newbarbieAvatar border
TS
newbarbie
suami belum ada naluri seorang bapak
alooo semuaa...

mau curhat dikiitt niiyy,,

Saya (29) dan suami (32) sudah pacaran 4,5 tahun sebelum akhirnya memutuskan untuk menikah. Pada saat ingin mengadakan pesta pernikahan, suami sempat bersitegang dengan kakanya Akibatnya pesta pernikahan kami hampir hancur karena kakaknya tersebut. Setelah menikah, kami tidak menunda untuk punya anak, karena secara finasial kami tergolong sudah mapan. Beberapa bulan kemudian, saya dikaruniai seorang anak yang sangat lucu.

Masalah dimulai ketika saya memberitahukan kepada suami bahwa saya positif hamil, suami menyambutnya dengan sikap yang dingin. tadinya saya pikir karena dia memang bukan pria yang menunjukan perasaan. Bahkan kami malah bertengkar hebat karena masalah mengenai kakaknya tersebut.

Saat saya hamil, suami tetap bertanggung jawab untuk menjaga saya, bahkan ketika saya mengalami morning sick, dialah yang selalu menemani saya dan memantau keadaan saya. Tetapi, masalah selalu muncul ketika saya mulai membahasa tentang sifat kakaknya yang hampir saja menghancurkan pesta pernikahan saya dulu. Jujur saya masih sakit hati ketika mengingat ulah dari kakanya itu. Tapi, ketika saya mengutarakan perasaan saya tentang ini, suami selalu saja mencoba untuk membela kakanya tersebut. Hal inilah yang membuat kami selalu bertengkar hebat. Kemudian suami mulai menjelek-jelekan keluarga saya. Bahkan bayi yang masih ada di rahim saya saat itu terkena dampaknya juga. Suami mulai mengutuk anaknya sendiri. sakit rasanya ketika mengingat hal itu. saat itu saya sedang mengandung 2 bulan.

Ketika saya melahirkan, kami pindah ke kota yang jauh dari keluarga kami berdua. Kami membeli rumah di kota itu. Belum banyak orang yang kami kenal saat itu. Saat saya berada di rumah sakit setelah melahirkan, tidak ada yang menjenguk, kecuali suami. Saat itu, suami berjanjia akan kembali datang menjenguk saya di rumah sakit saat jam kunjungan dimulai, yaitu jam 8 pagi. Tetapi, suami baru tiba saat jam 10 pagi. Saat saya tegur, dia beralasan ketiduran. saya coba memaklumi karena sehari sebelumnya seharian dia menemani saya lahiran. Kebesokannya, suami kembali datang telat, kali ini dia hampir datang jam 11 siang. saat itu saya ingin menangis. suster-suster yang datang, selalu menanyakan kepada saya, apakah ada yang akan datang?,,atau dimana suami saya?. karena saya harus mandi, maka saya terpaksa menitipkan bayi saya di receptionist. Kemudian, ketika suami datang, tangis saya hampir meledak. tapi saya menguasai diri saya. kali ini suami beralasan telat datang karena susah cari parkir. padahal jarak dari rumah saya ke rumah sakit hanya 5 menit dengan mobil. Dan suami kembali berbohong bahwa sebenarnya dia sudah dari jam 5 pagi di rumah sakit, tapi susah cari parkir, makanya baru jam 11 siang datang menjenguk saya. Sungguh alasan yang tidak masuk akal. Tapi saya coba memaafkan suami, walaupun hati saya kembali sakit.

Saat anak saya baru berusia 2 bulan, kami bertengkar hebat. Masalahnya Seperti biasa, suami tidak menerima ketika saya mengeluarkan isi hati saya tentang kelakuan kakanya itu yang hampir merusak pesta pernikahan kami. suami mulai melakukan kekerasan fisik, seperti mencekik, menampar, memukul. bahkan anaknya sendiri dibanting di atas tempat tidur. Untungnya, anak saya tidak mengalami apa-apa. Seminggu suami marah-marah seperti itu.

Kali ini saya mengerti, saya tidak perlu berkata jujur mengutarakan persaaan saya ke suami mengenai kakanya tersebut, karena takut kami bertengkar lagi. Karena setiap kali bertengkar, anak kami pun turut jadi bulan2an. anak saya mulai dikutuk lagi, bahkan suami berkata kepada anak saya bahwa seharusnya dia tidak lahir ke dunia ini. walaupun anak saya masih kecil dan belum mengerti tapi itu tetap saja menyakitkan saya.

Suami pun pernah mengakui bahwa, dia berubah sejak punya anak, dan saya mengamati bahwa naluri kebapakan suami saya tidak ada. Pulang kerja, dia lebih meilih sibuk nonton youtube daripada bermain bersama anaknya. Walaupun bermain bersama anak, itu karena saya yang memintanya.

Saya ingin tanya, bagi bapak2 yang sudah punya anak. Apkah sikap suami saya ini wajar?..apakah dia belum siap secara mental untuk memiliki anak?..

terima kasih
tata604
tien212700
tien212700 dan tata604 memberi reputasi
2
11.8K
74
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan