karentalidAvatar border
TS
karentalid
TINGKAH 'EMAK-EMAK' SAAT PIKNIK YANG MENYEBALKAN TAPI BIKIN KANGEN

Makin kemari, rasa-rasanya traveling jadi kata terseksi yang cukup populer dan mungkin bisa disejajarkan dengan kata selfie. Mendadak semua orang jadi penggila traveling, mendadak semua orang jadi merasa butuh piknik dan memproklamirkan diri sebagai seorang traveler. Tak hanya para ABG dan dewasa muda saja yang menggemari kegiatan ini, bahkan mereka yang sudah masuk golongan ’emak-emak’ pun nyatanya juga ikut-ikutan.
Kamu pernah traveling berdua bareng ibumu? Atau nggak, dalam satu rombongan open trip ada satu atau beberapa emak-emak yang turut tergabung? Kamu pasti pernah mengamati tingkah laku mereka. Jadi kesel atau malah bahagia? Hehe. Semoga enam kelakuan yang identik dengan emak-emak saat traveling ini bisa bikin kamu nostalgia dan tertawa. Bener begini nggak ya?

Ke-rempong-an yang terjadi di awal ialah betapa sibuknya emak-emak ini mengemas barang bawaan. Kalau rumah bisa dilipat pasti juga bakal dibawa
Spoiler for Open:

“Eh, packing yuk Dil habis makan, ‘kan kita mau ke Jogja.”
“Kan masih dua minggu lagi Ma, packing malemnya sebelum berangkat juga bisa.”
“Jangan, itu terlalu mendadak, nanti banyak yang ketinggalan. Kita harus bawa payung, hairdryer, abon juga, kecap, lalalala..”

Namanya aja emak-emak, setiap mau traveling, entah itu ke luar kota dan apalagi ke luar negeri, packing akan menjadi momen paling sibuk bagi mereka. Segala-galanya dibawa. Maklum, kalau dalam keluarga biasanya jadi seksi perlengkapan. Yang paling ngeselin sih, ketika ternyata perginya masih lama, dan dia sudah sangat heboh memasukkan segalanya ke dalam koper. Eh pas hari H malah dibongkar ulang, yang lihat pasti kesel deh. Kalau bawaan banyak dibawa sendiri sih nggak papa, ujung-ujungnya ternyata yang lihat jadi nggak tega. Nanti dibilang durhaka, duh emak~


Pas sampai tempat tujuan, yang penting bukannya destinasi wisata, tapi malah buru-buru belanja. Berangkat udah bawa seabreg, jangan kaget kalau pulangnya lebih seabreg lagi
Spoiler for Open:

Sudah jadi rahasia umum, kalau emak-emak Indonesia itu jagoan belanja. Ketika mengunjungi tempat wisata, percayalah, hal pertama yang dicari pasti tempat belanja. Pun ketika kembali ke tempat asal, belanja akan tetap jadi agenda utama. Kalau kamu pernah berwisata bareng emak-emak begini, kamu pasti paham, mereka akan jauh lebih histeris dan antusias ketika masuk ke tempat belanja dibanding tempat wisatanya sendiri, apalagi wisata budaya. Yang sabar ya kamu.

Emak-emak itu cepat bosan, dan mereka memang identik dengan segala kerempongan. Kalau ingin traveling bebas dan puas, harusnya kamu tahu baiknya pergi dengan siapa
Spoiler for Open:

“Gamelan Bali dan pertunjukan Barongnya udah mulai,
tapi kok Mama nggak ceria ya?
Wajahnya bosan gitu, bibirnya juga cemberut,
duh lama-lama malah ketiduran entar. Gimana nih?”

Namanya emak-emak, berkebalikan dengan poin sebelumnya, mereka akan terlihat bosan dan tak tertarik dengan momen berwisata, apalagi menikmati atraksi budaya. Kalau setelah itu kamu ajak mereka belanja, dijamin pasti matanya langsung berbinar cerah. Keluhan tentang mengantuk, tubuh yang capek setelah perjalanan jauh pun mendadak hilang seketika. Mereka juga akan bawel kalau ada hal-hal yang terjadi di luar rencananya.

Kebayang kalau emak-emak lagi touring nggak sih? Bawa motor sendiri aja bikin pengendara lain ngelus dada, apalagi rombongan. Hiks!
Spoiler for Open:

Sebagian besar orang pasti sepakat kalau musuh bebuyutan di jalan raya ialah emak-emak pengendara motor. Entah mereka yang sering berkendara tanpa helm, tak paham betul tentang teknologi motor yang mereka kendarai sendiri, lampu sein misalnya, dan banyak hal lain. Kalau sendiri aja sudah membahayakan dan dibilang penguasa jalanan, apa kabar kalau mereka touring rombongan? Mending kamu minggir dulu, istirahat sampai mereka lewat ya.

Kalau yang ini sih faktor umur. Harap maklum kalau traveling bareng emak-emak dan mereka sering bilang kalau capek, lalu minta berhenti. Tolong jangan pernah diajak trekking, ya..
Spoiler for Open:

Walaupun masa mudanya dulu mereka adalah seorang pendaki misalnya, tetep aja jangan ajak trekking lagi pas umurnya sudah 40 tahun ke atas. Apalagi setelah lama nggak pernah olahraga, kemampuan fisik atau tenaganya sudah beda. Apalagi kalau ternyata kamu mengejar sunrise di sebuah bukit, mending kamu berangkat sendiri aja. Prioritas antara emak-emak dan traveller muda tentu saja berbeda. Bukan lagi destinasinya yang penting, tapi belanja, makin ke sini juga mereka makin suka selfie. Bukan begitu?

Nyinyir juga identik dengan emak-emak. Apa yang nampak di mata mereka, akan langsung saat itu juga dikomentari oleh bibirnya
Spoiler for Open:

Ibu-ibu atau emak-emak pasti diidentikkan dengan kata cerewet dan nyinyir. Nggak cuma ke tetangga, saudara sendiri, dan bahkan orang nggak dikenal sekalipun.

“Mbak-mbak, itu pacaran kok di tempat begini ya? Kaya nggak ada tempat lain lagi aja.
Kamu jangan begitu ya, nggak usah mesra-mesraan di tempat umum, lalalaa…”
“Ya ampun mbak, itu anak masih muda kok ngamen sih. Bagus memang suaranya,
tapi ‘kan harusnya dia bisa cari kerja apa kek yang lebih menjanjikan lainnya. Anak muda kok males.”

Begitulah kurang lebih nyinyiran dan komentar khas emak-emak terhadap apa yang mereka dapati di sekitar. Siapin telinga baik-baik ya. Sabar juga jangan lupa.

Jadi, sudah cukup nostalgianya? Atau malah kangen mau bikin rencana traveling bareng emak sendiri atau bahkan rombongan emak-emak lainnya? Hehehee. Kalau punya pengalaman lain tentang traveling bareng emak-emak, share di kolom komentar ya.

0
6.2K
23
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan