. Meskipun produsen yang ane sebutin di atas juga menjamin kenyamanan penggunanya dengan dukungan yang baik (hardware, software dan aftersales).
Tak heran, untuk membendung para pemain besar, banyak kompetitor yang menawarkan smartphone dengan spesifikasi tinggi plus harga yang terjangkau. Lagi-lagi, konsumen diuntungkan. Namun apakah "rasanya" sama dengan smartphone dari brand-brand besar? Silahkan dijawab sendiri.

Karena sepertinya mulai ngalor-ngidul, mari kembali ke laptop.
Keputusan untuk membeli smartphone ada di tangan kita. Tentunya dengan berbagai pertimbangan mulai dari budget, dan fitur utama yang sesuai dengan kebutuhan, seperti ukuran layar yang kecil, sedang atau besar, lalu sistem operasi, atau mungkin kamera. Disinilah peran para reviewer, pengambilan keputusan menjadi lebih mudah dengan mengetahui kesesuaian smartphone dengan kebutuhan kita.
Seperti yang sudah ane sebutkan di atas, godaan saat ini sangat berat. Seakan-akan selalu saja ada fitur yang kurang dari smartphone kita saat ini. Apapun itu, kamera selfie yang kurang greget, ketahanan terhadap air (waterproof), performa lelet, dan kawan-kawannya.
Namun apakah karena hal-hal ini kita harus gonta-ganti smartphone?
Quote:
Ini bisa menjadi renungan bersama. Ane sendiri melihat teman-teman yang bahkan masih menggunakan smartphone keluaran tahun 2012 atau di bawahnya dan merasa tenang-tenang saja. Jujur saya merasa malu, yang karena alasan "hp lelet" dan segala tetek bengeknya membuat saya kurang bersyukur dan memaksakan diri untuk naik ke kereta dengan tujuan "tren." 
Ane juga ingat pernah baca artikel yang menuliskan bahwa salah satu perusahaan di Tiongkok melarang pegawainya menggunakan "smartphone bermerek buah," karena melihat pegawainya menghabiskan beberapa bulan gaji hanya untuk membeli smartphone tersebut.
Bisa sama-sama kita lihat bahwa tren smartphone ini masih akan terus berlanjut, apalagi di negara tercinta kita ini, dimana produsen jor-joran mempromosikan produk-produknya. Dan kitapun sulit menahan gempuran tersebut. Tergoda.
Tengok kembali, bisa saja tidak ada yang salah dari smartphone yang kita miliki saat ini. Memang, sebagian besar orang "keranjingan" dengan update terbaru baik secara software maupun hardware. Tapi apakah sampai harus gonta-ganti smartphone?
Tidak ada yang melarang kita untuk mengganti smartphone, jika merasa sudah waktunya dipensiunkan dan "kebutuhan" kita tidak terakomodir oleh smartphone tersebut, berarti mengganti smartphone merupakan suatu keharusan. Lagi-lagi, klise memang, namun banyak dari kita (termasuk saya sendiri) masih terperangkap di antara keinginan dan kebutuhan.
Mari mencoba untuk tidak terbawa dengan tren "update" ini. Jika kita telusuri tidak semua fitur dalam smartphone dimanfaatkan oleh penggunanya. Mengamati tren tidak menjadi masalah, namun menjadi korban dari tren itulah masalah sebenarnya.

Ane juga ingat pernah baca artikel yang menuliskan bahwa salah satu perusahaan di Tiongkok melarang pegawainya menggunakan "smartphone bermerek buah," karena melihat pegawainya menghabiskan beberapa bulan gaji hanya untuk membeli smartphone tersebut.
Bisa sama-sama kita lihat bahwa tren smartphone ini masih akan terus berlanjut, apalagi di negara tercinta kita ini, dimana produsen jor-joran mempromosikan produk-produknya. Dan kitapun sulit menahan gempuran tersebut. Tergoda.
Tengok kembali, bisa saja tidak ada yang salah dari smartphone yang kita miliki saat ini. Memang, sebagian besar orang "keranjingan" dengan update terbaru baik secara software maupun hardware. Tapi apakah sampai harus gonta-ganti smartphone?
Tidak ada yang melarang kita untuk mengganti smartphone, jika merasa sudah waktunya dipensiunkan dan "kebutuhan" kita tidak terakomodir oleh smartphone tersebut, berarti mengganti smartphone merupakan suatu keharusan. Lagi-lagi, klise memang, namun banyak dari kita (termasuk saya sendiri) masih terperangkap di antara keinginan dan kebutuhan.
Mari mencoba untuk tidak terbawa dengan tren "update" ini. Jika kita telusuri tidak semua fitur dalam smartphone dimanfaatkan oleh penggunanya. Mengamati tren tidak menjadi masalah, namun menjadi korban dari tren itulah masalah sebenarnya.
*Sumber dari blog ane sendiri gan, bukan copas



Ditunggu komeng dan ratingnya gan

trit ht#1 - barangkali ada yang mau mampir

Kata agan-agan...
Quote:
Original Posted By sitch_07►Kalo memang perlu dan mampu ya ga masalah..
Yg jd masalah kalo cm sekedar buat gaya2an.
Prinsipnya cost vs expense..
Jadi cost kalo punya mamfaat di masa depan.
Jd expense kalo ga punya mamfaat.
Yg jd masalah kalo cm sekedar buat gaya2an.
Prinsipnya cost vs expense..
Jadi cost kalo punya mamfaat di masa depan.
Jd expense kalo ga punya mamfaat.
Quote:
Original Posted By xanax.viagra►minim terobosan ? kata siapa?
coba ente ganti hape tiap 2-3 tahun sekali
pasti rasanya beda banget
lebih kencang, banyak fitur baru, banyak kemudahan dibanding sebelumnya, dll dll
apalagi skarang jaman 4G, saran ane buat kalian yg masih di 3G cepetan ganti hape deh
3G ke 4G itu terobosan banget loh, kuota internet lebih murah di 4G daripada 3G
dulu mau youtube aja di hape yg cuma bisa 3G masih mikir2, sekarang sejak di 4G, ane bisa youtube sepuasnya tanpa takut soal kuota, karena emang murah banget, nyaris kek gratis rasanya
kalo ane patokannya web produsen hape aja (dalam kasus ane, samsung)
kalo di web hape ane masih di pajang, berarti aman
tapi kalo udah gak di pajang, berarti pertanda kudu ganti
coba ente ganti hape tiap 2-3 tahun sekali
pasti rasanya beda banget
lebih kencang, banyak fitur baru, banyak kemudahan dibanding sebelumnya, dll dll
apalagi skarang jaman 4G, saran ane buat kalian yg masih di 3G cepetan ganti hape deh
3G ke 4G itu terobosan banget loh, kuota internet lebih murah di 4G daripada 3G
dulu mau youtube aja di hape yg cuma bisa 3G masih mikir2, sekarang sejak di 4G, ane bisa youtube sepuasnya tanpa takut soal kuota, karena emang murah banget, nyaris kek gratis rasanya
kalo ane patokannya web produsen hape aja (dalam kasus ane, samsung)
kalo di web hape ane masih di pajang, berarti aman
tapi kalo udah gak di pajang, berarti pertanda kudu ganti
Quote:
Original Posted By hanzokun►kalo ngikut nepsu mah..kaga ada abisnya..yg ada malah situ yg abis... 
kaga musti uptodate, penting masih relevan dan suficient buat multitasking daily...

kaga musti uptodate, penting masih relevan dan suficient buat multitasking daily...

Quote:
Original Posted By citrasatria►sangat perlu biar gak ketinggalan jaman , yg bekas tinggal jual tambahin dah beli baru , yg penting pandai memenej duit aja ,, 

Quote:
Original Posted By a.doel.piero►Ane punya Smartphone dr taon 2011 sampe skrg blum pernah di ganti...
lagian sama aja,,,
Browsing, internet, kamera dll...
Nunggu Smartphone yg bisa berubah jd Gaban aja ah...
lagian sama aja,,,
Browsing, internet, kamera dll...
Nunggu Smartphone yg bisa berubah jd Gaban aja ah...
Quote:
Original Posted By duvest►Ane aja masih pake bb 
Menurut ane hp kan buat komunikasi, jadi ga perlu lah gonta ganti.
Lagian kantong ane juga cekak
Masih banyak kebutuhan yg lebih penting menurut ane, ketimbang mikirin gaya.

Menurut ane hp kan buat komunikasi, jadi ga perlu lah gonta ganti.
Lagian kantong ane juga cekak

Masih banyak kebutuhan yg lebih penting menurut ane, ketimbang mikirin gaya.

Diubah oleh taufiqdrhyms 18-12-2016 10:43


zeedaanee memberi reputasi
1
8.3K
Kutip
52
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan