- Beranda
- Komunitas
- Story
- Heart to Heart
[H2H Event] Kutukan Untuk Jago


TS
Zeveer
[H2H Event] Kutukan Untuk Jago
![[H2H Event] Kutukan Untuk Jago](https://dl.kaskus.id/media.buzzle.com/media/images-en/photos/birds/900-78743051-silhouette-of-rooster-crowing.jpg)
Quote:
Pada zaman dahulu, hiduplah seekor burung dan ayam jago. Mereka adalah sahabat baik. Setiap pagi hari setelah matahari terbit mereka selalu keluar dari sangkar mereka di sebuah tebing, lalu terbang bersama untuk mencari makan. Yah.. ayam jago dahulu juga bisa terbang. Bersama-sama mereka mengitari angkasa untuk menari dan bermain.
Pada suatu hari, saat mereka sedang mencari makan, tiba-tiba ayam jago melihat cacing merah di sudut tanah. Ayam jago sangat tertarik dengannya. Akan tetapi burung tidak merasa demikian. Burung pernah mendengar kalau cacing merah adalah hewan yang membawa kutukan. Dengan pelan burung menasihati ayam jago.
“haha.. mana mungkin. Itu hanya cerita pengantar tidur burung.. tak perlu kau percayai.” Ucap jago.
“tapi itu benar jago. Kakek dari sepupunya paman penguin pernah berkata seperti itu.” Balas burung.
“kapan kejadian itu terjadi?” tanya jago penasaran.
“sekitar 70 tahun lalu”
Jago tertawa.
“70 tahun? Sudahlah itu kan sangat dahulu.”
“jika kau ingin ikut maka turunlah bersama ku, dan jika tidak maka carilah ikan dilaut samping”
Dengan cepat jago terbang mengarah ke cacing merah tersebut. Sedangkan burung hanya bisa menggelengkan kepala dan terdiam.
“hai tuan cacing.. apa kabar?” tanya jago basa basi.
Cacing yang sedang menggeliat di tanah itu terkejut.
“apa yang membawamu datang kemari wahai binatang berbulu”
“aku terpesona dengan warna kulitmu tuan. Bolehkah kucicipi sedikit?” jago menjulurkan lidah.
Cacing tak merasa takut justru malah tertawa.
“kau berani mencicipiku? Hahaha.. sepanjang sejarah kehidupan keturunanku tak pernah ada yang berakhir hina seperti itu.” Ucapnya bangga.
“maksudmu?”
“tidakkah kau pernah mendengar tentang keajaiban kami, tuan berbulu?”
Sejenak jago mengingat kata-kata dari sahabatnya tadi, tapi dengan cepat ia lupakan itu.
“tidak. Memang apa kehebatanmu?”
Cacing terdiam sejenak.
“aku bisa membuatmu menjadi seorang raja wahai tuan berbulu” Jago tercengang.
“Raja? Raja apa? Raja bagi cacing sepertimu?” jago terkekeh.
“bukan tuan. Raja bagi seluruh daratan ini.”
Jago kembali tercengang. Dipikirannya telah terbayang kesenangan menjadi seorang penguasa.
“aku mau tuan cacing!” ucapnya antusias.
Cacing gantian yang terkekeh.
“tapi kau harus menyetujui syaratnya.”
“apa syaratnya?”
“berikan aku satu bulumu”
Jago terheran-heran.
“untuk membuatku menjadi raja di daratan ini, kau hanya memerlukan satu helai buluku saja? Tentu dengan senang hati akan kuberikan tuan, tunggu sebentar.”
Burung yang dari tadi memperhatikan mereka dengan sigap segera mendekati jago dan mengajaknya pergi. Namun jago malah mengenyahkannya.
“kau tak ingin melihat sahabatmu menjadi raja? Atau kau iri denganku, burung?!”
“dengarlah jago. Itu semua hanya bualan. Itu tak masuk akal!!”
“huh! Aku tak peduli!”
Jago mencabut bulunya.
“ayo tuan segeralah!” jago memberikan bulunya.
Burung merasa sangat kecewa akan sahabatnya itu. Akhirnya ia-pun berlalu meninggalkan jago bersama dengan cacing merah.
Tak lama, cacing kemudian mengeluarkan cairan merah yang seketika memadat dan membentuk suatu benda.
“pakailah ini dikepalamu. Ini adalah mahkotamu”
Jago-pun tersenyum lebar.
“akhirnya aku bisa menjadi ra-“
Seketika muncullah gagak besar bermata merah di depan jago.
“si..siapakah k..kau tuan?” tanya jago tergagap.
“terima kasih tuan berbulu. Berkat bulumu aku bisa seperti ini”.
Jago terkejut bukan main. Ia ingin segera menceritakan kejadian ini kepada sahabatnya. Namun tiba-tiba sayap jago tak berfungsi. Ia mengepak-ngepakkannya tapi tak berhasil. Hanya lompatan kecil yang ia mampu lakukan.
“k..kenapa?” tanyanya pada diri sendiri.
Gagak didepannya tertawa.
“bulumu telah memberikan kemampuanmu padaku, tuan. Hahaha” seketika gagak tersebut mengibaskan sayapnya dan pergi begitu saja.
Jago terdiam membisu. Ia tak henti-hentinya menyesali semuanya.
“Maafkan aku burung, Aku tak menuruti perkataanmu. Aku sangat menyesal. Maafkan aku burung.. Kukuu ruyuuuk”
Mendadak suara jago-pun berubah.
Jago menangis. Ia sangat menyesal karena tak menghiraukan perkataan sahabatnya itu dan tentu saja jago tak mungkin dapat bertemu lagi dengan sahabatnya karena jago sudah tidak bisa terbang seperti dulu.
Tapi jago tidak pernah menyerah,hingga kini, jago selalu bangun pagi-pagi agar permintaan maafnya didengar oleh burung.
"kukuruyuuuuk..."
Dan tentu saja, karena jago sangat marah pada tuan cacing merah, maka setiap harinya ia mengeruk-ngeruk tanah agar cacing merah yang lainnya tidak memberi kutukan yang sama pada teman teman si jago.
Pada suatu hari, saat mereka sedang mencari makan, tiba-tiba ayam jago melihat cacing merah di sudut tanah. Ayam jago sangat tertarik dengannya. Akan tetapi burung tidak merasa demikian. Burung pernah mendengar kalau cacing merah adalah hewan yang membawa kutukan. Dengan pelan burung menasihati ayam jago.
“haha.. mana mungkin. Itu hanya cerita pengantar tidur burung.. tak perlu kau percayai.” Ucap jago.
“tapi itu benar jago. Kakek dari sepupunya paman penguin pernah berkata seperti itu.” Balas burung.
“kapan kejadian itu terjadi?” tanya jago penasaran.
“sekitar 70 tahun lalu”
Jago tertawa.
“70 tahun? Sudahlah itu kan sangat dahulu.”
“jika kau ingin ikut maka turunlah bersama ku, dan jika tidak maka carilah ikan dilaut samping”
Dengan cepat jago terbang mengarah ke cacing merah tersebut. Sedangkan burung hanya bisa menggelengkan kepala dan terdiam.
“hai tuan cacing.. apa kabar?” tanya jago basa basi.
Cacing yang sedang menggeliat di tanah itu terkejut.
“apa yang membawamu datang kemari wahai binatang berbulu”
“aku terpesona dengan warna kulitmu tuan. Bolehkah kucicipi sedikit?” jago menjulurkan lidah.
Cacing tak merasa takut justru malah tertawa.
“kau berani mencicipiku? Hahaha.. sepanjang sejarah kehidupan keturunanku tak pernah ada yang berakhir hina seperti itu.” Ucapnya bangga.
“maksudmu?”
“tidakkah kau pernah mendengar tentang keajaiban kami, tuan berbulu?”
Sejenak jago mengingat kata-kata dari sahabatnya tadi, tapi dengan cepat ia lupakan itu.
“tidak. Memang apa kehebatanmu?”
Cacing terdiam sejenak.
“aku bisa membuatmu menjadi seorang raja wahai tuan berbulu” Jago tercengang.
“Raja? Raja apa? Raja bagi cacing sepertimu?” jago terkekeh.
“bukan tuan. Raja bagi seluruh daratan ini.”
Jago kembali tercengang. Dipikirannya telah terbayang kesenangan menjadi seorang penguasa.
“aku mau tuan cacing!” ucapnya antusias.
Cacing gantian yang terkekeh.
“tapi kau harus menyetujui syaratnya.”
“apa syaratnya?”
“berikan aku satu bulumu”
Jago terheran-heran.
“untuk membuatku menjadi raja di daratan ini, kau hanya memerlukan satu helai buluku saja? Tentu dengan senang hati akan kuberikan tuan, tunggu sebentar.”
Burung yang dari tadi memperhatikan mereka dengan sigap segera mendekati jago dan mengajaknya pergi. Namun jago malah mengenyahkannya.
“kau tak ingin melihat sahabatmu menjadi raja? Atau kau iri denganku, burung?!”
“dengarlah jago. Itu semua hanya bualan. Itu tak masuk akal!!”
“huh! Aku tak peduli!”
Jago mencabut bulunya.
“ayo tuan segeralah!” jago memberikan bulunya.
Burung merasa sangat kecewa akan sahabatnya itu. Akhirnya ia-pun berlalu meninggalkan jago bersama dengan cacing merah.
Tak lama, cacing kemudian mengeluarkan cairan merah yang seketika memadat dan membentuk suatu benda.
“pakailah ini dikepalamu. Ini adalah mahkotamu”
Jago-pun tersenyum lebar.
“akhirnya aku bisa menjadi ra-“
Seketika muncullah gagak besar bermata merah di depan jago.
Spoiler for gagak:
![[H2H Event] Kutukan Untuk Jago](https://dl.kaskus.id/files.vividscreen.info/soft/3294cb29c6c46139f689762540b7285e/Black-Crow-wide-i.jpg)
“si..siapakah k..kau tuan?” tanya jago tergagap.
“terima kasih tuan berbulu. Berkat bulumu aku bisa seperti ini”.
Jago terkejut bukan main. Ia ingin segera menceritakan kejadian ini kepada sahabatnya. Namun tiba-tiba sayap jago tak berfungsi. Ia mengepak-ngepakkannya tapi tak berhasil. Hanya lompatan kecil yang ia mampu lakukan.
“k..kenapa?” tanyanya pada diri sendiri.
Gagak didepannya tertawa.
“bulumu telah memberikan kemampuanmu padaku, tuan. Hahaha” seketika gagak tersebut mengibaskan sayapnya dan pergi begitu saja.
Jago terdiam membisu. Ia tak henti-hentinya menyesali semuanya.
“Maafkan aku burung, Aku tak menuruti perkataanmu. Aku sangat menyesal. Maafkan aku burung.. Kukuu ruyuuuk”
Mendadak suara jago-pun berubah.
Jago menangis. Ia sangat menyesal karena tak menghiraukan perkataan sahabatnya itu dan tentu saja jago tak mungkin dapat bertemu lagi dengan sahabatnya karena jago sudah tidak bisa terbang seperti dulu.
Tapi jago tidak pernah menyerah,hingga kini, jago selalu bangun pagi-pagi agar permintaan maafnya didengar oleh burung.
"kukuruyuuuuk..."
Dan tentu saja, karena jago sangat marah pada tuan cacing merah, maka setiap harinya ia mengeruk-ngeruk tanah agar cacing merah yang lainnya tidak memberi kutukan yang sama pada teman teman si jago.
SELESAI






0
2.1K
Kutip
30
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan