Ketika bangsa romawi berjaya sekitar 2000 tahun yang lalu, dengan kekaisarannya menjadi bagian penting dari sejarah dunia, bangsa romawi membangun kompleks stadion yang sangat besar untuk hiburan rakyatnya yang disebut Amphitheatre. Ini adalah bangunan besar yang berbentuk oval atau melingkar yang diperuntukkan ketika menggelar acara-acara seperti pertarungan gladiator,berbagai pertunjukan hiburan maupun ketika eksekusi terpidana mati.
Berikut amphitheatre karya bangsa romawi kuno yang masih digunakan hingga kini:
Quote:
1. Verona Arena

Verona Arena Dibangun pada abad pertama, terletak di Piazza Bra di Verona, Italia, adalah salah satu bangunan kuno yang masih terawat sangat baik. Seperti pada semua amphitheatres, Verona Arena dulu juga dijadikan tempat mengadakan perkelahian gladiator. Kini, dengan ruang akustik yang besar dan lokasi yang ideal membuat verona arena menjadi lokasi yang ideal untuk pertunjukan opera yang menarik ratusan ribu pengunjung ke Verona setiap tahun selama musim Festival.

Arena di Verona mempunyai lebar 140 meter dan 110 meter. Pada dinding paling atas terdapat empat pilar tersisa yang menyimpan cerita ketika gempa bumi besar di abad ke-12, Arena yang memiliki 64 pintu masuk dan memiliki kapasitas untuk menampung 30 ribu orang.

Pemulihkan fungsi arena sebagai teater dimulai selama masa Renaissance, dan pertunjukan opera kecil yang diselenggarakan selama tahun 1850-an. festival opera Verona telah menginspirasi orang orang untuk memenuhi verona arena yang berkapasitas 22.000 kursi sejak saat itu. Sekarang acara yang diadakan hampir setiap hari antara bulan Juni dan Agustus, sedangkan opera dan balet tampil di musim dingin. Verona Arena juga telah menyelenggarakan beberapa konser musik.

Verona Arena Dibangun pada abad pertama, terletak di Piazza Bra di Verona, Italia, adalah salah satu bangunan kuno yang masih terawat sangat baik. Seperti pada semua amphitheatres, Verona Arena dulu juga dijadikan tempat mengadakan perkelahian gladiator. Kini, dengan ruang akustik yang besar dan lokasi yang ideal membuat verona arena menjadi lokasi yang ideal untuk pertunjukan opera yang menarik ratusan ribu pengunjung ke Verona setiap tahun selama musim Festival.

Arena di Verona mempunyai lebar 140 meter dan 110 meter. Pada dinding paling atas terdapat empat pilar tersisa yang menyimpan cerita ketika gempa bumi besar di abad ke-12, Arena yang memiliki 64 pintu masuk dan memiliki kapasitas untuk menampung 30 ribu orang.

Pemulihkan fungsi arena sebagai teater dimulai selama masa Renaissance, dan pertunjukan opera kecil yang diselenggarakan selama tahun 1850-an. festival opera Verona telah menginspirasi orang orang untuk memenuhi verona arena yang berkapasitas 22.000 kursi sejak saat itu. Sekarang acara yang diadakan hampir setiap hari antara bulan Juni dan Agustus, sedangkan opera dan balet tampil di musim dingin. Verona Arena juga telah menyelenggarakan beberapa konser musik.
Quote:
2. Pula Arena

Pula Arena terletak di kota Pula, Kroasia. Dibangun antara 27 Sebelum Masehi hingga 68 masehi,
Ampiteater dengan panjang 132 meter dan lebar 105 meter, dan memiliki kapasitas 23.000 penonton.
Pula Arena terutama digunakan sebagai arena pertarungan gladiator hingga abad ke-5, ketika kaisar Honorius melarang pertempuran gladiator. Pada saat itu, para penduduk setempat sudah mulai menjarah amphiteater membawa batu-batu untuk bangunan rumahnya. Hal ini dihentikan oleh Patriark Aquileia di abad ke-13. Pada Abad Pertengahan pula Arena digunakan untuk penggembalaan, sesekali diadakan turnamen dan pameran abad pertengahan.


Pada tahun 1932, amphiteater diadaptasi untuk teater modern, upacara militer dan pertemuan-pertemuan publik. kini amphitheatre yang berkapasitas 5.000 orang, sering digunakan untuk konser musik dan festival film.

Pula Arena terletak di kota Pula, Kroasia. Dibangun antara 27 Sebelum Masehi hingga 68 masehi,
Ampiteater dengan panjang 132 meter dan lebar 105 meter, dan memiliki kapasitas 23.000 penonton.
Pula Arena terutama digunakan sebagai arena pertarungan gladiator hingga abad ke-5, ketika kaisar Honorius melarang pertempuran gladiator. Pada saat itu, para penduduk setempat sudah mulai menjarah amphiteater membawa batu-batu untuk bangunan rumahnya. Hal ini dihentikan oleh Patriark Aquileia di abad ke-13. Pada Abad Pertengahan pula Arena digunakan untuk penggembalaan, sesekali diadakan turnamen dan pameran abad pertengahan.


Pada tahun 1932, amphiteater diadaptasi untuk teater modern, upacara militer dan pertemuan-pertemuan publik. kini amphitheatre yang berkapasitas 5.000 orang, sering digunakan untuk konser musik dan festival film.
Quote:
3. Arles Amphitheatre

Arles Amphitheatre adalah amphitheatre Romawi dua tingkat yang terletak di kota arles, Perancis selatan. Dibangun pada 90 masehi, merupakan sebuah amphitheatre yang mampu menampung lebih dari 20.000 penonton. Digunakan untuk arena gladiator selama lebih dari empat abad.

Setelah jatuhnya Kekaisaran pada abad ke-5, smpai akhir abad ke 18 arles amphitheatre menjadi tempat berlindung bagi penduduk dan berubah menjadi sebuah benteng dengan empat menara. Lebih dari 200 rumah dibangun di dalamnya, mengubahnya menjadi sebuah kota, dengan alun-alun dibangun di tengah arena dan dua kapel. Antara 1826 dan 1830, rumah-rumah telah dibongkar untuk kembali digunakan sebagai amphitheatre lagi. menjadi arena adu banteng sejak tahun 1830 dan terus hingga kini. Sekarang arles amphitheatre bisa menarik wisatawan untuk arena adu banteng, drama serta konser musik di musim panas.

Amphiteater mempunyai lebar 136 meter kali 109 meter dan dilengkapi dengan arena oval yang dikelilingi oleh tribun penonton dua tingkat, dilengkapi sistem galeri, sistem drainase di berbagai koridor dan tangga untuk akses keluar para penonton.

Arles Amphitheatre adalah amphitheatre Romawi dua tingkat yang terletak di kota arles, Perancis selatan. Dibangun pada 90 masehi, merupakan sebuah amphitheatre yang mampu menampung lebih dari 20.000 penonton. Digunakan untuk arena gladiator selama lebih dari empat abad.

Setelah jatuhnya Kekaisaran pada abad ke-5, smpai akhir abad ke 18 arles amphitheatre menjadi tempat berlindung bagi penduduk dan berubah menjadi sebuah benteng dengan empat menara. Lebih dari 200 rumah dibangun di dalamnya, mengubahnya menjadi sebuah kota, dengan alun-alun dibangun di tengah arena dan dua kapel. Antara 1826 dan 1830, rumah-rumah telah dibongkar untuk kembali digunakan sebagai amphitheatre lagi. menjadi arena adu banteng sejak tahun 1830 dan terus hingga kini. Sekarang arles amphitheatre bisa menarik wisatawan untuk arena adu banteng, drama serta konser musik di musim panas.

Amphiteater mempunyai lebar 136 meter kali 109 meter dan dilengkapi dengan arena oval yang dikelilingi oleh tribun penonton dua tingkat, dilengkapi sistem galeri, sistem drainase di berbagai koridor dan tangga untuk akses keluar para penonton.
Quote:
4. Nimes Arena

Arena of Nîmes terletak di kota nimes, Perancis. bangunan eksternal (fasade) sepanjang 21 meter dihiasi dengan 120 lengkungan terbagi atas dua tingkat. Di dalamnya berbentuk oval sepanjang 133 meter dan 101 meter, dan dikelilingi oleh 34 baris kursi yang didukung dengan konstruksi berkubah. Di masa lalu tribun itu memiliki kapasitas 24.000 penonton tapi sekarang hanya lebih dari 16.000.

Dibangun sekitar 70 masehi, digunakan untuk menjadi pertarungan gladiator dan arena perburuan hewan. Setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi, Nimes Arena di jadikan markas militer dan berubah dari arena olahraga menjadi benteng istana lengkap dengan parit. Di masa itu, Nimes Arena menjadi semacam tempat pengungsian sementara bagi masyarakat kota ketika ada serangan. Bahkan Pada abad ke-12, nimes arena menjadi rumah untuk bangsawan penguasa pada saat itu. Pada abad ke-18, nimes arena menjadi sebuah kota mandiri dengan populasi 700 orang yang hidup di dalam dinding nimes arena. Barulah pada tahun 1786 Nimes Arena mulai dikembalikan ke kemegahan aslinya. akhirnya direnovasi pada tahun 1863 untuk kembali digunakan sebagai arena adu banteng. Kini, amphitheatre ini merupakan salah satu tempat pusat utama kota Nîmes. Selama festival Ferias,yaitu sebagai tuan rumah beberapa acara adu banteng. Di musim panas, amphitheatres menjadi lebih hidup dengan konser musik.

Arena of Nîmes terletak di kota nimes, Perancis. bangunan eksternal (fasade) sepanjang 21 meter dihiasi dengan 120 lengkungan terbagi atas dua tingkat. Di dalamnya berbentuk oval sepanjang 133 meter dan 101 meter, dan dikelilingi oleh 34 baris kursi yang didukung dengan konstruksi berkubah. Di masa lalu tribun itu memiliki kapasitas 24.000 penonton tapi sekarang hanya lebih dari 16.000.

Dibangun sekitar 70 masehi, digunakan untuk menjadi pertarungan gladiator dan arena perburuan hewan. Setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi, Nimes Arena di jadikan markas militer dan berubah dari arena olahraga menjadi benteng istana lengkap dengan parit. Di masa itu, Nimes Arena menjadi semacam tempat pengungsian sementara bagi masyarakat kota ketika ada serangan. Bahkan Pada abad ke-12, nimes arena menjadi rumah untuk bangsawan penguasa pada saat itu. Pada abad ke-18, nimes arena menjadi sebuah kota mandiri dengan populasi 700 orang yang hidup di dalam dinding nimes arena. Barulah pada tahun 1786 Nimes Arena mulai dikembalikan ke kemegahan aslinya. akhirnya direnovasi pada tahun 1863 untuk kembali digunakan sebagai arena adu banteng. Kini, amphitheatre ini merupakan salah satu tempat pusat utama kota Nîmes. Selama festival Ferias,yaitu sebagai tuan rumah beberapa acara adu banteng. Di musim panas, amphitheatres menjadi lebih hidup dengan konser musik.
[
Quote:
5. El Jem Amphitheatre

The Roman Amphitheater of El Jem merupakan bukti sejarah luar biasa atas keberadaan Kaisar Romawi terkait monumen yang dibangun untuk setiap acara pertunjukan di Afrika Utara. Bangunan tua ini terletak di sebuah dataran di tengah Tunisia dan dibangun seluruhnya dari blok batu dengan mengadopsi model Colosseum Roma.
Dulu kekaisaran Romawi pernah menguasai Tunisia pada saat itulah Penguasa Romawi membangun El Jem pada abad abad ke-3 atau sekitar tahun 238 dan memang sengaja dibangun mirip Colosseum di Roma.

El Jem yang dibanub sekitar 238 Masehi adalah monumen teater terbuka yang terbesar di Afrika Utara dan merupakan salah satu yang terbesar di dunia, Berbentuk eliptik dengan ukuran panjang 148 meter, lebar 122 meter, dan perimeter 427 meter. . Fasadnya terdiri atas tiga tingkat arcadedari Corinthian atau gaya komposit. Monumen ini dapat menampung sekitar 35.000 orang dan hanya dibangun dengan batu batuan saja tanpa fondasi dasar bangunan.
Dulunya El Jem dijadikan tempat menonton pertandingan gladiator, balap kereta kuda dan pertunjukan lainnya. Dan sekarang El Jem dijadikan temapat menonton Festival Musik Simfoni Internasional pada setiap musim panas.

The Roman Amphitheater of El Jem merupakan bukti sejarah luar biasa atas keberadaan Kaisar Romawi terkait monumen yang dibangun untuk setiap acara pertunjukan di Afrika Utara. Bangunan tua ini terletak di sebuah dataran di tengah Tunisia dan dibangun seluruhnya dari blok batu dengan mengadopsi model Colosseum Roma.
Dulu kekaisaran Romawi pernah menguasai Tunisia pada saat itulah Penguasa Romawi membangun El Jem pada abad abad ke-3 atau sekitar tahun 238 dan memang sengaja dibangun mirip Colosseum di Roma.

El Jem yang dibanub sekitar 238 Masehi adalah monumen teater terbuka yang terbesar di Afrika Utara dan merupakan salah satu yang terbesar di dunia, Berbentuk eliptik dengan ukuran panjang 148 meter, lebar 122 meter, dan perimeter 427 meter. . Fasadnya terdiri atas tiga tingkat arcadedari Corinthian atau gaya komposit. Monumen ini dapat menampung sekitar 35.000 orang dan hanya dibangun dengan batu batuan saja tanpa fondasi dasar bangunan.
Dulunya El Jem dijadikan tempat menonton pertandingan gladiator, balap kereta kuda dan pertunjukan lainnya. Dan sekarang El Jem dijadikan temapat menonton Festival Musik Simfoni Internasional pada setiap musim panas.
Trimakasih buat yang sudah mampir





Spoiler for sumber: