Terdakwa dugaan kasus penistaan agama Islam, Basuki Tjahaja Purnama membeberkan setiap prestasinya terhadap umat muslim Jakarta. Hal itu diungkapkannya ketika membacakan nota keberatan di dalam ruangan sidang Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Utara, Jalan Gajah Mada, Gambir, Jakarta Pusat.

"Saya sudah menerapkan banyak program membangun Masjid, Mushollah dan Surau, dan bahkan merencanakan membangun pesantren, dengan beberapa Kyai dari Jawa Timur," ucap pria yang karib disapa Ahok itu, Selasa (13/12).

Dia melanjutkan, adapun penghasilannya disisihkan sebanyak 2,5 persen selama menjadi pejabat untuk disedekahkan dalam bentuk zakat.

Begitu pula Ahok mengaku, rutin menyerahkan hewan kurban atau bantuan daging di Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.

"Saya juga mengeluarkan kebijakan-kebijakan, termasuk untuk menggaji guru-guru mengaji, dan menghajikan penjaga masjid dan musala serta penjaga makam," paparnya.

Tak hanya itu, ketika menjabat sebagai Gubernur DKI, kata Ahok menjelaskan, dirinya telah membuat kebijakan agar di bulan Suci Ramadhan, para pegawai pemerintahan dan honorer bisa pulang lebih awal dari aturan lama pukul 15.00 WIB.

"Saya ubah menjadi pukul 14.00 WIB, agar umat muslim dapat berbuka puasa bersama keluarga di rumah, salat magrib berjamaah, dan bisa tarawih bersama keluarganya," tukasnya.

Selain itu, dia juga mengaku ingin melihat Balai Kota mempunyai masjid megah untuk pegawai negeri sipil (PNS) sehingga bisa melaksanakan ibadahnya ketika bekerja. Karena itu, Pemda membangun Masjid Fatahillah di Balai Kota.
Di semua rumah susun yang dibangun Pemda juga, sebutnya, dibangun Masjid.

"Bahkan di Daan Mogot, salah satu rusun yang terbesar, kami telah membangun Masjid besar, dengan bangunan seluas 20.000 meter persegi agar mampu menampung seluruh umat muslim yang tinggal di rusun Daan Mogot. Kami jadikan masjid tersebut sebagai salah satu Masjid Raya di Jakarta," tandasnya.