RMOL. Selama dua tahun memimpin Ibukota, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dinilai cuma sibuk mengurus program pencitraan.

Program pencitraan yang gencar dilakukan Ahok antara lain pembangunan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA), pemberian Kartu Jakarta Pintar (KJP), Kartu Jakarta Sehat (KJS), pengerahan Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) serta penggratisan bus Transjakarta untuk kelompok masyarakat tertentu.

Sementara hal terpenting, seperti kelancaran penyaluran Bantuan Operasional Pendidikan (BOP), justru diabaikan Ahok.

"Keterlambatan penyaluran BOP yang akhirnya mengganggu kegiatan belajar mengajar di sekolah, karena diputusnya aliran listrik oleh PLN," kata Anggota DPRD DKI dari Fraksi PKS, Nasrullah, Kamis (24/11) seperti dimuat RMOLJakarta.Com.

Bahkan program rehabilitasi sekolah yang sudah dianggarkan tidak berjalan. Ada pula sekolah yang tahun sebelumnya sudah dikerjakan proses rehabnya namun mangkrak dan tidak diselesaikan karena permasalahan teknis.

"Ada 45 sekolah yang mangkrak selama dua tahun tapi tidak mendapatkan perhatian dari Ahok. Ini jelas aneh jika gubernur petahana tidak melakukan apa-apa," ungkap pria yang juga Ketua Badan Kehormatan DPRD DKI Jakarta ini.

Tak hanya sampai disitu, sistem lelang jabatan yang selama ini dilakukan Ahok yang dinilainya menyebabkan kinerja Pemprov DKI menjadi kurang optimal.

"Lelang jabatan juga menyebabkan pegawai lebih fokus mempertahankan jabatannya, daripada melakukan tugas dan fungsi pokoknya," pungkas Nasrullah.[wid]