Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

mangkrakmakerAvatar border
TS
mangkrakmaker
Nenek Ahmad Heryawan Meninggal Dunia
BANDUNG, (PR).- "Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. Telah berpulang ke rahmatullah Nenek saya tercinta yg saya banggakan Ibu Hj Lomrah binti Mad Isak jam 19:50 pada usia 113 tahun. Kami memohon maaf atas kekhilafan dan kesalahannya, serta memohon doa smg Almarhumah diterima amal shalehnya dan dimasukkan ke SurgaNya. Jenazah disemayamkan di Kampung Warudoyong Margaluyu Sukalarang Sukabumi dan akan dikuburkan besok pagi. Kami yang berduka; Alfaqir Ahmad Heryawan."
Demikian pesan singkat yang resmi yang disebarkan Biro Humas Pemeritah Provinsi Jawa Barat, Sabtu 17 Desember 2016 malam.
Beberapa waktu lalu, tepatnya Juli 2016, "PR" pernah berbincang lama dengan Nenek Lomrah ini di rumahnya di Sukabumi. Saat itu, "PR" tengah melakukan penulisan mendalam terkait orang-orang yang panjang umur. Nenek Lomrah adalah satu di antara beberapa orang yang masuk dalam liputan mendalam yang terbit di koran HU Pikiran Rakyat edisi 11 Juli 2016 itu.
Dalam perbincangan dengan Nenek Lomrah masih dapat berbincang dengan jelas. Dalam dua tahun terakhir ingatannya mulai memudar meski pendengarannya masih tajam. Tubuhnya memang sudah melemah dan tak mampu lagi duduk lama. Akan tetapi, sorot matanya masih mencerminkan semangat hidup tinggi.
Saat ditemui, Nenek Lomrah tinggal di Kampung Warudoyong, Desa Margaluyu, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Ia menjalani kehidupan dengan memegang teguh tiga prinsip, yaitu hidup sederhana, hidup alamiah, dan hidup Islami.
"Sederhana karena ketika muda nenek adalah petani kecil yang menggarap lahannya sendiri kemudian menggarap juga lahan orang lain untuk menghidupi keluarga," ujarnya saat itu.
Ia juga hidup alamiah karena membiasakan diri menghindari bumbu, pewarna, dan pemanis buatan yang berbahaya. "Di dapur kami tidak tidak ada bumbu penyedap kimia. Sayuran yang dimakan nenek juga organik. Seperti kangkung dan timun dari kebun sendiri. Ikan berasal dari kolam sendiri. Kalau makan daging ayam juga dari hasil ternak sendiri," tuturnya.
Ada satu kisah unik dari masa lalu keluarga Nenek Lomrah. Mereka biasa mengonsumsi singkong dan pisang yang dibubuy (dimasak dengan cara dipendam dalam abu sisa pembakaran yang masih menyala). "Saya ingat ketika kami masih kecil, nenek selalu membekali kami de­ngan nasi yang ada dicampur garam dan pisang yang dibubuy sebelum beragkat sekolah. Sesederhana dan sealami itulah kehidupan Nenek," tutur Iwan, cucu Nenek Lomrah, adik Ahmad Heryawan.
Di samping itu, menurut Iwan, Nenek Lomrah hampir setiap malam bangun sekitar pukul 2 untuk salat Tahajud dilanjutkan dengan tadarus Alquran. "Ia tidak akan bangun dari duduknya setelah salat sebelum menyelesaikan lima balikan surat Yasin. Satu hal lagi, Nenek buta huruf latin, tetapi menjadi guru mengaji di kampung ini," ucapnya.
Tinggal di kaki Gunung Gede dengan udara yang masih segar dan tanah yang tidak tercemar juga mendukung pola hidup alami yang dianutnya.***






http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2016/12/17/nenek-ahmad-heryawan-meninggal-dunia-388114




Turut berduka cita ya pak aher.
0
1.6K
26
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan