- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
MESRANYA HUBUNGAN CASTRO DAN BUNG KARNO (In Memoriam)


TS
kampak.jahad
MESRANYA HUBUNGAN CASTRO DAN BUNG KARNO (In Memoriam)





Quote:
Fidel Castro, pemimpin revolusi Kuba yang kemudian mengubah negara Amerika Selatan itu menjadi negara komunis, tutup usia di usia 90 tahun, Sabtu (26/11). Ia memimpin Kuba selama lima dekade.
Sudah bukan rahasia lagi kalau hubungan Fidel Castro dan Soekarno dulu begitu dekat layaknya kakak adik. Hingga sempat juga ada isu dikalangan politik dunia bahwa Soekarno dicurigai oleh CIA hendak merubah sistem pemerintahan menjadi marxisme seperti Kuba.

Quote:
Di tahun 1960 Soekarno pernah mengunjungi Kuba. Ia dibawa ke Istana dan ditempat khusus, Fidel minta diajari konsep-konsep revolusi. “Tuan Soekarno, negara ini memiliki semangat tersendiri dalam mewujudkan perubahan, kami berdiri disini sendirian dikelilingi negara-negara perkebunan tinggalan Spanyol dan Portugal, kami juga berdekatan dengan rajanya Kapitalis dunia Amerika Serikat, tiap waktu kami berjaga agar jangan sampai rudal Amerika menimpa kota kami, dan kami terpaksa bersekutu dengan Uni Soviet agar kami aman.

Memang Mao (RRC) meminta kami agar bersama-sama membangun persekutuan politik, tapi karena Uni Soviet menolak bila Mao ikut campur maka kami terpaksa melepaskan Mao, walau itu menyakitinya. Padahal kami merasa kami harus mandiri, tidak bergantung kepada negara lain seperti negara Tuan, Indonesia...”

“Begini, Yang Mulia Castro..... Sebuah negara pertama-tama harus mandiri. Itu persyaratan terbesar sebuah revolusi. Ia tidak boleh bergantung kepada siapa-siapa, kekuatan dirinya sendiri yang menjadi ukuran. Sebuah negara harus memiliki kemandiriannya, karena kemandirian ia akan mendapatkan tiga hal : Kehormatan, Kemanusiaan dan Kepandaian. Nah, untuk mencapai ini kita harus tegar menghadapi badai godaan. Saya sendiri akan melawan bila negara saya dikelilingi koloni-koloni yang kemudian akan berkembang sebagai sebuah ancaman”

Lalu Fidel bertanya lagi. “Jadi apa yang harus dilakukan Kuba”. Soekarno menjawab “Yang harus dilakukan adalah pertama-tama Yang Mulia harus menganalisa kekuatan modal yang mulia, apa yang bisa dijadikan alat untuk mandiri, lalu gunakan modal itu 100% untuk kesejahteraan umum. Bagi saya kesejahteraan umum itu sumber kebahagiaan rakyat, negara tidak boleh menjadi tempat bagi penggarong atas nama kapital, atas nama komoditi”

Quote:
Castro mengatakan dengan tegas, dirinya adalah murid Bung Karno. Itu dikemukakannya sendiri kepada Bung Karno,ketika dua tokoh Gerakan Nonblok ini bertemu, dan kepada Adam Malik ketika almarhum menjabat sebagai Menteri Luar Negeri RI. Secara terbuka Castro menegaskan bahwa dirinya telah mengadopsi ajaran-ajaran Presiden RI pertama itu untuk dijadikan acuan guna memimpin negaranya. Ajaran yang mana?

Tentu, bukan Pancasila, nasakom, atau marhaenisme, melainkan trisakti dan resopim. Castro yang dikenal sebagai tukang ekspor revolusi ini ternyata juga telah mengimpor teori revolusi ajaran Bung Karno. Seperti yang dituliskan dan diceritakan oleh Dr Haridadi Sudjono (Mantan Dubes RI untuk Kuba 1999–2003)negara yang luasnya tak lebih dari Pulau Jawa ini, tampak bahwa pemerintahan di bawah Fidel Castro konsisten mempraktikkan dua ajaran tersebut yang tentu saja sudah diolah menjadi trisakti dan resopim ala Kuba.
Sebagaimana kita ketahui,ajaran trisakti Bung Karno ini mencakup, pertama, berdaulat dalam politik; kedua,berdiri di atas kaki sendiri (berdikari atau mandiri) di bidang ekonomi; ketiga, berkepribadian dalam kebudayaan. Adapun resopim yang merupakan judul pidato Bung Karno pada 17 Agustus 1961 adalah merupakan akronim dari “revolusi, sosialisme Indonesia, dan pimpinan nasional”.

Tentu saja dalam versi Kuba sosialisme Indonesia juga diolah menjadi sosialisme Kuba yang secara filosofis berbeda dengan Indonesia. Sosialisme Indonesia berdasarkan Pancasila, sedangkan sosialisme Kuba berdasarkan teori Marxis. Namun, secara substansial keduanya mengusung cita-cita sama, yakni sosialisme yang antikapitalisme. Kuba tak mau didikte dan dijajah oleh Barat di bidang ekonomi,politik, dan budaya. Kuba menolak campur tangan IMF.

Tentu, bukan Pancasila, nasakom, atau marhaenisme, melainkan trisakti dan resopim. Castro yang dikenal sebagai tukang ekspor revolusi ini ternyata juga telah mengimpor teori revolusi ajaran Bung Karno. Seperti yang dituliskan dan diceritakan oleh Dr Haridadi Sudjono (Mantan Dubes RI untuk Kuba 1999–2003)negara yang luasnya tak lebih dari Pulau Jawa ini, tampak bahwa pemerintahan di bawah Fidel Castro konsisten mempraktikkan dua ajaran tersebut yang tentu saja sudah diolah menjadi trisakti dan resopim ala Kuba.
Sebagaimana kita ketahui,ajaran trisakti Bung Karno ini mencakup, pertama, berdaulat dalam politik; kedua,berdiri di atas kaki sendiri (berdikari atau mandiri) di bidang ekonomi; ketiga, berkepribadian dalam kebudayaan. Adapun resopim yang merupakan judul pidato Bung Karno pada 17 Agustus 1961 adalah merupakan akronim dari “revolusi, sosialisme Indonesia, dan pimpinan nasional”.

Tentu saja dalam versi Kuba sosialisme Indonesia juga diolah menjadi sosialisme Kuba yang secara filosofis berbeda dengan Indonesia. Sosialisme Indonesia berdasarkan Pancasila, sedangkan sosialisme Kuba berdasarkan teori Marxis. Namun, secara substansial keduanya mengusung cita-cita sama, yakni sosialisme yang antikapitalisme. Kuba tak mau didikte dan dijajah oleh Barat di bidang ekonomi,politik, dan budaya. Kuba menolak campur tangan IMF.

Quote:
Bahkan Fidel Castro menyerukan agar IMF sebagai lembaga pendanaan kapitalis yang sifatnya menindas negara-negara sedang berkembang dibubarkan saja. Sikap kemandirian itu berbeda dengan Indonesia yang selama Orde Baru justru pembangunan ekonominya dibayang-bayangi IMF sehingga terpuruk dalam krisis moneter (krismon) yang berkepanjangan dan menimbulkan beban utang yang terus membengkak hingga hari ini.
Kuba membangun negara dan rakyatnya dengan mengandalkan kekuatan ekonominya sendiri. Bukan mengandalkan utang luar negeri. Inilah prinsip berdikari di bidang ekonomi yang diajarkan Bung Karno, tetapi dipraktikkan secara konsisten oleh Castro. Dengan berdikari dibidang ekonomi, Kuba dapat mempertahankan kedaulatan politiknya dan juga kebudayaan nasionalnya.
Dengan program pembangunan yang berbasis ajaran Bung Karno itu, Kuba kini merupakan negara kecil yang berpotensi besar. Di bidang kesehatan, Kuba mendapat pengakuan dari WHO sebagai salah satu negara dengan tingkat pemeliharaan kesehatan terbaik di dunia.Tingkat kematian bayi hanya 6,2 per 1.000 kelahiran dan usia harapan hidup mencapai rata-rata 76 tahun.Kuba telah mengekspor ribuan tenaga terdidik ke seluruh dunia setiap tahunnya, mencakup dokter, insinyur pertanian, pelatih olahraga, dan lain-lain yang menghasilkan devisa amat besar bagi negara.Hal itu terjadi karena mereka yang bekerja di negeri asing dipotong gajinya hingga 50% yang harus disetorkan kepada pemerintah.

Bandingkan dengan tenaga kerja Indonesia yang kebanyakan hanya tenaga kasar dengan gaji murah dan mereka masih diperas oleh yayasan pengirim tenaga kerja. Meskipun menganut sistem sosialis-komunis,Kuba terbuka bagi modal asing.Dengan Undang-Undang Penanaman Modal Asing (UU PMA) No 77 Tahun 1995,banyak negara dan perusahaan skala internasional menanamkan modalnya di Kuba secara bebas,kecuali di bidang pendidikan, kesehatan, dan pertahanan yang terlarang bagi investasi asing.
Kuba membangun negara dan rakyatnya dengan mengandalkan kekuatan ekonominya sendiri. Bukan mengandalkan utang luar negeri. Inilah prinsip berdikari di bidang ekonomi yang diajarkan Bung Karno, tetapi dipraktikkan secara konsisten oleh Castro. Dengan berdikari dibidang ekonomi, Kuba dapat mempertahankan kedaulatan politiknya dan juga kebudayaan nasionalnya.
Dengan program pembangunan yang berbasis ajaran Bung Karno itu, Kuba kini merupakan negara kecil yang berpotensi besar. Di bidang kesehatan, Kuba mendapat pengakuan dari WHO sebagai salah satu negara dengan tingkat pemeliharaan kesehatan terbaik di dunia.Tingkat kematian bayi hanya 6,2 per 1.000 kelahiran dan usia harapan hidup mencapai rata-rata 76 tahun.Kuba telah mengekspor ribuan tenaga terdidik ke seluruh dunia setiap tahunnya, mencakup dokter, insinyur pertanian, pelatih olahraga, dan lain-lain yang menghasilkan devisa amat besar bagi negara.Hal itu terjadi karena mereka yang bekerja di negeri asing dipotong gajinya hingga 50% yang harus disetorkan kepada pemerintah.

Bandingkan dengan tenaga kerja Indonesia yang kebanyakan hanya tenaga kasar dengan gaji murah dan mereka masih diperas oleh yayasan pengirim tenaga kerja. Meskipun menganut sistem sosialis-komunis,Kuba terbuka bagi modal asing.Dengan Undang-Undang Penanaman Modal Asing (UU PMA) No 77 Tahun 1995,banyak negara dan perusahaan skala internasional menanamkan modalnya di Kuba secara bebas,kecuali di bidang pendidikan, kesehatan, dan pertahanan yang terlarang bagi investasi asing.

Quote:
Kebijakan ini berbeda dengan UU PMA Indonesia yang dikeluarkan di awal pemerintahan Orde Baru. UU tersebut tanpa barikade sehingga ekonomi nasional malah didominasi kekuatan asing.Kuba juga menjamin kebebasan beragama, berkumpul, dan berserikat yang tertuang dalam hasil Sidang Majelis Nasional Kuba pada 10 Juli 1992. Kuba bukan negara kaya, tetapi juga bukan negara miskin.

Pemerintah Kuba menerapkan ajaran Bung Karno dengan pola hidup sederhana, membangun dengan kekuatan ekonomi sendiri, dan selalu menerapkan prinsip “ukur baju badan sendiri”. Bagi Indonesia, kita perlu mengambil pelajaran dari sisi positif praktik sistem pemerintahan Castro yang mengaku “berguru” kepada Bung Karno itu tanpa harus menjadi Kuba karena sistem politik Indonesia memang jauh berbeda dengan yang dianut negeri di kawasan Karibia itu.

Pemerintah Kuba menerapkan ajaran Bung Karno dengan pola hidup sederhana, membangun dengan kekuatan ekonomi sendiri, dan selalu menerapkan prinsip “ukur baju badan sendiri”. Bagi Indonesia, kita perlu mengambil pelajaran dari sisi positif praktik sistem pemerintahan Castro yang mengaku “berguru” kepada Bung Karno itu tanpa harus menjadi Kuba karena sistem politik Indonesia memang jauh berbeda dengan yang dianut negeri di kawasan Karibia itu.

Quote:


Berikut adalah kata-kata Castro yang paling terkenal tentang dirinya sendiri dan komunisme di Kuba.
"Saya memulai revolusi dengan 82 orang. Jika saya harus melakukannya lagi, saya akan melakukannya bersama 10 atau 15 orang dan dengan keyakinan penuh. Tak masalah seberapa kecil Anda, jika Anda memiliki keyakinan dan juga rencana"
-- Castro pada 1959.
--- ☆☆☆ ---
"Revolusi bukan kasur yang terbuat dari bunga mawar. Revolusi adalah perjuangan di antara masa depan dan masa lalu."
-- Castro pada 1959.
--- ☆☆☆ ---
"Saya tak berencana mencukur janggut saya, karena saya terbiasa dengan janggut ini dan janggut ini bermakna banyak bagi negara saya. Ketika kami memenuhi janji kami mewujudkan pemerintahan yang baik, saya akan memotong janggunt saya,"
-- Castro dalam wawancaranya pada 1959 dengan stasiun televisi CBS, hanya 30 hari setelah revolusi meletus.
--- ☆☆☆ ---
"Sejak dahulu saya telah sampai pada titik kesimpulan bahwa satu pengorbanan terakhir yang harus saya lakukan untuk kesehatan rakyat (Kuba) adalah berhenti merokok. Saya tak begitu merindukannya,"
-- Castro pada Desember 1985 ketika mengumumkan ia berhenti merokok.
--- ☆☆☆ ---
"Coba bayangkan yang akan terjadi pada dunia jika komunitas sosialis menghilang... jika ini mungkin, dan saya tak percaya hal ini mungkin,"
-- Castro pada 1989.
--- ☆☆☆ ---
"Kami harus berpegang teguh pada fakta, dan, sederhananya, kamp sosialis telah runtuh,"
-- Castro pada 1991.
--- ☆☆☆ ---
"Salah satu keuntungan terbesar revolusi adalah bahkan para pramuria kami adalah lulusan universitas,"
-- Castro kepada sutradara film dokumenter, Oliver Stone, dalam pembuatan film Comandante.
--- ☆☆☆ ---
"Ini adalah kesimpulan yang bisa saya ambil setelah bertahun-tahun: kesalahan terbesar di antara semua kesalahan yang kami lakukan adalah, kami percaya bahwa ada seseorang yang sebenarnya tahu cara membangun sosialisme... Ketika mereka mengatakan 'itu formulanya', kami berpikir bahwa mereka tahu caranya. Seolah seperti orang itu seorang fisikawan,"
-- Castro pada 2005.
--- ☆☆☆ ---
"Saya bahagia pernah mencapai usia 80. Saya tak pernah menyangka, terutama karena memiliki tetangga penguasa terbesar di dunia, yang coba membunuh saya setiap hari,"
-- Castro pada 21 Juli 2006 ketika menghadiri pertemuan presiden-presiden Amerika Selatan di Argentia.
--- ☆☆☆ ---
"Model (economi) Kuba tak berfungsi lagi, bahkan untuk kami sendiri,"
-- Castro pada 2010 dalam wawancaranya dengan wartawan Amerika Serikat, Jeffrey Goldberg.


Quote:
📥 [url]http://www.seputar Indonesia.com[/url] 📥
📥 http://www.presidensoekarno.com/2012/02/📥
📥 Cuplikan dari berbagai sumber yang dipercaya 📥

Diubah oleh kampak.jahad 27-11-2016 20:36
0
3.2K
Kutip
25
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan