pasti para kaskuser disini pernah atau doyan makan coklat.
Membayangkan saat mengulum atau menyeruput segelas coklat hangat atau menikmati kue tart dengan lapisan coklat pasti bikin agan nagih.coklat juga sering dijadikan hadiah untuk orang tersayang
tapi,
Tahukah agan, bahwa banyak petani coklat di Indonesia belum pernah merasakan coklat yang sering kita beli di toko-toko ?
Quote:
Pak Misman, seorang petani coklat, mengatakan bahwa sebelumnya tak pernah tahu, apa yang terjadi dengan coklat-coklat yang dihasilkan kebunnya, setelah dijual. Pria 44 tahun ini mencukupi kebutuhan hidupnya dengan menjual coklat yang dia tanam sendiri di kebunnya.
Spoiler for :
Quote:
Diakui atau tidak bagi sebagian masyarakat di negara-negara berkembang khususnya bagi petani kakao, coklat bisa dikategorikan sebagai bahan mewah. Saking mewahnya petani kakao hanya menanam, memetik, menjemur, dan menjual biji kering. Harga produk coklat dengan ukuran yang kecil seperti ice cream berkisar antara Rp. 5,000 – Rp. 20,000. Dengan harga sebesar itu, petani tentu akan lebih untuk membeli beras, telur, dan ikan asin yang bisa dimasak untuk dua hari dan dinikmati oleh seluruh anggota keluarga.
sungguh ironis.
di negeri penghasil coklat terbesar ke-3 di dunia, setelah Pantai Gading dan Ghana.masih ada petani yang tidak pernah merasakan nikmat coklat dari hasil kebun nya sendiri.
kok bisa?
Quote:
Misalnya saja kita tetapkan biaya hidup petani setiap bulannya Rp. 1.125.000,- anggaplah kita bulatkan menjadi Rp. 1.300.000,- per bulan sebagai standar pendapatan untuk bisa hidup cukup.
Maka biaya yang dikeluarkan petani selama tahun adalah:
Pupuk:Rp. 6.500 x 200 kg= Rp.1.300.000,-
Upah:Rp. 1.130.000 x 12= Rp. 13.560.000,-
Total biaya produksi= Rp. 14.860.000,-
Maka HPP dari biji kakao petani= Rp. 14.860.000,-/700
= Rp. 21.229,-
Artinya petani akan sejahtera, atau hidup cukup jika harga biji kakao per kgnya minimal adalah Rp. 21.229,-. Tapi faktanya harga biji kakao di pasaran kurang dari itu, bahkan bisa hanya Rp. 15.000,-.. Jadi dengan produksi yang lebih rendah dan harga beli yang lebih murah, mustahil membuat petani kakao sejahtera.
Pada tahun 2016 tantangan baru akan muncul di industri kakao Indonesia karena peraturan Pemerintah yang baru akan mulai berlaku (pada bulan Mei 2016). Peraturan baru ini mengharuskan petani lokal untuk memfermentasikan biji kakao untuk meningkatkan nilai sebelum diperbolehkan untuk menjual produk mereka.
saat ini harga biji kakau kering kisaran Rp 25.000,00-Rp 26.000,00. Harga biji coklat cenderung stabil karena persediaan tidak berubah drastis dari tahun ke tahun. Hal tersebut karena persediaan biji kakau tidak terpengaruh dengan cuaca ekstrem lingkungan.
Menurut Enci salah satu petani kakau sekaligus penjual harga kakau justru dipengaruhi oleh kualitas biji kakau. "harga biji cokelat kering dalam enam bulan terakhir stabil diangka Rp 25.000-Rp 26.000 per kg bergantung kualitas biji kakao" Ungkap enci.
Dia menambahkan biji cokelat kering hasil panen petani di Ciamis dijual secara kolektif. Petani menjual ke salah satu pengepul biji coklat besar, mereka tidak langsung menjualnya ke industri coklat atau makanan. Hal ini disebabkan tidak semua petani memiliki hasil yang banyak sehingga harus di kumpulkan dahulu.
seperti Petani kakau dilampung yang lebih kreatif lagi guna meningkatkan harga biji kakau yang akan dijual dan daya tahan biji kakau. Dengan metode fermentasi, petani di lampung bisa menambah 2000-3000 per kg nya.
Jika harga normal Rp 25.000 maka mereka dapat menjual seharga Rp. 28.000,-. Sementara daya tahan akan lebih lama, biji kakau fermentasi akan tahan sampai 3 bulan, sedangkan biji kakau yang hanya dikeringkan hanya tahan 1 bulan saja.
Sudah banyak program pemerintah yang dijalankan guna mensejahterakan petani kakao indonesia,bahkan lsm luar juga turun tangan.semoga program ini berjalan seperti seharus nya,sehingga para petani dapat hidup layak,tidak menjadi buruh di lahan nya sendiri.dan anak2 mereka dapat merasakan nikmat nya coklat yang ditanam oleh orang tua nya.
sekian,trit sederhana yang bisa nubie share,semoga saat kita membeli coklat di supermaket atau di kios sebelah bisa membayangkan perjuangan panjang dan melelahkan dari para petani kakao indonesia.
sejahtera petani ku,sejahtera indonesia