- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Dream Zone [ada masa dimana kita berharap mimpi adalah nyatanya kita]


TS
premanpasar69
Dream Zone [ada masa dimana kita berharap mimpi adalah nyatanya kita]
Numpang gelar tiker sepuh-sepuh, om-om, agan-agan, baru join kaskus nih, salam kenal semua.
Katanya disini boleh cerita-cerita ya?
mohon diingatkan jika ada salah ya. Preman juga manusia.
mulai aja yah ceritanya.
Wajahnya Nampak jelas di kepalaku, menghantui setiap lamunanku. Siapa? Entahlah, tak bernama namun ku merasa mengenalnya. Aku seakan terus menerus meneriakkan namanya, namun saat terbangun hanya wajahnya yang ku ingat.
DREAM ZONE
Prolog
Jay, panggilanku. Nama panjangku ku rasa kalian tidak perlu tau.
Mahasiswa sebuah perguruan tinggi, IPK berharap mencapai 3,5, hobiku main game. Dan entah kenapa akhir-akhir ini aku semakin kecanduan main game, mungkin pengaruh teman-teman onlineku.
Setiap hari hanya ku habiskan main game, sampai melupakan skripsiku. Ini tahun kedua aku mengulang kembali skripsi. Jika tidak menyelesaikannya tamat mimpiku sebagai sarjana.
Sejak kematian ibuku aku menjadi sedikit introvert. Mengurangi bergaul, lebih banyak berdiam diri dalam kos yang berbentuk balok. Kadang aku berkhayal tempat ini seperti kuburan. Sepi, hanya music atau film dari laptopku yang menemani. Dan sampai saat ini aku juga belum mengingat tentang kematian ibuku sendiri. Kata mereka dia mengalami kecelakaan bersama aku, namun aneh aku sama sekali tidak mengingatnya.
Semua biaya kehidupanku berasal dari game yang ku mainkan. Mengumpulkan mata uang dalam game lalu menukarnya dengan rupiah. Setidaknya ini dapat menghindarkanku dari konsumsi indomie.
Ayahku kimpoi lagi, kakaku penempatan kerja di pulau yang berbeda, begitu juga adikku yang dapat beasiswa di beda Negara. Entah apakah ini masih bisa disebut keluarga. Kami menjalani kehidupan masing-masing, 1x seminggu cukup sepertinya berkomunikasi lewat telpon.
Dan akhir-akhir ini sepertinya ada yang salah dengan kepalaku. Aku memikirkan sesosok wanita, yang sama sekali gak ku kenal, namun saat memikirkannya aku merasa lebih hangat. Aku menikmati bersamanya, bukan di dunia nyata tapi dalam mimpiku.
Apakah aku sudah gila? Entahlah, bunga tidur yang tak lazim rasanya. Saat aku mulai merasa kesepian dan aku merindukan ibuku, aku mulai tertidur dan bermimpi tentangnya. Saat terbangun semuanya hilang. Berusaha keras buat mengingat namanya, namun yang tersisa hanya senyumnya dalam benakku.
Siapapun kamu, dimanapun kamu, aku pasti akan menemukanmu. Jika semuanya tidak terwujud, maka kalian akan mengenalku sebagai pria yang percaya mimpi adalah sebuah pertanda namun tak semuanya bisa nyata.
“Jay!!!!!” tangan gempal memukulku dari belakang secara tiba-tiba, diikuti seringai dari wajahnya.
“ehhhhh”
“melamun aja, gimana skripsi lu?” tanyanya. Ardhi, salah satu sahabat terdekatku. Perawakan gempal, celana jeans over size, kaos dan di balut kemeja kotak-kotak, rambut ikal tanggung. Setelan yang mirip-mirip setiap harinya. Dari jarak 100M pun aku pasti sudah mengenalnya.
“lagi males ngomongin skripsi” jawabku tak bergairah
“bah, lu mau jadi mahasiswa abadi?” Tanyanya lagi, mulutnyatak beraturan menyudut batang rokok sambil duduk disebelahku. Tangannya sibuk mengeluarkan laptop dan menempatkannya di atas meja. Dia memandangiku, bukan aku, pandangannya berbelok pada secarik kertas yang dari tadi jadi tempatku menyandarkan kepala di atas meja. Dengan cekatan dia merebut kertas tersebut.
“Wih cantik bener, gak duga lu pintar melukis, siapa ini bray? Gebetan lu yang baru ya? Lusi lu kemanain?” dia sambil tersenyum, terdapat nada meledek dalam kalimat tanyanya. Sebagai catatan Lusi adalah wanita ter….. hmmmmm gimana enaknya nyebutnya ya. gelarnya Betty la pe’a di kampus.
“Balikin sini” aku menegakkan badan sambil menjangkau kertas yang direbutnya. Ardhi menarik tangannya.
“Siapa dulu nih? Bah lu mah, gak boleh main rahasia-rahasiaan sama gue”
“gue gak tau namanya”
“oh lu pengagum rahasianya ya, ketemu dimana bray?”
“Mimpi”
“aihhh lu becanda mulu Jay”
“Beneran, sampai berkali-kali malahan”
“Lu jatuh cinta sama sosok yang lu ketemuin dalam mimpi? Bah ini mah imajinasi lu doang, makanya sebelum tidur jangan kebanyakan nonton bokep bray. Kalau dilihat-lihat ini mah mirip maria ozawa”
“sembarangan lu, sini balikin” aku cekatan mengambil kertas itu, dan menaruhnya kembali dalam tasku “balik yu, udah sore, mau tidur gue”
“bentar, bentar, sedikit lagi selesai nih download filmnya” jawabnya sambil sibuk menatap layar laptop. Tangannya menggerakkan mouse, berusaha memperhitungkan bar downloadannya jalan atau tidak “Tapi cerita lu mirip sama film anime yang terbaru tuh, apa ya judulnya, Kimi no Nawakalau gak salah, sama-sama ketemu dalam mimpi” sambungnya
“Hmmmmm, terus endingnya seperti apa?” tanyaku penasaran
“Ya endingnya mereka ketemu, saling jatuh cinta walaupun gak saling mengenal”
“hmmmmm”
“Lu ngarepin cerita kartun gitu terjadi sama lu Bray, keep on your dream Bray” diikutinya dengan gelak tawa "Ya udah yuk balik"
.................
“Kamu disini lagi?” sapa wanita itu duduk disampingku. Kedatangannya ku sambut dengan senyuman. Aku menatap sayu ke tepi danau. Air yang tenang, Nampak samar pepohonan di seberang, sepi tak ada suara.
“aku tak tau kenapa aku selalu berada disini” ucapku lirih “danau ini seakan menyimpan kenangan yang tak bisa aku berdamai dengannya”
Wanita itu duduk tepat disampingku, lututnya menekuk ditahan oleh kedua tangannya yang melingkar. Kepalanya bersender di bahuku “Disini sangat dingin Jay” ucapnya lirih
Aku memandanginya sambil tersenyum, pakaiannya serba putih, hal yang aneh sebenarnya pergi ke danau dengan menggunakan dress putih, tapi aku mengabaikannya “Tapi bersamamu disini aku merasa hangat” Balasku
“Kamu tau hal yang paling indah sekaligus paling menyakitkan Jay?” tanyanya pelan, kepalanya terbenam di antara lutut.
“Di dunia ini terlalu banyak hal yang seperti itu, tapi mungkin persepsi kita berbeda, jadi hal seperti apa yang kamu maksud?”
“Menyadari seseorang yang dekat dengan kita tlah tiada Jay” dia terdiam sejenak “Bahagia, karena kita akhirnya membuka mata betapa pentingnya dirinya dan betapa besar kasih sayangnya selama ini, kita jadi orang yang special di matanya lebih dari orang lain. kasih sayangnya sampai membuat kita larut dalam air mata. Dan kesedihannya adalah kita terlalu lama untuk membuka mata, sampai kita melewatkan moment untuk membalas semua itu”
“Ibu” ucapku tiba-tiba “Ibuku, aku merindukannya”
“Berdamailah dengan masa lalumu Jay, dan jalani hidupmu. Aku mungkin takkan lama lagi disini” dia mengucapkan kalimat tersebut sambil melempar-lemparkan batu ke danau. Burung-burung berterbangan. Gemercik air dan lompatan ikan-ikan membuat hatiku tenang. Udara seakan berjalan pelan sekali. Tak jauh kupu-kupu bermain di atas barisan bunga.
“Sekarang kamu sudah dewasa Jay, senyummu semakin manis” ucapnya sambil memandangiku dengan tersenyum matanya menyipit dengan rambut panjang hitam terurai, wajahnya sangat membekas dalam ingatanku. Wanita yang sangat manis sekali.
Aku merebahkan tubuhku di atas rerumputan, diapun mengikuti, kepalanya berlabuh di tanganku. Kami sama-sama menatap ke langit.
“Apakah kamu juga bakal meninggalkanku?” tanyaku sambil memegang tangannya, terasa sangat lembut dan juga dingin. kemudian aku memalingkan wajahku untuk menatapnya. Diapun melakukan hal serupa.
“Aku akan selalu ada kapanpun saat kamu membutuhkanku, temukan aku disini” tangan kanannya menempel di dadaku lalu dia berdiri sambil membalikkan badannya dan pergi menjauh mengarah ke pepohonan. Beberapa langkah berjalan dan menoleh kembali sambil tersenyum.
“Tunggu sebentar, Hei, Tunggu sebentar, kali ini lagi-lagi aku melupakan namamu”
“Panggil aku Na……”
KRINGGGGGGG!!!!!!!
Alarm pagi bertingkah seperti biasa. Aku terbangun lebih cepat. Dan kali ini masih seperti sebelumnya, aku hanya bisa mengingat wajahnya. Aku bangun dengan tersenyum sendiri. Menatap jam dinding menunjukkan jam 7 pagi. Aku harus kembali ke dunia nyataku, nyata bagi mereka, namun aku lebih merasa hidup di dalam mimpiku. Lebih tenang, lebih damai, bersamanya. Aku menatap foto keluarga di bingkai kecil di meja. Foto ibuku tersenyum, hanya itu yang ku pandangi. Dalam benakku berpikir, banggakah dirinya dengan diriku yang sekarang?
Katanya disini boleh cerita-cerita ya?
mohon diingatkan jika ada salah ya. Preman juga manusia.
mulai aja yah ceritanya.
Wajahnya Nampak jelas di kepalaku, menghantui setiap lamunanku. Siapa? Entahlah, tak bernama namun ku merasa mengenalnya. Aku seakan terus menerus meneriakkan namanya, namun saat terbangun hanya wajahnya yang ku ingat.
DREAM ZONE
Quote:
Prolog
Jay, panggilanku. Nama panjangku ku rasa kalian tidak perlu tau.
Mahasiswa sebuah perguruan tinggi, IPK berharap mencapai 3,5, hobiku main game. Dan entah kenapa akhir-akhir ini aku semakin kecanduan main game, mungkin pengaruh teman-teman onlineku.
Setiap hari hanya ku habiskan main game, sampai melupakan skripsiku. Ini tahun kedua aku mengulang kembali skripsi. Jika tidak menyelesaikannya tamat mimpiku sebagai sarjana.
Sejak kematian ibuku aku menjadi sedikit introvert. Mengurangi bergaul, lebih banyak berdiam diri dalam kos yang berbentuk balok. Kadang aku berkhayal tempat ini seperti kuburan. Sepi, hanya music atau film dari laptopku yang menemani. Dan sampai saat ini aku juga belum mengingat tentang kematian ibuku sendiri. Kata mereka dia mengalami kecelakaan bersama aku, namun aneh aku sama sekali tidak mengingatnya.
Semua biaya kehidupanku berasal dari game yang ku mainkan. Mengumpulkan mata uang dalam game lalu menukarnya dengan rupiah. Setidaknya ini dapat menghindarkanku dari konsumsi indomie.
Ayahku kimpoi lagi, kakaku penempatan kerja di pulau yang berbeda, begitu juga adikku yang dapat beasiswa di beda Negara. Entah apakah ini masih bisa disebut keluarga. Kami menjalani kehidupan masing-masing, 1x seminggu cukup sepertinya berkomunikasi lewat telpon.
Dan akhir-akhir ini sepertinya ada yang salah dengan kepalaku. Aku memikirkan sesosok wanita, yang sama sekali gak ku kenal, namun saat memikirkannya aku merasa lebih hangat. Aku menikmati bersamanya, bukan di dunia nyata tapi dalam mimpiku.
Apakah aku sudah gila? Entahlah, bunga tidur yang tak lazim rasanya. Saat aku mulai merasa kesepian dan aku merindukan ibuku, aku mulai tertidur dan bermimpi tentangnya. Saat terbangun semuanya hilang. Berusaha keras buat mengingat namanya, namun yang tersisa hanya senyumnya dalam benakku.
Siapapun kamu, dimanapun kamu, aku pasti akan menemukanmu. Jika semuanya tidak terwujud, maka kalian akan mengenalku sebagai pria yang percaya mimpi adalah sebuah pertanda namun tak semuanya bisa nyata.
Spoiler for Chapter 1:
“Jay!!!!!” tangan gempal memukulku dari belakang secara tiba-tiba, diikuti seringai dari wajahnya.
“ehhhhh”
“melamun aja, gimana skripsi lu?” tanyanya. Ardhi, salah satu sahabat terdekatku. Perawakan gempal, celana jeans over size, kaos dan di balut kemeja kotak-kotak, rambut ikal tanggung. Setelan yang mirip-mirip setiap harinya. Dari jarak 100M pun aku pasti sudah mengenalnya.
“lagi males ngomongin skripsi” jawabku tak bergairah
“bah, lu mau jadi mahasiswa abadi?” Tanyanya lagi, mulutnyatak beraturan menyudut batang rokok sambil duduk disebelahku. Tangannya sibuk mengeluarkan laptop dan menempatkannya di atas meja. Dia memandangiku, bukan aku, pandangannya berbelok pada secarik kertas yang dari tadi jadi tempatku menyandarkan kepala di atas meja. Dengan cekatan dia merebut kertas tersebut.
“Wih cantik bener, gak duga lu pintar melukis, siapa ini bray? Gebetan lu yang baru ya? Lusi lu kemanain?” dia sambil tersenyum, terdapat nada meledek dalam kalimat tanyanya. Sebagai catatan Lusi adalah wanita ter….. hmmmmm gimana enaknya nyebutnya ya. gelarnya Betty la pe’a di kampus.
“Balikin sini” aku menegakkan badan sambil menjangkau kertas yang direbutnya. Ardhi menarik tangannya.
“Siapa dulu nih? Bah lu mah, gak boleh main rahasia-rahasiaan sama gue”
“gue gak tau namanya”
“oh lu pengagum rahasianya ya, ketemu dimana bray?”
“Mimpi”
“aihhh lu becanda mulu Jay”
“Beneran, sampai berkali-kali malahan”
“Lu jatuh cinta sama sosok yang lu ketemuin dalam mimpi? Bah ini mah imajinasi lu doang, makanya sebelum tidur jangan kebanyakan nonton bokep bray. Kalau dilihat-lihat ini mah mirip maria ozawa”
“sembarangan lu, sini balikin” aku cekatan mengambil kertas itu, dan menaruhnya kembali dalam tasku “balik yu, udah sore, mau tidur gue”
“bentar, bentar, sedikit lagi selesai nih download filmnya” jawabnya sambil sibuk menatap layar laptop. Tangannya menggerakkan mouse, berusaha memperhitungkan bar downloadannya jalan atau tidak “Tapi cerita lu mirip sama film anime yang terbaru tuh, apa ya judulnya, Kimi no Nawakalau gak salah, sama-sama ketemu dalam mimpi” sambungnya
“Hmmmmm, terus endingnya seperti apa?” tanyaku penasaran
“Ya endingnya mereka ketemu, saling jatuh cinta walaupun gak saling mengenal”
“hmmmmm”
“Lu ngarepin cerita kartun gitu terjadi sama lu Bray, keep on your dream Bray” diikutinya dengan gelak tawa "Ya udah yuk balik"
.................
“Kamu disini lagi?” sapa wanita itu duduk disampingku. Kedatangannya ku sambut dengan senyuman. Aku menatap sayu ke tepi danau. Air yang tenang, Nampak samar pepohonan di seberang, sepi tak ada suara.
“aku tak tau kenapa aku selalu berada disini” ucapku lirih “danau ini seakan menyimpan kenangan yang tak bisa aku berdamai dengannya”
Wanita itu duduk tepat disampingku, lututnya menekuk ditahan oleh kedua tangannya yang melingkar. Kepalanya bersender di bahuku “Disini sangat dingin Jay” ucapnya lirih
Aku memandanginya sambil tersenyum, pakaiannya serba putih, hal yang aneh sebenarnya pergi ke danau dengan menggunakan dress putih, tapi aku mengabaikannya “Tapi bersamamu disini aku merasa hangat” Balasku
“Kamu tau hal yang paling indah sekaligus paling menyakitkan Jay?” tanyanya pelan, kepalanya terbenam di antara lutut.
“Di dunia ini terlalu banyak hal yang seperti itu, tapi mungkin persepsi kita berbeda, jadi hal seperti apa yang kamu maksud?”
“Menyadari seseorang yang dekat dengan kita tlah tiada Jay” dia terdiam sejenak “Bahagia, karena kita akhirnya membuka mata betapa pentingnya dirinya dan betapa besar kasih sayangnya selama ini, kita jadi orang yang special di matanya lebih dari orang lain. kasih sayangnya sampai membuat kita larut dalam air mata. Dan kesedihannya adalah kita terlalu lama untuk membuka mata, sampai kita melewatkan moment untuk membalas semua itu”
“Ibu” ucapku tiba-tiba “Ibuku, aku merindukannya”
“Berdamailah dengan masa lalumu Jay, dan jalani hidupmu. Aku mungkin takkan lama lagi disini” dia mengucapkan kalimat tersebut sambil melempar-lemparkan batu ke danau. Burung-burung berterbangan. Gemercik air dan lompatan ikan-ikan membuat hatiku tenang. Udara seakan berjalan pelan sekali. Tak jauh kupu-kupu bermain di atas barisan bunga.
“Sekarang kamu sudah dewasa Jay, senyummu semakin manis” ucapnya sambil memandangiku dengan tersenyum matanya menyipit dengan rambut panjang hitam terurai, wajahnya sangat membekas dalam ingatanku. Wanita yang sangat manis sekali.
Aku merebahkan tubuhku di atas rerumputan, diapun mengikuti, kepalanya berlabuh di tanganku. Kami sama-sama menatap ke langit.
“Apakah kamu juga bakal meninggalkanku?” tanyaku sambil memegang tangannya, terasa sangat lembut dan juga dingin. kemudian aku memalingkan wajahku untuk menatapnya. Diapun melakukan hal serupa.
“Aku akan selalu ada kapanpun saat kamu membutuhkanku, temukan aku disini” tangan kanannya menempel di dadaku lalu dia berdiri sambil membalikkan badannya dan pergi menjauh mengarah ke pepohonan. Beberapa langkah berjalan dan menoleh kembali sambil tersenyum.
“Tunggu sebentar, Hei, Tunggu sebentar, kali ini lagi-lagi aku melupakan namamu”
“Panggil aku Na……”
KRINGGGGGGG!!!!!!!
Alarm pagi bertingkah seperti biasa. Aku terbangun lebih cepat. Dan kali ini masih seperti sebelumnya, aku hanya bisa mengingat wajahnya. Aku bangun dengan tersenyum sendiri. Menatap jam dinding menunjukkan jam 7 pagi. Aku harus kembali ke dunia nyataku, nyata bagi mereka, namun aku lebih merasa hidup di dalam mimpiku. Lebih tenang, lebih damai, bersamanya. Aku menatap foto keluarga di bingkai kecil di meja. Foto ibuku tersenyum, hanya itu yang ku pandangi. Dalam benakku berpikir, banggakah dirinya dengan diriku yang sekarang?


anasabila memberi reputasi
1
807
Kutip
3
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan