Metrotvnews.com, Jakarta: Pengacara Jessica Kumala Wongso, Yudi Wibowo Sukitno, sempat mempersoalkan autopsi yang dilakukan penyidik Polda Metro Jaya terhadap jasad Wayan Mirna Salihin. Yudi berdalih, hasil autopsi tak valid lantaran dilakukan beberapa hari setelah Mirna meninggal.

Apalagi, senyawa yang diduga diminum Mirna adalah sianida, zat kimia yang mudah larut dengan air. Hal ini jadi polemik lantaran jejak sianida saat autopsi diduga kabur.

Tapi, Toksikolog Universitas Indonesia, Budiawan, punya pendapat lain. Budi, sapaan Budiawan, menerangkan, tidak ada jangka waktu untuk menentukan berapa lama sianida dapat menempel atau hilang pada suatu benda. Selama benda itu tak larut oleh air, zat sianida masih bisa terdeteksi.

"Kalau kena air ya hilang, hitungan lamanya tergantung tercuci tidak dengan air. Karena sianida larut dengan air," kata Budiawan kepada Metrotvnews.com, Selasa (9/2/2016).


Asam sianida ilegal (Ant.Fiqman)

Mirna dipastikan tewas karena sianida di kopi yang diseruputnya. Sianida diduga ditaruh Jessica di celana. Jika pun ditaruh di celana, Budi punya asumsi. Sianida cair, kata dia, punya daya menempel lebih pekat dibanding sianida serbuk.

"Serbuk juga sama. Kalau bungkusnya terbuka dan kemudian di celana masih posisi terbuka, bisa menodai tapi tidak secepat cair. Serbuk menempel di dinding permukaan kain. Sementara cair relatif mudah teridentifikasi," jelasnya.

Budi pun menduga Jessica menggunakan sianida jenis serbuk ke dalam es kopi Vietnam milik Mirna. Sebab, sianida serbuk relatif sulit terdeteksi.


Ilustrasi Kopi (MTVN.Mufti)

Meski demikian, lanjut Budi, jejak sianida masih bisa diuji. Meski sudah menguap, residu dari sianida masih bisa ditemukan dalam celana melalui uji laboratorium. "Hanya bisa dibuktikan dengan uji kimiawi," tukas Budi.

Sumber : http://news.metrotvnews.com/read/201...bisa-ditemukan

---

Kumpulan Berita Terkait KEMATIAN MIRNA :

- Jejak Sianida Masih Bisa Ditemukan

- Berat Badan Jessica Naik Selama di Tahanan

- Jessica Diduga Bawa Sianida dalam Botol