- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Aher : Sungai Itu Sumber Air Bersih yang Banyak, Murah, dan Mudah
TS
mangkrakmaker
Aher : Sungai Itu Sumber Air Bersih yang Banyak, Murah, dan Mudah
Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, menghadiri Seminar nasional VIII dan Kongres IX bertema Mencegah Degradasi Lahan Bersama Masyarakat untuk Pembangunan Berkelanjutan di Hotel Horison, Kota Bandung, Selasa (6/12/2016). Kegiatan itu digelar Masyarakat Konservasi Tanah dan Air Indonesia (MKTI).
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
BANDUNG, TRIBUNJABAR.CO.ID – Pemanfaatan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari di Jabar tak optimal. Hal itu disebabkan pencemaran mulai dari hulu dan hilir sungai yang ada di Jabar. Akibatnya masyarakat Jabar terancam kekurangan air lantaran hanya mengandalkan penggunaan air tanah. Penggunaan air tanah secara masif dan terus menerus pun mengakibatkan tanah ambles.
“Masyarakat tidak sadar sungai itu sumber air bersih yang lebih banyak, murah, mudah dibanding air tanah. Air banyak tapi air bersih
tidak ada. Air banyak dan bersih semuanya jika water velue dari hulu dan hilir itu terjaga,” kata Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, usai
membuka kongres dan seminar Masyarakat Konservasi Tanah dan Air Indonesia (MKTI) di Hotel Horison, Kota Bandung, Selasa (6/12/2016).
Dikatakan Aher, masyarakat seharusnya bisa memanfaatkan air sungai di Jabar untuk kebutuhan sehari-hari. Tak hanya masyarakat, pemerintah daerah pun bisa memanfaatkannya melalui perusahaan daerah air minum (PDAM). Namun, kata dia, kedua hal itu tak bisa dilakukan lantaran kondisi hulu dan hilir sungai di Jabar ternayta berbeda.
“Di hulu sudah kotor, di hilir pasti kotor lagi. Sementara PDAM kita selalu mengambil air yang ada di hilir. Bayangkan kotornya seperti
apa, makanya pengelolaan airnya itu hanya layak untuk mandi. Ada lain selain mandi? Untuk dimasak saja pasti sudah kurang (layak),” kataAher.
Aher bercerita, kondisi di Jabar berbeda dengan kondisi di Shizuoka, Jepang. Menurutnya, air sungai di Shizuoka itu dimanfaatkan masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari dan pemerintah untuk kebutuhan air minum. Kualitas air minum yang dikelola perusahaan milik pemerintah di sana pun diklaim sama dengan air kemasan.
“Saya penasaran melihat pengelolaan di sana. Ternyata di sana ada dua sungai besari di pegunungan Shizouka yang dikelola dengan baik. Tidak apapun kecuali pencemaran pertanian. Karena sepanjang sungai di kiri kanan tidak ada bangunan yang ada lajhan pertanian. Itu pun sisa dari pertanian diolah sehingga air yang masuk sama seperti di hulu,” kata Aher.
Air dua sungai itu, kata Aher, masuk ke perusahaan air minum untuk menjalani beberapa proses dan tahapan sebelum disalurkan ke
masyarakat. Mulai dari diendapkan, diberi zat nutrisi, diberi zat khusus agar lebih sehat airnya, sampai disalurkan ke masyarakat tanpa
harus dimasak.
“Sesuai hadis nabi tidak ada perintah memasak air, yang ada minum air bersih. Dimasak itu kan karena khawatir,” kata Aher.
Aher meyakini Jabar bisa meniru Shizuoka jika masyarakatnya memiliki kepedulian terhadap sungai. Masyarakat harus menjaga water velue sungai dari hulu sampai hilir. Menurutnya, mana kala menjaga water velue dari hulu sampai hilir, maka akan menjadi air bersih yang melimpah.
“Kalau melimpahj Jadi tidak perlu pakai air tanah. Caranya? Tidak Lima M, tidak menebang pohon, tidak membuang limbah ternak, tidak membuang limbah rumah tangga, tidak membuang limbah industri, dan tidak membuang sampah,” kata Aher. (cis)
http://jabar.tribunnews.com/2016/12/06/aher-sungai-itu-sumber-air-bersih-yang-banyak-murah-dan-mudah
Tinggal didoain aja pak, dijamin cling sungai2 dijabar,ga perlu kejepang.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S
BANDUNG, TRIBUNJABAR.CO.ID – Pemanfaatan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari di Jabar tak optimal. Hal itu disebabkan pencemaran mulai dari hulu dan hilir sungai yang ada di Jabar. Akibatnya masyarakat Jabar terancam kekurangan air lantaran hanya mengandalkan penggunaan air tanah. Penggunaan air tanah secara masif dan terus menerus pun mengakibatkan tanah ambles.
“Masyarakat tidak sadar sungai itu sumber air bersih yang lebih banyak, murah, mudah dibanding air tanah. Air banyak tapi air bersih
tidak ada. Air banyak dan bersih semuanya jika water velue dari hulu dan hilir itu terjaga,” kata Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan, usai
membuka kongres dan seminar Masyarakat Konservasi Tanah dan Air Indonesia (MKTI) di Hotel Horison, Kota Bandung, Selasa (6/12/2016).
Dikatakan Aher, masyarakat seharusnya bisa memanfaatkan air sungai di Jabar untuk kebutuhan sehari-hari. Tak hanya masyarakat, pemerintah daerah pun bisa memanfaatkannya melalui perusahaan daerah air minum (PDAM). Namun, kata dia, kedua hal itu tak bisa dilakukan lantaran kondisi hulu dan hilir sungai di Jabar ternayta berbeda.
“Di hulu sudah kotor, di hilir pasti kotor lagi. Sementara PDAM kita selalu mengambil air yang ada di hilir. Bayangkan kotornya seperti
apa, makanya pengelolaan airnya itu hanya layak untuk mandi. Ada lain selain mandi? Untuk dimasak saja pasti sudah kurang (layak),” kataAher.
Aher bercerita, kondisi di Jabar berbeda dengan kondisi di Shizuoka, Jepang. Menurutnya, air sungai di Shizuoka itu dimanfaatkan masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari dan pemerintah untuk kebutuhan air minum. Kualitas air minum yang dikelola perusahaan milik pemerintah di sana pun diklaim sama dengan air kemasan.
“Saya penasaran melihat pengelolaan di sana. Ternyata di sana ada dua sungai besari di pegunungan Shizouka yang dikelola dengan baik. Tidak apapun kecuali pencemaran pertanian. Karena sepanjang sungai di kiri kanan tidak ada bangunan yang ada lajhan pertanian. Itu pun sisa dari pertanian diolah sehingga air yang masuk sama seperti di hulu,” kata Aher.
Air dua sungai itu, kata Aher, masuk ke perusahaan air minum untuk menjalani beberapa proses dan tahapan sebelum disalurkan ke
masyarakat. Mulai dari diendapkan, diberi zat nutrisi, diberi zat khusus agar lebih sehat airnya, sampai disalurkan ke masyarakat tanpa
harus dimasak.
“Sesuai hadis nabi tidak ada perintah memasak air, yang ada minum air bersih. Dimasak itu kan karena khawatir,” kata Aher.
Aher meyakini Jabar bisa meniru Shizuoka jika masyarakatnya memiliki kepedulian terhadap sungai. Masyarakat harus menjaga water velue sungai dari hulu sampai hilir. Menurutnya, mana kala menjaga water velue dari hulu sampai hilir, maka akan menjadi air bersih yang melimpah.
“Kalau melimpahj Jadi tidak perlu pakai air tanah. Caranya? Tidak Lima M, tidak menebang pohon, tidak membuang limbah ternak, tidak membuang limbah rumah tangga, tidak membuang limbah industri, dan tidak membuang sampah,” kata Aher. (cis)
http://jabar.tribunnews.com/2016/12/06/aher-sungai-itu-sumber-air-bersih-yang-banyak-murah-dan-mudah
Tinggal didoain aja pak, dijamin cling sungai2 dijabar,ga perlu kejepang.
0
4K
53
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan