- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Pilot Pesawat : 'There's no fuel! We're going down! There's no radar!'


TS
ReiraMoreloze
Pilot Pesawat : 'There's no fuel! We're going down! There's no radar!'
Quote:
Kata-kata terakhir dari Miguel Alejandro Quiroga Murakami, pilot pesawat yang membawa anggota tim sepakbola Chapecoense terdengar bernada putus asa sesaat sebelum pesawat jet yang dikendalikannya jatuh. Seperti diketahui bahwa telah terjadi kecelakaan yang menimpa satu pesawat jet di kawasan Kolombia yang mana pesawat jet tersebut mengangkut 77 penumpang termasuk tim sepakbola asal Brasil. Sabagimana dilansir oleh dailymail.co.ukbahwa 71 orang dinyatakan tewas di tempat.

Percakapan pilot Miguel Alejandro Quiroga Murakami melalui radio didengar oleh seorang pilot - Juan Sebastian Upegui - yang kebetulan berada pada gelombang radio yang sama pada saat kejadian dan mengingat kata-kata terakhir rekan sesama pilotnya tersebut.
Dalam panggilan terakhirnya yang cukup mengerikan, pilot Quiroga mengumumkan kondisi yang sangat darurat dengan berkata 'Tidak ada bahan bakar', 'Kami mengalami gagal elektronik total' dan kemudian berteriak, 'Tolong kami' dan 'Kami akan turun'.
Pilot Quiroga juga mengatakan: 'GPS ini tidak bekerja, saya tidak tahu apa yang terjadi.
"Kami memiliki kegagalan elektronik total, kegagalan elektronik total. Vektor untuk melanjutkan pendaratan! "Sekarang saya tidak memiliki kontak radar. Beri Vektor untuk melanjutkan pendaratan! Beri Vektor untuk melanjutkan pendaratan!
"Kami akan turun. Bantu kami! Beri kami Vektor untuk landasan pacu! Vektor untuk landasan pacu! Kami berada di 1.000 kaki! '

Telah beredar sebuah spekulasi pagi ini bahwa pesawat jet malang tersebut mungkin telah kehabisan bahan bakar selama penerbangan dalam kondisi cuaca yang buruk sebelum pendaratan di Kolombia. Rincian kata-kata terakhir pilot bertepatan dengan teori.
Penyidik mengatakan itu adalah 'sangat mencurigakan' bahwa pesawat tidak meledak pada dampak seperti itu dimana pesawat tersebut menabrak sebuah gunung dalam perjalanan dari Bolivia ke kota Medellin di Kolombia.
Seorang pramugari selamat diyakini telah mengatakan kepada pihak berwenang bahwa pesawat yang membawa 77 penumpang dan awak, kehabisan bahan bakar pada menit-menit sebelum mendarat di Bandara Jose Maria Cordova.

Teori ini muncul setelah sebuah klaim menyatakan bahwa pilot jet Miguel Alejandro Quiroga Murakami sengaja berputar-putar di udara sebelum mendarat dalam upaya untuk menghabiskan sisa bahan bakar atau membuang bahan bakar untuk menghindari ledakan dari dampak benturan.
Enam orang secara ajaib selamat dari kecelakaan pada Senin malam, tapi ini merupakan bencana besar yang nyata bagi klub sepakbola Brasil Chapecoense yang mana para pemain telah bersiap-siap untuk bermain di final Copa Sudamerica – sebuah kejuaraan yang setara dengan dengan gelar Liga Europa. Pemerintah Brasil telah menyatakan tiga hari berkabung setelah tragedi tersebut.
Sebagaimana dilaporkan bahwa Alan Ruschel, salah satu pemain yang selamat, bertanya kepada tim penyelamat 'Keluarga saya, teman-teman saya, di mana mereka? " sesaat seketika ia diangkat dari reruntuhan pesawat.

Pagi ini telah dilaporkan bahwa salah satu korban selamat, kiper Jackson Follmann, kaki kanannya harus diamputasi saat dirawat di Rumah Sakit San Vicente Foundation di luar Medellin. Dan sedang dalam perawatan intensif. Seorang wartawan Rafael Valmorbida juga menjalani operasi sementara seorang pramugari berkebangsaan Bolivia, Ximena Suarez dan teknisi penerbangan Erwin Tumiri keduanya dikatakan dalam kondisi stabil.
Proses penyelidikan terhadap kecelakaan tersebut mulai berlangsung hari ini, sumber militer Kolombia mengungkapkan: "Hal ini sangat mencurigakan meskipun dampaknya tidak ada ledakan. Hal ini memperkuat teori kurangnya bahan bakar. "
Data penerbangan menunjukkan bagaimana pesawat jet tersebut berputar-putar beberapa kali sebelum bencana tersebut terjadi setelah menyatakan kegagalan system elektrik.

Panicked final words of pilot before plane crashed killing 71

Sumber : dailymail.co.uk
Spoiler for Malam Penuh Air Mata di Markas Chapecoense:
VIVA.co.id – Banjir air mata terjadi di markas klub asal Brasil, Chapecoense, tadi malam. Layaknya sedang menggelar laga kandang, Arena Conda dipenuhi puluhan ribu orang.
Pemain Chapecoense yang tidak ikut dalam pertandingan final Sudamericana 2016, berkumpul bersama fans dan keluarga korban di Arena Conda. Mereka berkumpul untuk mendoakan kepergian orang yang mereka kasihi.
Sebanyak 71 orang, termasuk pemain, pelatih, staf klub dan jurnalis, menjadi korban jiwa akibat pesawat yang mereka tumpangi mengalami masalah kelistrikan, saat dalam perjalanan menuju Kolombia. Sejatinya, Chapecoense akan melawan Atletico Nacional di laga final Sudamericana 2016, di Estadio Atanasio Girardot, Medelin, Kolombia.
30 November dipilih sebagai waktu untuk berkumpul bersama di Arena Conda, karena seharusnya partai final Sudamericana 2016 dilangsungkan. Acara ini juga dihadiri oleh para pemain akademi Chapecoense dari semua level usia.
Ivan Tozzo, yang sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden klub, kini mengambil alih tugas sebagai kepala klub. Dia mengungkapkan kalau presiden Federasi Sepakbola Brasil, Marco Polo del Nero, meminta Chapecoense bermain melawan Atletico Minerio pada 11 Desember.
"Saya berbicara dengan presdien Marco Polo del Nero dan dia mengatakan kepada saya dan meminta kami melawan Atletico Mineiro, yang merupakan laga kami selanjutnya. Saya menjawab, 'Tapi kami tidak memiliki 11 pemain untuk berada di lapangan'," ujarnya kepada Daily Mail.
"Presiden membalas, 'Chapecoense punya pemain dari U-20 dan ada pemain yang sudah pulih dari cedera, ada lima atau enam pemain. Mainkan mereka! Dan kalian bisa bermain dengan para pemain yunior. Tidak perlu mempedulikan hasil akhir, kami ada untuk Chapocoense dan kami akan buat malam yang indah untuk Anda," katanya








http://www.viva.co.id/bola/read/8545...as-chapecoense
Pemain Chapecoense yang tidak ikut dalam pertandingan final Sudamericana 2016, berkumpul bersama fans dan keluarga korban di Arena Conda. Mereka berkumpul untuk mendoakan kepergian orang yang mereka kasihi.
Sebanyak 71 orang, termasuk pemain, pelatih, staf klub dan jurnalis, menjadi korban jiwa akibat pesawat yang mereka tumpangi mengalami masalah kelistrikan, saat dalam perjalanan menuju Kolombia. Sejatinya, Chapecoense akan melawan Atletico Nacional di laga final Sudamericana 2016, di Estadio Atanasio Girardot, Medelin, Kolombia.
30 November dipilih sebagai waktu untuk berkumpul bersama di Arena Conda, karena seharusnya partai final Sudamericana 2016 dilangsungkan. Acara ini juga dihadiri oleh para pemain akademi Chapecoense dari semua level usia.
Ivan Tozzo, yang sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden klub, kini mengambil alih tugas sebagai kepala klub. Dia mengungkapkan kalau presiden Federasi Sepakbola Brasil, Marco Polo del Nero, meminta Chapecoense bermain melawan Atletico Minerio pada 11 Desember.
"Saya berbicara dengan presdien Marco Polo del Nero dan dia mengatakan kepada saya dan meminta kami melawan Atletico Mineiro, yang merupakan laga kami selanjutnya. Saya menjawab, 'Tapi kami tidak memiliki 11 pemain untuk berada di lapangan'," ujarnya kepada Daily Mail.
"Presiden membalas, 'Chapecoense punya pemain dari U-20 dan ada pemain yang sudah pulih dari cedera, ada lima atau enam pemain. Mainkan mereka! Dan kalian bisa bermain dengan para pemain yunior. Tidak perlu mempedulikan hasil akhir, kami ada untuk Chapocoense dan kami akan buat malam yang indah untuk Anda," katanya








http://www.viva.co.id/bola/read/8545...as-chapecoense
Tambahan
Penjaga gawang Chapecoense, Danilo, sebenarnya juga berhasil diselamatkan dalam keadaan bernyawa dari pesawat yang sedianya menunju Medellin dari Bolivia itu. Danilo, 31 tahun, langsung mendapatkan perawatan. Namun, nyawanya tidak tertolong.
Pesawat yang ditumpangi Chapecoense, 20 hari yang lalu, juga membawa tim sepakbola Argentina. Didalamnya ada bintang sepakbola Lionel Messi dan Angel Di Maria. Mereka menuju Belo Horizonte di Brasil untuk pertandingan kualifikasi Piala Dunia.
Namun takdir memang tidak bisa diingkari. Sebenarnya, pesawat yang akan ditumpangi Chapecoense bukan yang mengalami kecelakaan ini. Ada laporan yang menyebutkan kalau mereka harus menukar penerbangan setelah otoritas penerbangan Brasil melarang mereka mencarter pesawat.
Pesawat carteran itu niatnya akan langsung membawa tim dari Sao Paulo ke Medellin. Pilot Micky Quiroga disebut sudah menelepon otoritas penerbangan Brasil untuk meminta izin. ”Saya menyewa pesawat Bolivia untuk membawa kami dari Sao Paulo ke Santa Cruz. Saya akan menunggu di Santa Cruz. Mohon bantuannya agar kami bisa masuk,” katanya via telepon.
Namun permintaan Quiroga ditolak Badan Nasional Penerbangan Sipil Brasil seiring peraturan perbatasan. ”Transportasi yang dipilih harus milik perusahana Brasil atau Kolumbia. Saya tahu ada perusahaan yang siap membawa kalian. Tetapi, karena peraturan, saya tidak bisa memberikan izin,” kata pejabat penerbangan sipil tersebut.
http://www.jawapos.com/read/2016/11/30/67751/seharusnya-tim-chapecoense-tidak-naik-pesawat-yang-jatuh-itu-tapi-takdir-berkata-lain
Diubah oleh ReiraMoreloze 01-12-2016 17:07




anasabila dan sebelahblog memberi reputasi
2
17.7K
Kutip
112
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan