- Beranda
- Komunitas
- Sports
- Liga Italia
Ayo Ungkap Jeniusnya Genaro Gattuso


TS
Kaskus Sport
Ayo Ungkap Jeniusnya Genaro Gattuso
Pelatih secara umum dinilai berdasarkan apa yang terjadi di lapangan. Jika mereka kalah, mereka buruk dalam menjalankan tugasnya, ketika menang mereka bagus. Tapi seiring berjalannya waktu gambaran yang lebih lengkap akan terlihat. Pelatih tertentu memiliki karunia mampu melihat ke masa depan. Memahami bahwa benih harus ditanam agar bisa menuai buahnya di kemudian hari.
Tak banyak yang tau, Gennaro Gattuso memiliki peran membentuk pondasi untuk karier seorang Paulo Dybala muda. Tak hanya itu, saat menjabat sebagai pelatih Palermo pada awal musim 2013/14, Gattuso ternyata memiliki peran penting untuk mempengaruhi keputusan klub dalam merekrut Andrea Belotti dari Albinoleffe.

Mantan gelandang AC Milan mengatakan penyerang Torino Andrea Belotti mengingatkannya dengan mantan rekannya di I Rossoneri, Andriy Shevchenko.
Shevchenko merupakan penyerang tajam yang pernah jadi andalan Milan pada 1999-2006, pria asal Ukraina itu telah mencatatkan 320 penampilan dan mencetak 173 gol bagi I Rossoneri, serta mempersembahkan gelar Serie A Italia dan Liga Champions. Ia kini telah menjadi pelatih tim nasional Ukraina.

"Ketika bekerja dengan direktur olahraga Giorgio Perinetti saya mendatangkan [Belotti] ke Palermo dari Albinoleffe dan saya bilang dia mengingatkan saya pada Shevchenko, orang-orang menertawakan saya saat itu," ungkap Gattuso kepada Tuttosport.
"Saya bisa melihat dia adalah pemain yang memiliki potensi besar, dan mungkin saat ini dia telah menunjukkan itu sepenuhnya."

"Saya beruntung pernah menjadi pelatihnya, dan saya tahu dia akan menjadi pemain hebat."
"Dia memiliki karakteristik yang sangat spesifik, dia hidup untuk mencetak gol, dan dia melakukan segalanya dengan gairah dan semangat yang berapi-api. Dia memiliki racun dalam pembuluh darahnya."
Belotti bersinar bersama Torino awal musim ini. Penyerang berusia 22 tahun itu telah mencetak sepuluh gol dan empat assist dalam 12 penampilannya di Serie A Italia. Ia juga telah tampil membela timnas senior Italia lima kali dan mampu mencetak tiga gol sejak melakoni debut pada 1 September 2016.
Selain Belotti, Gattuso juga pernah menjadi pelatih penyerang Juventus, Paulo Dybala, saat masih memperkuat di Palermo.

Pada tahun 2013 Dybala dan Gattuso sama-sama menjadi pemula. Pemain Argentina itu merupakan wajah baru di sepakbola Italia, sebuah permata yang belum dipoles di masa remajanya. Sementara Legenda AC Milan itu telah memiliki pengalaman di lapangan namun merupakan wajah baru di bangku cadangan (sebagai pelatih). Palermo sedang berlaga di Serie B Italia saat itu, namun memiliki skuat yang penuh dengan pemain bertalenta. Abel Hernandez, Franco Vazquez, Edgar Barreto, dan Michael Morganella adalah beberapa bintang yang bertugas membawa klub asal Sisilia itu kembali ke Serie A.
Gattuso adalah seorang juara dunia bersama Italia, yang saat itu telah berusia 35 tahun. Dybala baru saja tiba dari Cordoba setelah musim yang brilian bersama Instituto, meski itu belum cukup untuk membawa klub itu promosi dari divisi kedua, Nacional B. Saat itu ia berusia 19 tahun.
Garang, cerdas, dan tak menolak untuk melonggarkan peraturan permainan sesuai kemampuan mereka, Gattuso memulai tantangannya di bangku cadangan meski nampaknya masih ingin bermain. Di sesi latihan Palermo dia akan ikut bergabung seperti pemain lainnya. Dybala menjadi target favoritnya.
Jika sang penyerang berusaha merebut bola dengan memunggungi pelatih asal Italia itu, dia akan meninggalkan jejak sepatunya ke bagian pahanya. Jika mencoba menjauh dari penjagaannya, dia akan menerima sedikit pukulan ke arah ususnya. Jika berupaya memainkan bola panjang, dia akan merasakan bajunya ditarik.

"Gattuso sangat membantu saya karena dia juga adalah salah satu orang yang menendang saya," ujar Dybala kepada El Pais.
"Dia memberikan saya nasihat bagaimana cara menghindari kerasnya permainan lawan. Dalam lebih dari satu sesi latihan dia akan menendang saya agar saya tahu cara mempertahankan diri."
"Hal terkait kekuatan fisik sangat sulit bagi saya. Menghadapi lawan yang menghadang menggunakan kekuatan fisiknya adalah yang tersulit. Saya harus bekerja lebih keras di gym dan terus belajar menghindari tendangan dan tabrakan. Saat itu saya belum terbiasa dengan hal tersebut."

Setelah itu sisanya adalah sejarah. Pemain Argentina tersebut bermain dalam 100 laga untuk Palermo, dan mencetak 21 gol. Dia kemudian bisa menunjukkan kelasnya di Juventus, meski di tim nasional ia kini masih terus berjuang menjadi pemain yang tak tergantikan seperti Javier Mascherano dan Lionel Messi.
Sementara Gattuso tidak seberuntung itu. Kariernya di Palermo tak berjalan lama, dan berakhir setelah hanya mampu meraih lima poin dalam tujuh pertandingan awal di musim tersebut. Presiden klub Maurizio Zamparini kemudian mengaku telah melakukan kesalahan menunjuknya, namun akhir yang indah terjadi bagi klub Sisilia tersebut setelah sukses promosi ke Serie A di akhir musim. Mantan gelandang tersebut kini melatih Pisa.
Akan tetapi kerja sama yang terjalin hanya sebentar dengan remaja fenomenal itu membuahkan hasil, dan tidak hanya dari aspek fisik. Itu telah meningkatkan tak hanya kemampuan tapi juga mental Dybala. Ketika ditanya, Gattuso menyatakan, "Dybala telah unggul tiga halaman dari seluruh halaman yang ada di buku panduan bermain sepakbola," meski menurut pelatih asal Italia itu, ia membutuhkan bab tersendiri untuk kisah istimewa ini.
Tak banyak yang tau, Gennaro Gattuso memiliki peran membentuk pondasi untuk karier seorang Paulo Dybala muda. Tak hanya itu, saat menjabat sebagai pelatih Palermo pada awal musim 2013/14, Gattuso ternyata memiliki peran penting untuk mempengaruhi keputusan klub dalam merekrut Andrea Belotti dari Albinoleffe.

Mantan gelandang AC Milan mengatakan penyerang Torino Andrea Belotti mengingatkannya dengan mantan rekannya di I Rossoneri, Andriy Shevchenko.
Shevchenko merupakan penyerang tajam yang pernah jadi andalan Milan pada 1999-2006, pria asal Ukraina itu telah mencatatkan 320 penampilan dan mencetak 173 gol bagi I Rossoneri, serta mempersembahkan gelar Serie A Italia dan Liga Champions. Ia kini telah menjadi pelatih tim nasional Ukraina.

"Ketika bekerja dengan direktur olahraga Giorgio Perinetti saya mendatangkan [Belotti] ke Palermo dari Albinoleffe dan saya bilang dia mengingatkan saya pada Shevchenko, orang-orang menertawakan saya saat itu," ungkap Gattuso kepada Tuttosport.
"Saya bisa melihat dia adalah pemain yang memiliki potensi besar, dan mungkin saat ini dia telah menunjukkan itu sepenuhnya."

"Saya beruntung pernah menjadi pelatihnya, dan saya tahu dia akan menjadi pemain hebat."
"Dia memiliki karakteristik yang sangat spesifik, dia hidup untuk mencetak gol, dan dia melakukan segalanya dengan gairah dan semangat yang berapi-api. Dia memiliki racun dalam pembuluh darahnya."
Belotti bersinar bersama Torino awal musim ini. Penyerang berusia 22 tahun itu telah mencetak sepuluh gol dan empat assist dalam 12 penampilannya di Serie A Italia. Ia juga telah tampil membela timnas senior Italia lima kali dan mampu mencetak tiga gol sejak melakoni debut pada 1 September 2016.
Selain Belotti, Gattuso juga pernah menjadi pelatih penyerang Juventus, Paulo Dybala, saat masih memperkuat di Palermo.

Pada tahun 2013 Dybala dan Gattuso sama-sama menjadi pemula. Pemain Argentina itu merupakan wajah baru di sepakbola Italia, sebuah permata yang belum dipoles di masa remajanya. Sementara Legenda AC Milan itu telah memiliki pengalaman di lapangan namun merupakan wajah baru di bangku cadangan (sebagai pelatih). Palermo sedang berlaga di Serie B Italia saat itu, namun memiliki skuat yang penuh dengan pemain bertalenta. Abel Hernandez, Franco Vazquez, Edgar Barreto, dan Michael Morganella adalah beberapa bintang yang bertugas membawa klub asal Sisilia itu kembali ke Serie A.
Gattuso adalah seorang juara dunia bersama Italia, yang saat itu telah berusia 35 tahun. Dybala baru saja tiba dari Cordoba setelah musim yang brilian bersama Instituto, meski itu belum cukup untuk membawa klub itu promosi dari divisi kedua, Nacional B. Saat itu ia berusia 19 tahun.
Garang, cerdas, dan tak menolak untuk melonggarkan peraturan permainan sesuai kemampuan mereka, Gattuso memulai tantangannya di bangku cadangan meski nampaknya masih ingin bermain. Di sesi latihan Palermo dia akan ikut bergabung seperti pemain lainnya. Dybala menjadi target favoritnya.
Jika sang penyerang berusaha merebut bola dengan memunggungi pelatih asal Italia itu, dia akan meninggalkan jejak sepatunya ke bagian pahanya. Jika mencoba menjauh dari penjagaannya, dia akan menerima sedikit pukulan ke arah ususnya. Jika berupaya memainkan bola panjang, dia akan merasakan bajunya ditarik.

"Gattuso sangat membantu saya karena dia juga adalah salah satu orang yang menendang saya," ujar Dybala kepada El Pais.
"Dia memberikan saya nasihat bagaimana cara menghindari kerasnya permainan lawan. Dalam lebih dari satu sesi latihan dia akan menendang saya agar saya tahu cara mempertahankan diri."
"Hal terkait kekuatan fisik sangat sulit bagi saya. Menghadapi lawan yang menghadang menggunakan kekuatan fisiknya adalah yang tersulit. Saya harus bekerja lebih keras di gym dan terus belajar menghindari tendangan dan tabrakan. Saat itu saya belum terbiasa dengan hal tersebut."

Setelah itu sisanya adalah sejarah. Pemain Argentina tersebut bermain dalam 100 laga untuk Palermo, dan mencetak 21 gol. Dia kemudian bisa menunjukkan kelasnya di Juventus, meski di tim nasional ia kini masih terus berjuang menjadi pemain yang tak tergantikan seperti Javier Mascherano dan Lionel Messi.
Sementara Gattuso tidak seberuntung itu. Kariernya di Palermo tak berjalan lama, dan berakhir setelah hanya mampu meraih lima poin dalam tujuh pertandingan awal di musim tersebut. Presiden klub Maurizio Zamparini kemudian mengaku telah melakukan kesalahan menunjuknya, namun akhir yang indah terjadi bagi klub Sisilia tersebut setelah sukses promosi ke Serie A di akhir musim. Mantan gelandang tersebut kini melatih Pisa.
Akan tetapi kerja sama yang terjalin hanya sebentar dengan remaja fenomenal itu membuahkan hasil, dan tidak hanya dari aspek fisik. Itu telah meningkatkan tak hanya kemampuan tapi juga mental Dybala. Ketika ditanya, Gattuso menyatakan, "Dybala telah unggul tiga halaman dari seluruh halaman yang ada di buku panduan bermain sepakbola," meski menurut pelatih asal Italia itu, ia membutuhkan bab tersendiri untuk kisah istimewa ini.
Supported by:





www.kaskus.co.id





www.kaskus.co.id
0
8.9K
24


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan