Sadis, 5 Kuliner Gunakan Hewan Hidup saat Diolah Menuai Kontroversi
TS
sucirp16
Sadis, 5 Kuliner Gunakan Hewan Hidup saat Diolah Menuai Kontroversi
Restoran di Amerika Serikat kini gencar menawarkan hidangan-hidangan ekstrem yang diolah menggunakan cara yang sangat ‘kejam’. Salah satunya dengan menyajikan gurita yang dipotong dan dihidangkan dalam keadaan hidup-hidup. Jadi jangan kaget jika masih banyak jenis makanan yang diolah dengan cara seperti ini.
Sebelumnya, organisasi PETA menyerukan sebuah kampanye baru untuk menghentikan peredaran makanan laut yang disajikan dalam keadaan hidup.
Sejumlah restoran di California dan New York, mendapat protes keras dari para aktivis pecinta binatang karena menyajikan gurita dalam keadaan hidup dan masih bergerak.
Dalam beberapa kasus, seekor gurita bahkan dibiarkan menggeliat kesakitan setelah beberapa tentakelnya dipotong untuk disajikan kepada para pengunjung. Kondisi tersebut akan dibiarkan begitu saja hingga pengunjung lain datang memesannya.
Awal bulan ini, PETA telah meluncurkan petisi untuk melarang peredaran jenis makanan tersebut di berbagai restoran di Amerika Serikat. Organisasi ini mengklaim bahwa gurita merupakan salah satu jenis invertebrata. Hewan ini memiliki kecerdasan di atas rata-rata, sehingga dapat merasakan sakit seperti halnya hewan mamalia.
Katak untuk sahsimi
Quote:
Spoiler for Katak untuk sahsimi:
Jepang tidak hanya menggunakan ikan dan makanan laut saja untuk membuat sushi. Mereka juga menggunakan katak hidup untuk membuat sashimi.
Katak ini awalnya dibudidayakan oleh para peternak, kemudian dikirimkan langsung ke dapur restoran di mana mereka akan dibiarkan hidup hingga ada pelanggan yang memesannya.
Cara pengolahannya pun terlihat sangat kejam. Kepala katak akan ditusuk menggunakan pisau tajam sebelum di penggal, lalu sang koki akan menguliti katak hidup-hidup sebelum akhirnya disajikan di atas es dengan kecap asin dan perasan air lemon.
Bayi tikus hidup
Quote:
Spoiler for Bayi tikus hidup:
Di China, ada sebuah kuliner yang terkenal lezat menggunakan daging bayi tikus dalam pengolahannya. Sebelum disajikan, bayi tikus akan ditusukkan pada sebuah tusuk sate, lalu dicelupkan ke dalam minyak mendidih untuk menghilangkan rasa amisnya.
Makanan ini pertama kali ditemukan pada 1949 di kawasan Guangdong, China Selatan, dengan sebutan "San Zhi Er". Jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia, San Zhi Er berarti 'tiga cicitan'. Pasalnya, ketika Anda menyantap makanan ini, akan terdengar bunyi cicitan bayi tikus yang khas.
Bayi ikan loach direbus hidup-hidup
Quote:
Spoiler for Bayi ikan loach direbus hidup-hidup:
Jepang memiliki sebuah makanan tradisional yang mereka beri nama Dojo tofu. Makanan ini juga sering dikenal dengan sebutan tahu neraka.
Untuk membuat hidangan ini, mereka akan merebus air di dalam panci hingga mendidih. Lalu memasukkan tofu yang sudah diiris kotak-kotak, dan diikuti oleh sejumlah bayi ikan loach yang masih hidup. Cara ini bertujuan agar daging ikan dapat menyatu dengan potongan tofu yang telah melebur.
Burung ortolan
Quote:
Spoiler for Burung ortolan dimakan hidup-hidup:
Ortolan adalah jenis burung kecil yang hidup di daerah Prancis. Burung ini juga merupakan bahan utama dalam salah satu hidangan terkejam di negara tersebut.
Padahal, sejak 1999, Pemerintah Prancis telah melarang masyarakatnya untuk berburu Ortolan. Tetapi perburuan ilegal masih sering terjadi hingga saat ini.
Setelah berhasil ditangkap, burung ini biasanya dikurung dalam sebuah kandang kecil dan gelap, lalu akan digemukkan secara paksa dengan menggunakan bulir millet, anggur, dan buah ara.
Tidak sampai di situ saja, burung tersebut kemudian ditenggelamkan di dalam minuman beralkohol khas Prancis yakni, Argmagnac, sebelum akhirnya dipanggang selama 8 menit dan disajikan dalam keadaan kuning pucat.
Disamping jijik, ane sebagai manusia yang masih punya peri kemanusiaan sih gak tega gan mau mengolah hewan-hewan tersebut dalam kondisi masih hidup. Mending makan pake garem aje. Kalau agan gimana?