- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Maximus, Bocah pribumi yang siap menemani di PUNCAK CARTENSZ....


TS
priacoklat
Maximus, Bocah pribumi yang siap menemani di PUNCAK CARTENSZ....


Quote:
Haloooo kaskuser semua juga mimin momod yg lucuk - lucuk
dan sista yg bikin panas
dan selalu dalam lindungan Tuhan YME, Selamat datang di THREAD ane Tentang Maximus, Bocah pribumi yang siap menemani di PUNCAK CARTENSZ




Spoiler for Cek Repsol:

Quote:
Di Indonesia sendiri Gunung Jaya Wijaya menjadi gunung tertingi pertama, dan Carstensz adalah puncak tertinggi Indonesia di Papua sehingga termasuk dari satu Seven Summit dunia dengan tinggi hingga 4.884 mdpl. Terletak pada titik koordinat S 04°04.733 dan E 137°09.572. Gunung ini menjulang memecah langit dan menembus awan dengan indahnya.

Secara administratif Puncak Jayawijaya barada di Range Sudirman atau Dugunduguo, tepatnya di provinsi Papua Barat dan Gunung ini masuk dalam deretan pegunungan Jayawijaya yang membentang sangat luas, bahkan menyatukan dua Negara Indonesia Papua Barat hingga Papua Nugini di Pulau Irian.
Saat ini banyak masyarakat ingin Berada di Puncak Jayawijaya atau di Puncak Carstenz dan menjadi impian para pendaki gunung. Persyaratan yang tidak mudah dan biaya yang tidak murah pun harus disiapkan jauh-jauh hari guna mengatasi berbagai rintangan yang ada. Mulai dari kondisi alam yang begitu terjal sehingga susahnya pengiriman barang masuk, suhu sangat dingin, dan angin yang kencang serta kemungkinan kekurangan oksigen menjadi tantangan tersendiri.

Untuk menuju ke Puncak Carstensz, hanya ada beberapa operator pendakian saja. Salah satu operator pendakiannya ternyata ada yang dibuat oleh putra Papua asli yaitu Adventure Carstensz, oleh Maximus Tipagau.
"Saya mendirikan Adventure Carstensz di tahun 2004. Awalnya, saya suka foto-foto di sekitar Puncak Carstensz dan banyak teman saya yang suka dan memotivasi untuk membuat operator pendakian ke sana. Ah, benar juga,"

Di tahun yang sama, Maximus masih bekerja di PT Freeport. Kemudian dia mengumpulkan modal untuk membuat operator pendakian yang akhirnya diberi nama Adventure Carstensz.
Maximus membuka memorinya, mengingat masa kecilnya. Siapa sangka, umur 6 tahun dia sudah mendaki sampai ke kaki Puncak Carstensz bersama bapaknya.

Hingga kini, Adventure Carstensz sudah membawa sekitar 200 pendaki per tahun ke Puncak Carstensz. Hampir 80 persen pendaki berasal dari luar negeri karena susahnya jasa ekspedisi untuk masuk untuk melengkapi kebutuhan para pendaki.
"Biayanya USD 10.000 untuk pendaki mancanegara dan Rp 50 juta untuk pendaki dalam negeri. Khusus dalam negeri saya kasih harga murah di tambah dengan pengiriman murahuntuk melengkapi kebutuhan para pendaki dan banyak dari masyarakat menilai harga segitu tetap saja dinilai mahal. Tapi mau bagaimana lagi, masa orang Indonesia sendiri tidak bisa menikmati Carstensz,"
Harga pendakian tersebut belum termasuk tiket pesawat ke Timika. Harganya sudah termasuk biaya porter Rp 7 juta per hari, makanan selama pendakian, pemandu, jasa pengiriman dan lain-lain.

Apa yang Maximus lakukan, patut diacungi jempol. Dengan keringat dan isi dompet pribadi, dia membangun pariwisata di Desa Ugimba. Dia juga yang memudahkan jalan pendaki untuk menuju Puncak Carstensz. Baginya, lebih baik dia sendiri yang turun tangan daripada harus terus menunggu bantuan pemerintah.
Kalau bukan orang Papua sendiri, maka siapa lagi yang memajukan pariwisata Papua. Tidak terasa, dari pedalaman rimba Papua, Maximus kini bekerja di Istana Kepresidenan untuk membantu Lenis Kogoya, Staf Khusus Presiden untuk masalah Papua. Meski begitu, promosi pariwisata Papua tidak dia tinggalkan.

Secara administratif Puncak Jayawijaya barada di Range Sudirman atau Dugunduguo, tepatnya di provinsi Papua Barat dan Gunung ini masuk dalam deretan pegunungan Jayawijaya yang membentang sangat luas, bahkan menyatukan dua Negara Indonesia Papua Barat hingga Papua Nugini di Pulau Irian.
Saat ini banyak masyarakat ingin Berada di Puncak Jayawijaya atau di Puncak Carstenz dan menjadi impian para pendaki gunung. Persyaratan yang tidak mudah dan biaya yang tidak murah pun harus disiapkan jauh-jauh hari guna mengatasi berbagai rintangan yang ada. Mulai dari kondisi alam yang begitu terjal sehingga susahnya pengiriman barang masuk, suhu sangat dingin, dan angin yang kencang serta kemungkinan kekurangan oksigen menjadi tantangan tersendiri.

Untuk menuju ke Puncak Carstensz, hanya ada beberapa operator pendakian saja. Salah satu operator pendakiannya ternyata ada yang dibuat oleh putra Papua asli yaitu Adventure Carstensz, oleh Maximus Tipagau.
"Saya mendirikan Adventure Carstensz di tahun 2004. Awalnya, saya suka foto-foto di sekitar Puncak Carstensz dan banyak teman saya yang suka dan memotivasi untuk membuat operator pendakian ke sana. Ah, benar juga,"

Di tahun yang sama, Maximus masih bekerja di PT Freeport. Kemudian dia mengumpulkan modal untuk membuat operator pendakian yang akhirnya diberi nama Adventure Carstensz.
Maximus membuka memorinya, mengingat masa kecilnya. Siapa sangka, umur 6 tahun dia sudah mendaki sampai ke kaki Puncak Carstensz bersama bapaknya.

Hingga kini, Adventure Carstensz sudah membawa sekitar 200 pendaki per tahun ke Puncak Carstensz. Hampir 80 persen pendaki berasal dari luar negeri karena susahnya jasa ekspedisi untuk masuk untuk melengkapi kebutuhan para pendaki.
"Biayanya USD 10.000 untuk pendaki mancanegara dan Rp 50 juta untuk pendaki dalam negeri. Khusus dalam negeri saya kasih harga murah di tambah dengan pengiriman murahuntuk melengkapi kebutuhan para pendaki dan banyak dari masyarakat menilai harga segitu tetap saja dinilai mahal. Tapi mau bagaimana lagi, masa orang Indonesia sendiri tidak bisa menikmati Carstensz,"
Harga pendakian tersebut belum termasuk tiket pesawat ke Timika. Harganya sudah termasuk biaya porter Rp 7 juta per hari, makanan selama pendakian, pemandu, jasa pengiriman dan lain-lain.

Apa yang Maximus lakukan, patut diacungi jempol. Dengan keringat dan isi dompet pribadi, dia membangun pariwisata di Desa Ugimba. Dia juga yang memudahkan jalan pendaki untuk menuju Puncak Carstensz. Baginya, lebih baik dia sendiri yang turun tangan daripada harus terus menunggu bantuan pemerintah.
Kalau bukan orang Papua sendiri, maka siapa lagi yang memajukan pariwisata Papua. Tidak terasa, dari pedalaman rimba Papua, Maximus kini bekerja di Istana Kepresidenan untuk membantu Lenis Kogoya, Staf Khusus Presiden untuk masalah Papua. Meski begitu, promosi pariwisata Papua tidak dia tinggalkan.
Sumur 1
Sumur 2
Sumur 3
Diubah oleh priacoklat 23-11-2016 03:15
0
3.7K
Kutip
28
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan