Desa adat Yiwika yang merupakan salah satu destinasi wisata budaya. Di sana terdapat mumi (mayat yang diawetkan) leluhur suku Dani itu akan menjadi satu tujuan untuk menyosialisasikan bantuan sosial nontunai dalam bentuk kartu keluarga sejahtera (KKS). Sosialisasi itu menyasar masyarakat Papua dan Papua Barat agar kesejahteraan bisa terwujud di Bumi Cenderawasih.

Memasuki desa adat, terlihat deretan rumah tradisional terbuat dari kayu dan beratap jerami, atau biasa disebut honai. Para pria umumnya mengenakan koteka, sedangkan para mama mengenakan mengenakan sali atau sejenis rok yang terbuat dari pilinan kulit kayu sebagai bawahan dan bagian atas tubuhnya terbuka tanpa pakaian. Anak-anak pun demikian.

Di tengah warga yang sebagian besar ialah kaum perempuan, Mensos Khofifah Indar Parawansa memperkenalkan KKS. Melalui kartu tersebut, Khofifah mengatakan warga Kurulu bisa mencairkan bantuan sosial pemerintah agar mama-mama Papua sejahtera.


Saat ini, Kemensos tengah mengupayakan perluasan bantuan sosial nontunai di Papua dan Papua Barat khususnya Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kelompok Usaha Bersama (Kube).

Khofifah menjelaskan salah satu kendala yang dihadapi ialah data. Pihaknya masih menunggu data lengkap calon penerima bantuan dari pemerintah daerah yang dikoordinasikan dengan dinas sosial setempat. Di samping itu, wilayah geografis Papua juga menjadi pertimbangan untuk PKH.