Ketika Vincenzo Montella ditunjuk sebagai pelatih AC Milan pada awal musim ini, tentu sedikit yang akan mengira ia akan berhasil mengangkat Rossoneri kembali ke papan atas. Bahkan, hingga Milan kini kembali bersaing untuk Scudetto, mungkin hanyalah sesuatu yang hanya bisa diimpikan pelatih-pelatih sebelumnya.



Hanya mewarisi materi pemain yang hampir sama dengan dua musim sebelumnya, Montella berhasil mengeluarkan yang terbaik dari pemain-pemain tersebut. Keberhasilannya tersebut membuat Milan kini bersaing di papan atas dan memiliki poin yang sama dengan lawan mereka akhir pekan ini, AS Roma.

Roma sendiri mungkin menjadi pihak yang cukup menyesal bila melihat Montella saat ini. Beberapa tahun silam, pasca dipecatnya Claudio Ranieri, Montella pun naik menjadi pelatih sementara Giallorossi. Setelah menjalani musim yang bisa dibilang mendekati krisis, Montella berhasil membawa Roma finis di peringkat keenam.

Alih-alih memberikan pekerjaan tetap pada Montella, Roma justru kemudian menunjuk Luis Enrique sebagai pelatih berikutnya. Sementara itu Montella mendapat pekerjaan di Catania. Kepercayaan petinggi Gli Elefanti pun ia bayarkan dengan membawa mereka ke papan tengah sementara Enrique hanya mampu membawa Roma ke peringkat ketujuh klasemen.

Ketika Enrique diputus kontraknya pun, Roma lebih memilih untuk menunjuk Zdenek Zeman dan bukan memanggil kembali Montella, yang tak lama setelahnya menjadi pelatih Fiorentina. Bersama La Viola, Montella berhasil menunjukkan kapabilitasnya sebagai salah satu pelatih muda potensial dan membawa Fiorentina finis di peringkat keempat dalam tiga musim beruntun.

Kini, Montella dan Roma akan kembali bertemu dan lagi-lagi sebagai lawan. Dengan poin antara Milan dan Roma yang tengah seimbang, kemenangan jelas menjadi sesuatu yang diincar oleh kedua pihak. Dan, Montella tentu ingin kembali membuktikan pada mantan klubnya bahwa mereka seharusnya menyesal tidak pernah memberikannya kontrak permanen untuk menjadi pelatih.