- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
KKR Natal di Bandung Dibubarkan, Polisi: Izin Tidak Lengkap


TS
false.saviour
KKR Natal di Bandung Dibubarkan, Polisi: Izin Tidak Lengkap
Quote:

Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat menyebutkan izin Kebaktian Kebangunan Rohani Natal yang digelar Stephen Tong dari Evangelistic Ministries Internasional (STEMI) di gedung Sasana Budaya Ganesha Bandung, Jawa Barat, Selasa (6/12) kemarin, tidak lengkap.
Padahal, menurut Wakil Ketua Panitia Natal Nasional STEMI, Timothy Siddik panitia mengaku telah mengantongi izin lengkap. Bahkan, kata dia, kegiatan itu rutin dilaksanakan setiap tahun.
“Setelah kami dicek, ada teknis perizinan administrasi yang belum dipenuhi panitia kegiatan tersebut,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Barat, Komisaris Besar Yusri Yunus, Rabu (7/12) kepada wartawan di Bandung.
Yusri menjelaskan, dua ormas yakni PAS dan DDI meminta polisi menghentikan acara karena menurut mereka perayaan natal seharusnya dilakukan di gereja. Menurut Ormas itu, acara tersebut tak berizin. Polisi, kata Yusri, hanya berwenang terkait pengamanan saja.
“Terkait tempat umum seperti Sabuga ITB bisa ditanyakan ke Kesbangpol Kota atau Provinsi Jabar,” terang Yusri. Terpisah Humas Polrestabes Kota Bandung Komisaris Reny Marthaliana mengungkapkan kronologi pembubaran kebaktian oleh ormas. Menurut Reny sejak awal kegiatan, KKR memang mendapat penolakan dari ormas PAS dan DDI.
“Ketika dilakukan mediasi di FKUB Kota Bandung, juga terjadi Deadlock bahkan dari MUI Kota Bandung serta ormas tersebut keluar (walk out) dari pertemuan,” kata Reny dalam siaran persnya, Rabu (7/12). Meski demikian, Reny menyebutkan, akhirnya kegiatan tetap berlangsung sesuai jadwal yang ditetapkan.
Di mana personil kepolisian pun menjaga dengan ketat KKR Natal di lokasi sejak pukul 10.00 WIB. Pukul 13.00 WIB, sekitar 75 orang massa gabungan dari PAS dan DDI mendatangi Sabuga untuk menyampaikan penolakan atas kegiatan tersebut.
“Pukul 14.00 WIB, panitia naik ke tempat orasi menyampaikan kesepakatan bahwa pkl 15.00 WIB acara selesai dan akan membubarkan diri,” ujarnya. Reny melamjutkan, kebaktian sesi pertama untuk jemaat anak sekolah bubar sekitar pukul 15.30 WIB.
Namun, panitia masih ada di lokasi, akhirnya dari ormas meminta untuk melihat langsung ke dalam gedung, dan disepakati dikasih waktu 30 menit untuk membereskan. Melihat kegiatan yang belum bubar, maka pukul 17.00 WIB, ormas datang lagi dan disepakati bahwa akan membubarkan diri.
“Perwakilan ormas diminta untuk menjelaskan kepada pendeta Stephen Tong, namun ketika perwakilan ormas menunggu kedatangan Pendeta, dari dalam ruangan terdengar suara nyanyian kebaktian, sehingga perwakulan ormas meminta kegiatan dihentikan,” tuturnya. Usai Magrib sekitar pukul 18.30 WIB, dilaksanakn pertemuan perwakilan ormas, Kapolrestabes, Dandim, panitia dengan Pendeta.
Diperoleh kesepakatan bahwa Pendeta akan menjelaskan situasi kepada jemaat diberi waktu selama 10 menit. “Namun dalam pelaksanaannya sampai 15 menit karena ditambah doa dan nyanyian, sehingga ormas meminta dihentikan. Kapolres mengambil alih situasi dan menghentikan kegiatan,” kata Reny.
Akhirnya kegiatan diselesaikan pada pukul 20.30 WIB. Jemaat dan anggota pas berangsur membubarkan diri dengan tertib.
http://nasional.kini.co.id/2016/12/0...-tidak-lengkap



Diubah oleh false.saviour 07-12-2016 07:25
0
12.7K
Kutip
183
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan