Meski tidak berbahaya dari sudut pandang kesehatan, serdawa--masyarakat umum mengenalnya sendawa-- justru bisa menunjukkan kebiasaan pola dan menu makan.

Kalangan medis menyebut serdawa dengan istilah eructation. Dokter spesialis pencernaan Paul Berggreen dari Arizona Digestive Health, AS, mengatakan serdawa dalam banyak kasus bukan gejala berbahaya.

"Dia terjadi karena gas di dalam pencernaan bereaksi pada beberapa jenis makanan," tukas Berggreen dalam laman Prevention.

Reaksi itu bisa jadi karena ada gangguan laktosa, fruktosa, atau intervensi pada kemampuan menyerap karbohidrat sehingga perut enggan bekerja. Itu sebabnya serdawa justru bisa menjadi indikator kesehatan tertentu.

Anda bisa mengetahui ada kesalahan konsumsi makanan atau kebiasaan makan Anda. Sedikitnya ada empat petunjuk di balik serdawa.

1. Makan tergesa-gesa


Ini bisa menyebabkan udara ikut masuk ke dalam perut sehingga Anda lebih sering berserdawa. Misalnya minum seteguk kopi pada pagi hari, makan siang kilat, dan melahap makan malam dengan cepat di depan televisi.

Berggreen menjelaskan kebiasaan makan tergesa-gesa membuat otot di kerongkongan mengendur sehingga udara terlepas. Efek samping makan terlampau cepat juga bisa meningkatkan risiko diabetes.

2. Sinus kambuh


Jika Anda sedang merasa sesak (napas) akibat sinus, Anda cenderung bernapas melalui mulut. "Ketika Anda punya sinus, kecenderungan menelan udara juga makin sering," kata Berggreen.

Itu sebabnya Anda disarankan makan secara perlahan, apalagi jika sedang musim alergi.

3. Terlalu banyak minum soda


Jangan heran jika Anda segera berserdawa setelah minum soda. Minuman karbonasi langsung mengalirkan udara ke perut.

Dan serdawa dari perut, bukan kerongkongan, cenderung bersuara lebih keras dan berbau. "Dia lebih berbau karena sebagian makanan di dalam perut telah dicerna," tutur Berggreen.

4. Asam lambung


Jika Anda berserdawa karena perut mual, bisa jadi itu karena ada gangguan asam lambung atau gastroesophageal reflux disease.

"Kadangkala orang merasa ada makanan atau cairan naik ke dada, bahkan tenggorokan," ujar Berggreen. Hal itu terjadi karena desakan udara.

Untuk menghindari asam lambung, Anda bisa melakukan tiga hal berikut. Jangan langsung berbaring setelah makan atau tunggu hingga tiga jam (1).

Makan dalam porsi kecil (2). Hindari konsumsi jeruk, kafein, soda, dan makanan pedas atau asam (3).