Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Sikap diam Aung San Suu Kyi
Sikap diam Aung San Suu Kyi
Pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi.
Dari generasi ke generasi, Muslim Rohingya senantiasa menanggung aniaya. Informasi terbaru dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahkan menyebutkan bahwa para warga minoritas dari negara bagian Rakhine itu kini terancam aksi pembersihan etnis.

Seorang pejabat senior UNHCR, badan PBB untuk pengungsi, menyebut bahwa tentara berada di garis depan gerakan pembersihan. Menurutnya, tulis BBC, militer telah banyak menghabisi nyawa warga Rohingya.

Beberapa hari lalu, Human Rights Watch melaporkan bahwa ratusan rumah di sejumlah desa warga Rohingya hangus. Bukti pembakaran diperoleh lewat citra satelit.

Negara--melalui tangan militer--dicurigai punya andil dalam penghancuran. Dalih kecurigaan itu jelas: sejak sembilan anggota kepolisian tewas di perbatasan Myanmar dan Bangladesh, arus tentara terus mengalir ke Rakhine.

Selain tentara, orang Rohingya juga jadi sasaran laku bengis mayoritas pemeluk Buddha di Myanmar. Pihak yang banyak mengipasi konfrontasi justru para biksu nasionalis garis keras. Salah satunya Ashin Wirathu. Atas sepak terjangnya, sang rahib pernah mengisi sampul majalah TIME yang dilengkapi judul yang bikin gentar: "Wajah Teror Umat Buddha".

Di atas segala jenis penindasan yang dialami oleh Muslim Rohingya, sorotan mengenai diri Aung San Suu Kyi, 71 tahun. Perempuan yang lama berstatus sebagai tahanan politik itu dianggap tak ambil pusing dengan nasib orang Rohingya.

Bahkan setelah setahun belakangan setelah Suu Kyi secara de facto menjadi pemimpin Myanmar menyusul kemenangan partainya dalam Pemilihan Umum tahun lalu.

Pada Mei, Suu Kyi sempat menyatakan bahwa pemerintahannya takkan menyebut minoritas Muslim Rakhine sebagai orang Rohingya. Juru bicaranya, U Kyaw Zay Ya, seperti dilansir The New York Times, mengatakan kebijakan itu diambil karena kaum dimaksud bukan warga Myanmar.

"Kami takkan memakai istilah orang Rohingya karena mereka tidak diakui sebagai salah satu dari 135 kelompok etnis resmi (di Myanmar)," ujarnya. "Menurut kami, penggunaan istilah kontroversial itu tidak mendukung upaya rekonsiliasi nasional serta upaya penyelesaian konflik".

Dan bukan sekali ini saja Suu Kyi memilih diam.

Tiga tahun lalu, ketika perbenturan antara warga Buddha dan Muslim tertentu tidak dapat dielakkan, ia ditekan untuk mengeluarkan pernyataan.

Namun, Suu Kyi tak kunjung bicara karena takut kata-katanya malah akan memperparah ketegangan.

Pada tahun yang sama pula, Suu Kyi berkomentar bahwa aksi kekerasan yang menimpa orang Rohingya pada 2012 adalah hasil dari"rasa takut dari kedua belah pihak (mayoritas Buddha ataupun minoritas Islam)...bukan cuma ketakutan di pihak Islam, tapi juga Buddha. Umat Islam menjadi sasaran (kekerasan), begitu pun umat Buddha)."

Tahun lalu, orang dekat Suu Kyi mengatakan bahwa minoritas Rohingya absen dari daftar prioritas.

"Kami punya prioritas lain," ujar U Win Htein, tokoh Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), partai pimpinan Suu Kyi, dilansir Telegraph. "(yakni) perdamaian, transisi kekuasaan secara damai, perkembangan ekonomi, dan reformasi undang-undang".

Dalam wawancaranya dengan CNN pada September, Suu Kyi hanya mampu mengatakan bahwa pemerintahannya dihadapkan "dengan banyak masalah untuk mengupayakan keharmonisan (bangsa)".

Ia pun menambahkan bahwa derita orang Rohingya "bukan satu-satunya problem yang kami hadapi, (tapi) justru itu yang jadi titik perhatian masyarakat internasional".

Orang Rohingya telah tinggal di Myanmar selama berabad-abad. Banyak pihak di negeri itu memandang Rohingya sebagai pendatang gelap. Para pendatang dari suku tersebut acap dikurung di kamp konsentrasi. Selain itu, kewarganegaraan mereka pun dicabut.

Sekitar 80 persen penduduk Myanmar menganut ajaran Buddha dan menopang kebijakan anti-Islam. Seperti pemerintah, masyarakat lebih memilih "Rohingya" ketimbang "Bengali". Istilah tersebut lantas memperkuat keyakinan bahwa orang Rohingya pendatang gelap dari Bangladesh.

Pada kasus lain, sebuah desa bernama Thaungtan, memajang pesan: "Muslim dilarang bermalam. Muslim dilarang menyewa kamar. Dilarang Menikahi Seorang Muslim".
Sikap diam Aung San Suu Kyi


Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...ng-san-suu-kyi

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Sikap diam Aung San Suu Kyi Bila kicauan kasar menyasar Gus Mus

- Sikap diam Aung San Suu Kyi Demo 2 Desember punya agenda makar, benarkah?

- Sikap diam Aung San Suu Kyi Plt Gubernur Jakarta Soni Sumarsono: Pejabat-pejabat dinas akan saya ganti

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
29.2K
36
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan