Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

SanEggAvatar border
TS
SanEgg
Aksi Belam Islam III di Jakarta, FPI Kalsel Pastikan Berangkat
PROKAL.CO, BANJARMASIN – Umat muslim bakal melakukan aksi unjuk rasa kembali atas kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada 2 Desember 2016 mendatang. Umat muslim yang turun pada aksi yang sering disebut 212 itu nampaknya bakal lebih banyak lagi.

Sejumlah organisasi masyarakat (Ormas) Islam di Kalsel pun ada yang memastikan akan berangkat ke Jakarta. Ketua FPI Kalsel Habib Zakaria Bahasyim misalnya sudah memastikan akan ikut bergabung dengan umat Islam lainnya di Jakarta untuk menyampaikan aspirasi.

Mengenai jumlahnya, Habib Zakaria belum bisa menyebutkan berapa banyak, namun dia menegaskan anggota FPI yang berangkat tidak dikoordinir, melainkan atas keinginan umat sendiri. Mereka berangkat tanpa ada sponsor dari pihak manapun alias menggunakan biaya sendiri. Sebab FPI tidak ingin belakang hari disalahkan.

Tapi dia memastikan, pada tanggal 2 Desember ini FPI Kalsel tidak akan turun ke jalan, karena sesuai dengan instruksi imam besar aksi unjuk rasa difokuskan di Jakarta saja, tidak boleh di tempat lain.

“Apabila ada umat atau ormas Islam yang lain yang ingin turun, kita tidak membatasi itu, yang pasti FPI tidak turun, walaupun tidak berangkat ke Jakarta,” jelasnya.

Diakui Habib Zakaria, kepolisian dan TNI sudah melakukan imbauan agar jangan melakukan aksi demonstrasi baik di Banjarmasin maupun ke Jakarta, tapi karena sudah ada instruksi dari imam besar, pihaknya akan tetap berangkat.

“Kita ada ketemu Dandim dan Danrem, artinya memohon untuk tidak berangkat biar di sini saja, saya bilang instruksi imam besar untuk berangkat, kalaupun saya tidak punya uang, handphone pun saya jual,” jelasnya.

Menurutnya, yang dapat mengurungkan niatnya untuk berangkat ke Jakarta, menurut Habib Zakaria, cukup mudah. Apa yang menjadi tuntutan umat dapat direalisasikan oleh aparat penegak hukum. “Tangkap Ahok dan penjarakan,” jelasnya.

Serupa dengan Habib Zakaria Bahasyim, Humas HTI Kalsel Hidayat, mengatakan pihaknya tidak mungkin melarang anggotanya untuk berangkat ke Jakarta dan ikut turun ke jalan berunjuk rasa menyampaikan aspirasi. Anggota HTI boleh turun tapi tidak membawa atribut HTI, semua atas keinginan sendiri. “Mereka datang karena panggilan keimanan, karena menjawab seruan agama,” tegasnya.

Hanya saja berapa jumlah anggota HTI yang ikut ke Jakarta, Ustad Dayat, begitu dia biasa disapa, tidak bisa mengetahui secara pasti. Aksi menuntut tangkap Ahok ini menurutnya juga dilakukan HTI dengan membagi-bagikan selebaran mengenai pernyataan sikap, buletin Islam, memajang spanduk di sejumlah titik jalan yang ada di Banjarmasin.

Permintaan itu sangat wajar, sebab meskipun sudah ada permintaan dari tersangka atas ucapannya, bukan berarti proses hukum berhenti. “Lakukan proses hukum terhadap Ahok, meskipun sudah ada permintaan maaf bukan berarti menghentikan kasusnya secara hukum, tapi tetap harus dihukum,” jelasnya.

Pendapat berbeda disampaikan Ketua Tanfidziah PWNU Kalsel HM Syarbaini Haira. Rencana aksi 212 dipandang sudah tidak relevan, walaupun dipandang dari sudut manapun, rencana aksi itu jelas dimanfaatkan oleh pihak tertentu. “Karena substansi tuntutan demo 411 lalu sudah terakomodasi, Ahok sudah tersangka dan kini sedang dalam persiapan dilimpahkan ke pengadilan,” jelasnya.

Dalam hal ini, jelasnya, NU Kalsel sepakat mengawal dan melakukan monitoring, jika dalam pemeriksaan ada yang tidak beres, kita siap melakukan aksi. Bahkan dia memastikan NU Kalsel akan berada paling depan. NU Kalsel mengimbau, jadilah warga negara yang baik, percayakan prosesnya kepada penegak hukum. Selama itu masih berjalan sesuai dengan aturan, itulah yang dipegang.

Imbauan Ketua Umum MUI dan Ketua Umum PBNU, di mana tidak ada lagi demo 212 yang akan datang. NU sudah mempercayakan kepada pemerintah dan aparat khususnya. Menurutnya, terkait dengan berkumpulnya seluruh Rais Syuriah dan Ketua PWNU se Indonesia di Kramat Raya Makas PBNU, pada Jumat (25/11) itu sebenarnya untuk mengkaji dinamika politik nasional, sekaligus juga untuk mengantisipasi terhadap hal-hal yang bisa terjadi di luar dugaan. “Rapat itu tidak akan dukung demo,” tandasnya.

Dia usul, kepada kawan-kawan dan sahabat kaum muslimin, yang berniat ikut dalam demo 212 mendatang, ada baiknya lebih baik fokus terhadap perbaikan daerah saja. “Diimbau agar warga NU tidak perlu ikut demo soal Ahok lagi,” harapnya.

Imbauan kepada umat muslim yang ada di Kalsel agar tidak ikut unjuk rasa ke Jakarta juga datang dari pihak kepolisian. Mereka memasang imbauan itu di seluruh media cetak yang ada di Kalsel.

Isi imbauanya adalah untuk tidak perlu melakukan unjuk rasa ke Jakarta, karena aspirasi pencapaian hukum terhadap terlapor Ahok sudah diakomodir oleh Polri, dan status Ahok saat ini sudah sebagai tersangka.

Penyampaian pendapat di muka umum secara konstitusional dijamin oleh undang-undang sehingga masyarakat dapat menyampaikan aspirasi secara santun dan beradab di wilayah masing-masing dengan memanfaatkan sarana yang ada. Masyarakat menyikapi secara bijak dan tidak terprovokasi terhadap isu-isu yang menyesatkan. Dan terakhir tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda turut berperan aktif dalam rangka terciptanya situasi Kamtimbmas yang kondusif.

“Maklumat itu sifatnya imbauan kepada masyarakat agar tidak usah ke Jakarta, kita belum menerima laporan dari intelijen, tapi nanti kita cek apakah ada aksi serupa yang akan dilakukan di Banjarmasin,” ujarnya. (gmp/yn/ram)

http://kalsel.prokal.co/read/news/64...an-berangkat/1

Seraaaaaaanggggggggggggggggggggg
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
2.4K
49
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan