Jeng joooong.....ada yang lagi galau gan

SPORTOURISM -- Malaysia tidak akan menarik diri dari Piala AFF Suzuki di Myanmar, kendati ulama terus mendesak.

Datuk Hamidin Mohd Amin, ketua Persatuan Sepakbola Malaysia (FAM), mengatakan Harimau Malaysia akan meneruskan pertandingan di Grup B melawan Myanmar, Sabtu (26/11) di Stadion Thuwunna, Yangoon.

BACA JUGA: Muslim Rohingya Dibantai, Malaysia Siap Tarik Diri dari Piala AFF

Sebelumnya, sejumlah ulama Malaysia mendesak pemerintah menarik tim nasional yang sedang berlaga di Piala AFF sebagai protes atas pembantaian Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar. Desakan dilayangkan setelah pemerintah Myanmar menolak keras terjadinya pembantaian Muslim Rohingya.

"Saya meminta pemain tidak terganggu isu pembantaian Muslim Rohingya dan adanya desakan untuk menarik diri dari Piala AFF," demikian Datuk Hamidin kepada Free Malaysia Today.

Menurutnya, statuta FAM, AFC dan FIFA melarang siapa pun mencampur-adukan sepakbola dan politik ras, agama, dan lainnya. Jadi, demikian Datuk Hamidin, Malaysia tidak akan menarik diri.

Ia juga mengatakan isu Pembantaian Muslim Rohingya bukan baru, tapi telah muncul sejak 1948. FAM tidak ingin mengorbankan sepakbola untuk urusan Rohingya.

"Isu Rohingya sedikit-banyak menjelaskan moral pemain seluruh tim nasional yang berlaga," katanya.

Adalah Mufti Perlis Datuk Dr Mohd Asri Zainul Abidin yang kali pertama menyerukan penarikan tim nasional Malaysia dari Piala AFF. Pada saat yang sama, Persatuan Sepakbola Asean (AFF) memperingatkan AFC akan menjatuhkan sanksi kepada FAM jika Malaysia menarik diri.

Datuk Seri Azzuddin Ahmad, ketua AFF, memperingatkan dampak buruk jika Malaysia menarik diri. Menurutnya, penarikan diri akan berdampak buruk bagi banyak pihak, terutama agen pemasaran olahraga Lagarde Sports.

"Jika kita memboikot, kita harus membayar ganti rugi kepada Lagarde Sports," katanya.

Ia juga mempertanyakan motif beberapa kelompok keagamaan yang mendesak Malaysia menarik diri dari Piala AFF. Ia juga mengatakan AFF selama ini tidak mendapatkan bantuan keuangan dari pemerintah Malaysia.

Malaysia adalah negara yang paling keras bersuara dalam urusan pembantaian Muslim Rohingya. Negeri jiran juga menampung banyak pengungsi Muslim Rohingya, yang berusaha lari ke dunia ketiga.

di mari embernya

ngeri banget ulama sampe interpensi...lagian ngapain narik diri, kan bisa kasih dukungan dari lapangan hijau ya gak?