Mau tanya gan and sis masalah Laporan SPT tahunan.

Teman saya seorang sopir yg bekerja di sebuah perusahaan PMA / Jepang.
Gaji pokoknya sebagai sopir adalah sesusai UMR dan tidak kena pajak, walau tetap harus dilaporkan.

Tapi pendapatan sampingannya (sebagai supir juga) cukup besar.
Itu di dapat karena jika dia menemani bos Jepang atau tamunya yang sering keluar malam (hingga pukul 02.00), dia mendapat tambahan uang rokok atau uang makan extra.

Begitu juga waktu dia berhasil membantu dalam pembelian lahan untuk kantor (dia menyambi sebagai makelar tanah),
jadi total pendapatan rata-rata perbulannya bisa mencapai 7 jutaan bahkan lebih.

Dengan pendapatan sebesar itu, maka penghasilannya pertahun kini harus dipotong pajak.

Persoalannya sekarang adalah, walaupun besar (khusus pada tahun berjalan waktu itu),
pengeluaran beliau juga tinggi yang disebabkan karena:
1. Mertuanya yang ikut dengan dia sudah tua dan sakit-sakitan, sehingga butuh banyak biaya untuk obat dan perawatan.
2. Istrinya pada tahun itu melahirkan dengan bedah caesar yang biayanya besar. Ditambah hal tsb tidak dicover oleh perusahaan karena dia cuma karyawan kontrak.
3. Biaya perawatan / rumah sakit anaknya yang mengalami kecelakan menabrak motor lain dan harus membayar biaya perbaikan motor serta luka yang dialami pengemudi motor yang ditabrak anaknya.
4. Dia juga harus menanggung biaya rutin kuliah / sekolah, makan dan kebutuhan hidup sehari hari dari 2 orang adiknya yang ikut dengannya.

Setelah dihitung-hitung, penghasilannya dia relatif habis untuk menutupi semua pengeluarannya itu,
bahkan dia kini masih memiliki hutang ke pihak lain, yaitu hutang saat dia harus menanggung biaya rumah sakit istrinya yang melahirkan dan saat anaknya mengalami kecelakaan motor.

Tapi dengan kewajibannya setor pajak tahunan, dia kini tidak lagi punya cukup dana untuk membayar pajaknya itu.
Bagaimana solusi untuk hal tsb?