Kecelakaan pesawat Laima Airlines yang mengangkut tim sepakbola Chapecoense meninggalkan begitu banyak pertanyaan yang belum terjawab kepada tim penyelidik kecelakaan pesawat udara. Sementara pesawat itu dalam kondisi layak untuk terbang, namun 71 orang akhirnya kehilangan nyawa mereka. Dengan kerugian begitu besar, seseorang harus bertanggung jawab atas tragedy tersebut dan sekarang pihak otoritas telah menahan seseorang.

Menurut FOX News Latino, direktur umum maskapai Lamia Airlines Bolivia Gustavo Vargas Gamboa telah ditangkap sehubungan dengan kecelakaan pesawat udara di Kolombia yang menewaskan 71 orang tewas.

Pihak kejaksaan setempat pada Selasa telah menggerebek markas Lamia Airlines Bolivia di kota Santa Cruz dan menyita beberapa dokumen dan komputer yang berhubungan dengan penyelidikan mereka untuk menentukan tanggung jawab perusahaan pada kecelakaan itu.

Situs ini melaporkan bahwa Vargas adalah mantan anggota angkatan udara Bolivia yang pernah menjadi pilot untuk beberapa presiden negara itu antara 2001-2007, termasuk presiden Bolivia saat ini Evo Morales. Vargas ditangkap di kantornya dan dibawa ke kantor jaksa wilayah di kota untuk penyelidikan.

Penangkapan dilakukan setelah diadakannya pertemuan di Santa Cruz antara pihak kejaksaan Bolivia, Brasil dan Kolombia dalam hal menyelidiki kecelakaan itu, di mana hampir seluruh tim sepak bola Chapecoense dari Brasil tewas ketika pesawat Lamia yang mengangkut mereka jatuh di dekat Medellin, Kolombia, pada 28 November . Jaksa kemudian memerintahkan penangkapan setelah meninjau dokumen perusahaan dan komputer.

Jaksa Agung Bolivia Ramiro Guerrero hari selasa mengatakan bahwa penyelidikan kecelakaan di negaranya akan memberikan hukuman tegas terhadap siapa pun ditemukan memiliki tanggung jawab atas tragedi tersebut.

Pihak berwenang juga menggeledah kantor Celia Castedo, yang mempertanyakan rencana penerbangan pesawat Lamia sebelum kecelakaan terutama karena ia melihat bahwa waktu penerbangan yang dijadwalkan adalah sama dengan jumlah bahan bakar pesawat itu dibawa, ternyata tidak meninggalkan cadangan untuk keadaan darurat . Sebelumnya pada hari Selasa, pihak Bolivia menuntut Brasil mengusir Celia Castedo yang sedang beradi di Brasil untuk memberi informasi terkait kecelakaan itu. Menteri Dalam Negeri Bolivia Carlos Romero mengatakan Celia Castedo secara ilegal melewati kontrol migrasi dalam perjalanan ke luar negeri dalam upaya untuk melarikan diri dari keadilan. Dia mengatakan Castedo sedang dicari sebagai bagian dari penyelidikan perjalanan pesawat udara Bolivia itu setelah kecelakaan 28 November tersebut.

"Tidak ada argumen untuk membenarkan permintaan suaka," kata Romero. "Logikanya, dalam kasus seperti ini harus ada proses pengusiran otomatis (dari Brasil)."

Kantor Kejaksaan Agung, Jumat mengecam Castedo untuk tidak melaporkan pengamatannya mengenai rencana penerbangan dan jumlah bahan bakar yang pas-pasan di dalam pesawat.

Selain menangkap Gustavo Vargas Gamboa, sekretaris perusahaan dan staf teknis juga ditahan untuk mengetahui peran mereka dalam kecelakaan itu.

Sumber http://www.latintimes.com/chapecoens...d-after-406396

Sementara itu rekaman pembicaraan antara pilot pesawat Laima Airlines (LMA 2933) dengan pihak tower bandara telah dirilis ke publik. Berikut rekamannya yang sudah disubtitle ke dalam bahasa Inggris.
Pilot pesawat Lamia meminta kepada pihak tower bandara untuk mendapatkan prioritas pertama melakukan pendaratan dan memberikan peringatan darurat karena permasalahan dengan jumlah bahan bakar. Sementara itu ada 4 pesawat dalam zona tersebut pada saat itu

Gila nich perusahaan penerbangan, pesawat masa cuma bawa bahan bakar pas-pasan
Kalau mobil dan motor mah kehabisan bahan bakar tinggal mogok doang di pinggir jalan.
Kalau pesawat kehabisan bahan bakar ya jatoh....

By the way, nich pesawat beberapa minggu sebelumnya kabarnya juga mengangkut Messi dan timnas Argentina untuk pertandingan kualifikasi piala dunia.