Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

wet.travelerAvatar border
TS
wet.traveler
Surfing di Pulau
“Nemberala, Kakak..

Kami langsung disambut dengan semangat oleh para supir bemo (sebutan angkutan umum di Rote) yang bentuknya sebelas duabelas dengan angkot. Sengatan matahari seakan tak berarti apa-apa bagi mereka. Di belakang kami pun berbondong-bondong para surfer asing menggeret-geret tas papan selancar yang ukurannya lebih besar dari ukuran tubuh peselancarnya sendiri. Saya dan Pinneng saat itu juga sibuk dengan bawaan masing-masing. Saya dengan surfboard dan Pinneng dengan tas kameranya. Kami akan membuat video untuk Wet Traveler

Nemberala memang merupakan tujuan kami. Nama spot selancar yang sekaligus juga merupakan nama desa di ujung selatan pulau Rote, pulau terselatan Indonesia yang sudah sangat dekat dengan Australia. Tak heran jika pada saatnya Australai mengalami musim dingin, maka Rote sudah pasti mengadopsi suhunya yang beda tipis dengan air kulkas itu.

Perjalanan ke Rote sendiri, kami harus transit terlebih dahulu di Kupang yang terletak di pulau Timor, NTT. Saat ini ada beberapa cara untuk mencapai Rote dari Kupang :

Kapal cepat yang berangkat dari pelabuhan Tenau. Dua kali setiap hari
Ferry. Kalau membawa kendaraan sendiri, moda transportasi ini menjadi pilihan tepat. Berangkat dari pelabuhan Tenau juga, ferry mempunya jam keberangkatan lebih pagi (sekitar pukul 7 pagi)
Pesawat yang berangkat setiap hari dari El Tari (Kupang) ke D.C Saundale (Rote)


Pemandangan khas Indonesia Timur menemani kami sepanjang perjalanan dari pelabuhan yang terletak di Ba’a hingga ke Nemberala. Savana yang terbentang, tampak coklat karena kunjungan kami kala itu di musim kering. Kuda-kuda dan banteng tampak menoleh malas saat kami melintas.

Surfing di Pulau

Segera saja desa Nemberala yang bersahaja namun berkarakter kuat ini menyambut kami. Kambing-kambing warga tampak berteduh dibawah pepohonan yang berada di sisi jalan, berdampingan dengan induk babi yang diikuti seluruh pasukan anak babi, berjalan menunduk sibuk mencari cacing-cacing sial untuk disantap.

Penginapan yang kami pilih ini dimiliki oleh seorang warga yang diwarisinya dari kedua orang tuanya. Tampaknya memang geliat selancar di Nembarala sudah ada sejak beberapa dekade yang lalu.

Surfing di Pulau

“Menurut cerita orang-orang tua dulu, surfer pertama yang datang ke Rote ini memasuki desa dengan menaiki gelombang. Datang dari tengah laut. Saat itu semua orang berhenti dari pekerjaan atau kegiatannya. Semua menonton surfer itu.” Mus, pemilik penginapan Anugerah tempat kami menginap bercerita panjang lebar siang itu.

Kebayang sih pada tahun 70-an, saat informasi belum seperti saat ini. Tentunya bagi mereka surfing merupakan hal yang mustahil.

“Ekonomi di Nembrala ini banyak meningkat karena surfing. Sesuai dengan ramalan tua-tua, menurut mereka ombak yang berada di depan desa kita itu adalah emas.” Dan ramalan akhirnya menjadi kenyataan. Ombak memang mendatangkan para peselancar yang mengincar keindahan ombak Rote. Sejak saat itu bermunculan homestay-homestay warga serta surf camp-surf camp yang dimiliki orang-orang asing. Semua menggeliat.

Saya sendiri ngefans banget dengan karakter ombak Nemberala karena tergolong mudah serta bentuknya sexy. Penampakan ombaknya kalau dilihat dari samping itu bergelung sempurna, seperti ombak-ombak yang sering tampil di majalah.

Karang yang terhampar di dasarnya membuat ombak Nemberala ini pecah berurutan dengan sempurna, dan termasuk ombak kiri terpanjang di Indonesia.

Surfing di Pulau

Surfing di Pulau

Tapi jaraknya yang cukup jauh dari pantai, membuat saya cukup malas untuk menyambanginya dengan berjalan kaki. Jangan kawatir, untuk surfer yang manis manja seperti saya selalu tersedia taxi laut yang siap sedia mengantar ke tengah, dan akan menjemput sesuai waktu. Soalnya kalau jalan akan membuthkan waktu sekitar setengah jam, itu pun harus semi poco-poco menghindari budidaya rumput laut warga dan bebatuan.

Surfing di Pulau

Usai berselancar, tibalah saat-saat menikmati lukisan alam yang luar biasa di halaman belakang penginapan kami yang langsung berbatasan dengan laut dan matahari terbenam. Tanpa dikomando, semua tamu dari tiap penginapan / surf camp yang ada serentak keluar dan mengambil tempat masing-masing untuk menikmati sunset.

Surfing di Pulau

Surfing di Pulau
Jadi kalau ditanya kesan-kesan selama ke Nembrala, jawabannya hanya satu : Malole!



Instagram: Gemala
Instagram: Pinneng
YouTube: Wet Traveler
Diubah oleh KASKUS.Update 18-11-2016 16:32
0
3.5K
25
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan