Apa kabar gan? semoga bae-bae aje ye Agan pada tau tentang JAFF ga? Bukan JAV ya gan
JAFF itu singkatan dari Jogja-NETPAC Asian Film Festival.
Diselenggarain di beberapa tempat di Jogja gitu gan.
Nah ini nih film-film Asia jagoan dari JAFF gan! cekidott
Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2016 telah selesai. Digelar pada 28 November, festival ini ditutup pada hari Minggu, 3 Desember.
Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) adalah sebuah festival film yang difokuskan untuk pengembangan perfilman di Asia. Festival ini tak hanya memperkenalkan film-film Asia kepada publik di Indonesia, namun juga menyediakan ruang untuk seni, budaya, dan pariwisata.
Sementara, NETPAC merupakan singkatan dari Network for the Promotion of Asian Cinema, sebuah organisasi beranggotakan 30 negara yang memiliki kantor pusat di Kolombo, Sri Lanka. NETPAC adalah organisasi yang mengikutsertakan kritikus, sineas, para kurator festival, distributor, dan ekshibitor film dalam tiap acaranya.
Ada beberapa lokasi yang akan diambil dalam gelaran JAFF 2016, yaitu Taman Budaya Yogyakarta, Empire XXI, Grhatama Pustaka, Taman Tebing Breksi, Plasa Pasar Ngasem, dan beberapa kampus di Yogyakarta. Inilah beberapa film yang diputar dalam festival yang sudah diselenggarakan sebelas kali ini.
Quote:
1. SALAWAKU
Garapan sutradara Pritagita Arianegara ini memang berkelas festival. Pemutaran perdananya saja di Festival Film Internasional Tokyo ke-29 yang digelar akhir Oktober. Sampai berita ini dibuat, Salawaku bahkan belum tayang secara luas di negeri ini.
Dibuka oleh Salawaku
Seorang anak kecil bernama Salawaku (Elko Kastanya) mencari kakaknya, Binaiya (Raihaanun), yang meninggalkan kampung di Maluku. Di tengah perjalanan, Salawaku bertemu seorang wanita dari Jakarta bernama Saras (Karina Salim) yang punya permasalahan sebelas dua belas dengan Binaiya.
Hingga muncullah Kawanua (JFlow Matulessy), kakak angkat Salawaku yang mencari anak 10 tahun itu. Dalam perjalanan, kebaikan Kawanua membuat Salawaku dan Saras percaya. Bahkan, api cinta mulai terpercik di hati Saras kepada Kawanua. Namun, apa sebenarnya kepentingan Kawanua?
Film bikinan rumah produksi Kumala Films ini berhasil meraih delapan nomine pada FFI 2016, termasuk Film Terbaik. Salawaku kemudian memenangi tiga, yaitu Pemeran Anak Terbaik (Elko Kastanya), Pemeran Pendukung Wanita Terbaik (Raihaanun), dan Pengarah Sinematografi Terbaik (Faozan Rizal).
Spoiler for TRAILER:
Quote:
2. INTERCHANGE
Aksi Nicholas Saputra sebagai siluman
Aksi Nicholas Saputra dapat dilihat pengunjung JAFF dalam Interchange, sebuah film dari Malaysia. Perannya tak tanggung-tanggung, ia jadi siluman. Sementara aktris Prisia Nasution menjadi dukun. Aneh?
Interchange merupakan sebuah film horor mengenai seorang fotografer dan polisi detektif yang menyelidiki kasus-kasus pembunuhan berunsur mistis. Mereka bertemu Iva (Prisia) seorang wanita yang ternyata adalah dukun dari Kalimantan. Iva ditemani Belian (Nicholas), sosok arwah kuno berbentuk burung yang menjelma menjadi manusia.
Film ini disutradarai oleh Dain Iskandar Said dari Malaysia. September lalu, Interchange berhasil menembus Festival Film Internasional Toronto, bersama Headshot dari Indonesia.
Spoiler for TRAILER:
Quote:
3. ISTIRAHATLAH KATA-KATA (SOLO, SOLITUDE)
Film terbaik: Istirahatlah Kata-Kata (Solo, Solitude)
Puncak penghargaan dalam JAFF adalah Golden Hanoman Award. Penghargaan ini diberikan kepada film Asia terbaik melalui penjurian dalam program Asian Feature. Pemenangnya adalah Istirahatlah Kata-Kata (judul international Solo, Solitude), sebuah film garapan Josep Anggi Noen.
Film ini mengangkat kehidupan Wiji Thukul, aktivis yang sangat kritis terhadap rezim Soeharto. Saat kerusuhan terjadi pada tahun 1996 di Jakarta, ia dianggap bersalah dan terpaksa melarikan diri dan hidup dalam persembunyian.
Di sana, ia harus mengubah identitasnya beberapa kali, tetapi tetap aktif menulis puisi dan cerita pendek dengan nama pena. Sementara itu, di Solo, Jawa Tengah, istrinya, Sipon, hidup dengan dua anak mereka di bawah pengawasan ketat. Bulan Mei 1998, ketika Suharto dipaksa lengser oleh rakyat, Wiji Thukul dinyatakan hilang.
Film berdurasi 97 menit ini memang langganan festival-festival internasional. Antara lain Locarno International Film Festival di Swiss (3-13/8), Pacific Meridian International Film Festival di Vladivostok, Rusia (10-16/9), Hamburg International Film Festival, Jerman (29/9-8/10), Busan International Film Festival di Korea Selatan (6-15/10), dan Quezon City International Film Festival, Filipina (13-22/10).
Spoiler for TRAILER:
Quote:
4. TRAVELLING WITH THE BOMB
Ditutup oleh film asal Kirgistan
Tak hanya negara-negara barometer perfilman Asia macam Jepang dan Korea saja yang mendapat tempat spesial di JAFF. Sebuah film dari Kirgistan berjudul Travelling with Bomb mendapat kehormatan untuk menjadi penutup festival tahunan ini.
Dikisahkan seorang mahasiswa dari Kazakhstan membawa istrinya ke Kirgistan. Dia kemudian terlibat dalam sengketa perbatasan hingga akhirnya membuat persetujuan untuk melintasi perbatasan dengan membawa kotak ranjau untuk diantarkan ke desa. Persetujuan tersebut menyebabkan drama dan kesalahpahaman yang tak berujung.
Film karya sutradara Nurlan Abdykadyrov ini pertama kali diputar di Festival Film Internasional Busan ke-21, Korea Selatan pada bulan Oktober.
Gimana gan? mantep-mantep kan? Ane bangga juga sebagai orang Indonesia yang pilemnye ada di jejeran pilem terbaik di Asia.
Ternyata pilem Asia ga kalah ya gan sama Hollywood. Semoga film-film di Asia semakin baik terutama Indonesia.
Buat liat infografik lengkapnya seperti yang di gambar bisa liat disini gan
Jangan lupa rate bintang 5, tinggalin komentar dan bersedekah sedikit cendol buat ane dan ane doain agan makin ganteng deh