TS
gatra.com
PS Foam, Bukan Styrofoam

Jakarta, GATRAnews - Kata styrofoam kembali mencuat di berbagai media massa, pasca-munculnya larangan penggunaan styrofoam di lingkungan Kota Bandung per 1 November 2016, oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Penggunaan kata styrofoam sudah terlalu "mengakar" digunakan oleh masyarakat, meski kata tersebut dinilai salah. Istilah styrofoam justru mengacu kepada sebuah merek dagang.
Berdasarkan keterangan pers yang pernah dirilis Badan Pengawas Obat dan Makanan pada 14 Juli 2009 disebutkan, "istilah storyfoam sebenarnya merek dagang pabrik Dow Chemicals dari foamed polystyrene atau expandable polystyrene (EPS).""Styrofoam adalah brand misalnya kalau jaman dulu foto itu sering dibilang Kodak," kata Direktur Eksekutif Federasi Pengemasan Indonesia Hengky Wibawa kepada wartawan, di sela-sela Pameran Plastics & Rubber - Plaspak Expo di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, belum lama ini.PS foam atau Polystyrene Foam merupakan rigid packaging yang ekonomis, aman, higienis, praktis, ringan, tidak mudah bocor, dan dapat mempertahankan panas atau dingin, namun tetap nyaman dipegang serta dapat didaur ulang. PS Foam terbuat dari bahan plastik polystyrene atau polistirena (PS).Dalam keterangan persnya, Federasi Pengemasan Indonesia menyatakan, dari segi lingkungan, polystyrene atau polistirena, sebagaimana jenis plastik lainnya, dapat didaur ulang. "Apa yang harus dilakukan menyangkut pengolahan sampah atau waste management PS foam adalah daur ulang PS foam. Karena menurut kami yang terbaik adalah tetap circular ecoomy value chain atau rantai nilai lingkaran ekonomi," tulis Federasi Pengemasan Indonesia.Namn, sampah PS foam kurang diminati oleh para pemulung. PS foam terlalu ringan, sehingga kurang menguntungkan bagi para pemulung yang mengandalkan nilai jual pungutan mereka dalam berat kilogram. "Transportasi sampah PS foam, misalnya volume 1 kubik meter, mungkin hanya menghasilkan 40-50 kg. Pemulung merasa rugi," menurut Federasi Pengemasan Indonesia.Oleh karenanya, Federasi Pengemasan Indonesia mengusulkan agar alur manajemen sampah PS foam dapat berjalan, sebagaimana pemerintah daerah menyediakan sentra-sentra bank sampah. Kemudian, sampah PS foam dapat di-press dengan mesin press kompaktor agar lebih kecil, layak, dan berharga, untuk dibawa dan di jual ke pabrik-pabrik pendaur ulang di bawah Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia."Tentunya, masalah sampah ini menjadi tanggungjawab kita semua. Mulai dari individu agar tidak membuang sampah sembarangan. Industri kemasan agar mengembangkan produk yang ramah lingkungan, serta pemerintah dalam pengelolaan sampah bisa melakukannya secara efektif, efisien, berkesinambungan, serta penegakan hukum," demikian Federasi Pengemasan Indonesia.
Editor: Edward Luhukay
Sumber : http://www.gatra.com/ekonomi/industr...ukan-styrofoam
---
0
2.4K
2
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan