Assalamu'alaikum gan, sist, met siang ya!



Nih ya pernah gak sih ente menyesal karena makan berlebihan, tapi enggak tahu tuh cara menghentikannya? Anda pun bertanya-tanya mengapa bisa terus makan, seolah sulit merasa kenyang?

Meskipun secara genetis ente sulit gemuk walau banyak makan, tetap saja makan banyak erat kaitannya dengan masalah kesehatan. Selain menambah berat badan dan berisiko obesitas, makan berlebihan juga menyebabkan tubuh lesu, kurang gairah beraktivitas, dan memicu depresi. Untuk itu, mengetahui penyebab yang tepat akan membantu ente menemukan solusinya.

Kesadaran mengendalikan rasa lapar
Disebutkan dalam Prevention, rasa lapar merupakan isyarat fisik tubuh butuh energi. Jika lapar bisa dikendalikan, maka tubuh tahu porsi makan yang tepat. Jika tidak, Anda akan makan lebih banyak.

Hal yang sama diungkap peneliti makanan Brian Wansink, Ph.D, dalam bukunya Mindless Eating: Why We Eat More Than We Think. Ia menyebutkan dua temuan penting mengenai dorongan makan ditilik dari sisi psikologi dan ilmu pengetahuan.

Pertama, perut (berkolerasi dengan pikiran) hanya merasakan tiga hal: kelaparan, terisi, atau bisa makan lebih banyak. Kedua, sebagian besar orang menyangkal (karena tidak sadar) telah makan 31 persen lebih banyak akibat terpengaruh televisi, makanan manis, dan besarnya porsi makan.

Berdasarkan dua temuan tersebut, disimpulkan bahwa kesadaran sebetulnya membatasi kita untuk tidak pernah benar-benar merasa kenyang. Sebaliknya, ketidaksadaran membuat kita makan lebih banyak (hingga kekenyangan). Inilah alasannya mengapa kita masih bisa terus makan bila ada makanan tersaji depan mata.

Makanan pemicu
Time melansir, makanan tinggi lemak memicu orang makan 60 persen lebih banyak kalori. Bahkan makanan berlemak yang asin menyebabkan orang makan berlebih dan obesitas dibanding makanan berlemak yang manis.

Penelitian terbaru di Universitas Deakin, Australia yang diterbitkan dalam Journal of Nutrition menunjukkan bahwa garam membuat orang makan 11 persen lebih banyak. Garam dapat menumpulkan sinyal kenyang yang harusnya dirasakan begitu perut penuh.

Perubahan hormon pramenstruasi
Berdasar penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Eating Disorders, diulas dalam Healthline, kadar progesteron (hormon ovarium) yang tinggi selama fase pramenstruasi bisa menyebabkan makan banyak dan ketidakpuasan tubuh. Sementara kadar estrogen yang tinggi selama masa haid (ovulasi) justru menurunkan nafsu makan.

Gangguan makan berlebihan (BED)
Kalangan medis menyebut gangguan makan berlebihan dengan istilah kecanduan makan atau Binge Eating Disorder (BED). Orang dengan BED seringkali makan banyak dalam waktu singkat, dan merasa menyesal atau malu setelahnya.

Walau begitu, tidak semua orang yang makan banyak bisa dibilang mengidap BED. BED umum terjadi pada orang yang merasa gagal menjalankan diet ketat, terbiasa makan buruk seperti menonton televisi sambil makan, juga memiliki masalah emosional mendalam seperti memilki citra tubuh negatif.

Menghentikan kebiasaan makan banyak