Rush Money tiba-tiba jadi headline alis trending di berbagai sosial media. Bahkan hashtag #RushMoney2511 sempat trendingdi Twitter.

Beberapa pendapat mengatakan kalo aksi rush money ini dilakukan untuk menekan pemerintah. Dengan adanya rush money, pemerintah mau nggak mau akan memperhatikan apa yang diinginkan oleh mereka yang memiliki "kepentingan.”

Padahal rush biasanya dilakukan ketika terjadi ketidakstabilan ekonomi atau kondisi perbankan yang tidak sehat, yang mengakibatkan masyarakat khawatir menyimpan uangnya di bank dan memutuskan untuk menarik simpanan mereka dari bank. Indonesia sendiri pernah mengalamai rush pada tahun 1998/1999 di saat banyak bank di Indonesia terpaksa ditutup setelah dinyatakan bangkrut, yang mengakibatkan kepanikan di masyarakat.

Menurut Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, kondisi perbankan Indonesia saat ini dalam keadaan sehatsehingga tidak perlu melakukan rush. Ditambahkan Sri Mulyani, Menteri Keuangan yang merupakan mantan petinggi Bank Dunia, jika terjadi rush money secara besar-besaran, sudah pasti akan membuat operasional perbankan bermasalah. Ujung-ujungnya bank yang bermasalah akan berpengaruh langsung terhadap perekonomian nasional yang dampaknya akan lebih dirasakan masyarakat miskin karena lebih rentan secara ekonomi.

Kapolri Jenderal Tito Karnvian juga menegaskan kalo berita rush money itu hoax dan penyebarnya akan segera ditangkap. Penyeberan berita hoax yang bernada provokatif itu telah mengancam kepentingan masyarakat bersama.

Kalau saja aksi ini benar-benar dilakukan, Indonesia bisa saja ambruk setelah krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 silam. Menyebarkan isu rush money dan melakukannya dengan tujuan yang berbau politis, sama halnya melakukan pengkhianatan pada negara.

Berkaca dari pengalaman di tahun 1997-1998, saat itu dana masyarakat di bank terkuras habis akibat isu SARA dan peristiwa politik jelang reformasi. Akibatnya, perekonomian nasional "bangkrut" dan sejumlah perbankan harus dilikuidasi.

Dampak yang lebih buruk adalah krisis ekonomi karena bank tidak lagi mampu menyuplai dana tunai yang ditarik masyarakat. Secara umum, bank cuma punya dana tunai sekitar 15 persen yang berasal dari simpanan masyarakat atau perusahaan. Sedangkan sisanya disalurkan lewat kredit. Nah saat krisis ekonomi, pemerintah mengeluarkan Jaring Pengaman Sosial, seperti BPJS. Namun dikhawatirkan pemerintah akan kesulitan membayar fasilitas sosial ini jika dana yang tersimpan di bank juga ikut habis akibat rush money, yang dirugikan akhirnya adalah masyarakat kelas bawah.

Dari sisi sosial, akibat bank yang mengalami kekacauan dan terjadi krisis ekonomi, tingkat kepercayaan masyarakat kepada Bank Indonesia akan menurun karena merasa tidak aman untuk menyimpan uangnya di bank. Jika terjadi penarikan dana secara besar-besaran, perbankan juga akan menarik kredit atau pinjaman ke masyarakat. Akibatnya, masyarakat kecil dan miskin-lah yang paling besar terkena dampaknya.

Nah buat agan sista yang deg-degan tentang isu rush money ini, tenang aja gan. CHILL AJA GAN CHILL karena isu rush money ini hoax, jadi agan sista nggak perlu khawatir. Pemerintah udah bilang kalo kondisi perbankan nasional lagi sehat alias aman gan! Jadi nggak perlu khawatir akan isu rush money besar-besaran ini karena pihak kepolisian pun udah memburu para penyebar berita hoax ini gan!



Agan pada gerah banget liat orang-orang pada update berita hoax di medsos? Bisikin (atau kalo perlu teriakin) info ini ke temen-temen agan sekalian di jagad medsos raya supaya pada tau dan nggak kemakan info hoax gan!