- Beranda
- Komunitas
- News
- Beritagar.id
Barack Obama akui kesalahan terbesarnya


TS
BeritagarID
Barack Obama akui kesalahan terbesarnya

Memasuki tahun terakhir kepemimpinannya, Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengungkap kesalahan terbesarnya semasa menjabat. Dan itu berkenaan dengan negeri yang jauh.
Dilansir sejumlah media, presiden AS pertama berdarah Afro-Amerika itu mengaku apa yang terjadi di Libya setelah diktator Muammar Khadafi dilengserkan sebagai dosa terbesarnya. Dalam kata-katanya, perencanaan untuk Libya runyam meski ia "merasa bahwa intervensi di (negeri itu) adalah hal yang benar."
Menurutnya, campur tangan Amerika Serikat di negara Afrika Utara itu pada 2011 tidak berjalan baik.
Pada saat yang dimaksud Obama, Libya mengalami hal yang dirasakan oleh sejumlah negara Timur Tengah, yakni revolusi yang dikenal sebagai Arab Spring. Khadafi tewas setelah diserbu kelompok oposisi bersenjata, dengan dukungan pasukan udara AS serta koalisi pimpinan NATO yang memborbardir wilayah kekuasaan pemerintah.
Selepas kepergian Khadafi, kondisi Libya masih dianggap belum stabil hingga kini.
"Jatuhnya lebih banyak korban dari warga sipil berhasil dihindari," ujarnya, dan kehadiran AS berhasil menghindarkan Libya "dari hal yang hampir pasti berujung kepada konflik berdarah antarwarga sipil yang berkepanjangan." Di luar itu semua, tambahnya, "situasi Libya tetap keruh."
Keruwetan kondisi dalam negeri itu terpelihara setelah ISIS mendapat angin. Libya pun menjadi lokasi utama yang dipilih oleh para pengungsi untuk bertolak ke Eropa. Perkara itu pun lantas memicu krisis pengungsi di kawasan Benua Biru.
Selain pengakuan itu, Obama pun menyibak apa yang dianggapnya sebagai pencapaian terbesar selama menjadi presiden: "menyelamatkan perekonomian (negara) dari depresi besar" pada periode 2008-2009.
Kala itu, lansir VOA, jutaan pekerja dipecat dan sebagian besar kehilangan rumah karena taklagi sanggup mengangsur cicilan rumah kepada bank.
Selain itu, diloloskannya reformasi layanan kesehatan oleh Kongres pada 2010, yang kemudian tenar dengan sebutan Obamacare. Perubahan itu menciptakan akses kesehatan kepada jutaan warga AS yang tidak memiliki skema jaminan kesehatan.
Obama takhanya terbuka mengakui kesalahan. Pada pertengahan Maret lalu, beredar laporan yang masyhur disebut The Obama Doctrine di media. Salah satu kandungannya, pembicaraan antara Obama dan Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull saat berada di Manila, Filipina, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi APEC 2015.
Kepada PM Turnbull, merujuk artikel tersebut, Presiden Obama melukiskan amatannya mengenai kondisi di Indonesia yang pelan-pelan bergeser, dari negeri dengan praktik Islam yang tidak kaku dan tegang, menjadi tanah fundamentalis yang tidak mengenal ampun. Menurutnya, telah banyak perempuan Indonesia yang memutuskan untuk berjilbab.
Turnbull pun menanyakan alasan kenapa kondisi itu bisa terjadi.
Obama menjawab, Arab Saudi dan negara-negara Arab di Teluk Persia telah menggelontorkan banyak uang, imam, serta pengajar ke Indonesia. Pada dasawarsa 1990-an, Saudi mengaliri madrasah dan pesantren bermazhab Wahhabi dengan dana besar-besaran demi menanamkan Islam berpandangan fundamentalis yang lebih disukai oleh keluarga kerajaan.
Presiden yang pernah bersekolah di Menteng, Jakarta Pusat, itu pula berkata bahwa orientasi Islam di Indonesia kini lebih condong kepada Ar
Baca Selengkapnya : https://beritagar.id/artikel/berita/...an-terbesarnya
---


anasabila memberi reputasi
1
5.3K
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan