sandiwarasemataAvatar border
TS
sandiwarasemata
Preman Berkeliaran di Kompleks MMTC
Medan, (Analisa). Banyak preman berkeliaran di kompleks MMTC, Jalan Williem Iskandar, Desa Me­dan Estate, Kecamatan Medan Tem­bung. Meski Polrestabes sudah membentuk tim antibegal dan antipreman, namun preman di Medan tak ciut nyali.

Malah sekarang, aksi premanisme makin marak. Mereka tak pandang bulu. Siapa pun diperasnya. Seperti dialami Hendra (25) warga Jalan Meteorologi, Desa Sam­pali, Kecamatan Kecamatan Percut Seituan yang terpaksa melapor ke Polsek Percut Serangkai (Sei Tuan), Senin (21/11) sore.

Pasalnya, Hendra, pedagang kelapa parut di Pajak Sentral, Kecamatan Medan Area, ini mengaku dipukuli secara keroyokan oleh preman saat ia bersama temannya, Bram (22) berada di bundaran air Mancur, Kom­plek MMTC. Saat itu, kata korban, ia sedang menikmati liburan dan sengaja singgah di bundaran yang ada air pancurnya di Kom­­pleks MMTC. Tujuannya, untuk berfoto selfi di situ.

Rupanya kesenangan keduanya langsung terhenti, setelah tiga preman yang mengaku juru parkir mendatanginya untuk meminta uang parkir sepeda motor jenis bebek yang dibawa korban.

"Kami tak kenal sama ketiga preman itu. Mereka ngompas uang kami. Dalihnya untuk uang parkir. Tapi mereka nggak ada satupun yang pakai baju resmi atau tanda pengenal dari Dishub sebagai juru parkir," sebut korban.

Tak mau ribut dengan para pelaku, korban pun memberikan uang parkir Rp 2000. Setelah itu, ketiga preman yang sering mangkal di kawasan itu pun beralih ke pengunjung lain. Selang beberapa menit, terjadi keributan antara ketiga preman tadi dengan pemuda yang berada di sebelah korban. Sebabnya, seorang pemuda yang belum diketahui identitasnya itu menolak dimintai uang oleh ketiga preman tadi.

Ketiga preman yang terlanjur kesal, lan­taran pemuda di dekat korban pergi, kembali mendatangi, Hendra. Tanpa basa-basi, para pelaku pun langsung memukuli Hendra bertubi-tubi.

Beruntung, warga dan pengunjung lain yang mengetahuinya, langsung melerai. Para pelaku pun saat itu langsung pergi. Warga kemudian menganjurkan korban untuk melaporkan kejadian tersebut ke polisi.

"Tidak tau saya bang, kenapa saya yang dipukuli. Disangkanya, kami ini teman pemuda yang sudah pergi tadi. Saya tidak berani melawan bang, karena mereka 3 orang," beber Hendra, sambil menunjukan bekas lembam di wajahnya serta luka koyak di bibir atas dan luka di lengannya akibat dipukuli para pelaku.

Usai mengadu, korban disarankan petugas Sentral Pelayanan Kepolisian (SPK) Polsek Percut Seituan, untuk merujuk surat visumnya di Rumah Sakit. "Pergi dulu ke rumah sakit ya, buat surat vi­sumnya," ucap AIPTU R Sianipar, salah seorang petugas SPK. (dgh)


Sumber

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Operasi anti preman Polda Sumut dan tim saber pungli sumut, terlihat tidak menurunkan angka premanisme, tapi bahkan tidak berpengaruh sama sekali, premanisme malah meningkat pesat

Mari kita petisi untuk medan yang bebas preman, dalam hal ini kita minta ke presiden dan menkopolhukam, karena terlihat kepolisian sumut, kurang layak untuk diharapkan

https://www.change.org/p/jokowi-save...atra-indonesia
0
12.2K
90
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan