- Beranda
- Komunitas
- News
- Beritagar.id
Kiat aman investasi saham


TS
BeritagarID
Kiat aman investasi saham

Seorang karyawan beraktivitas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (28/3/2015).
Katakanlah Anda adalah pegawai Twitter. Suatu hari Jack Dorsey, bos besar Anda, tiba-tiba mengumumkan akan membagi-bagikan "bonus" untuk semua pegawainya.
Besaran bonus yang diberikan Dorsey cukup besar, yaitu sepertiga dari seluruh total nilai investasi yang ditanamkan dirinya di Twitter. Jika Dorsey memiliki nilai investasi sebesar USD640 miliar, maka nilai sepertiganya adalah sekitar USD200 juta atau sekitar Rp2,7 triliun.
Bayangkan jika karyawan Twitter berjumlah 4.200, maka jika dibagi rata tiap pegawainya akan dapat sekitar USD55.000 atau Rp727 juta.
Anda senang luar biasa, dan langsung membayangkan serangkaian rencana dengan bonus itu. Tapi, saat bonus itu dibagikan, bentuknya bukan uang nyata seperti yang Anda bayangkan, melainkan dalam bentuk kertas.
Dalam kertas itu disebutkan bonus Anda berjumlah sekian lembar. Belum lagi salah satu pasal yang tertera di dalam lembaran perjanjian "bonus" itu disebutkan lembaran itu bisa dicairkan ke dalam bentuk uang dalam lima tahun kemudian, itu pun jika Anda masih bekerja untuk Twitter.
Ternyata, Twitter baru saja memberikan Anda saham.
Anda yang sebelumnya tidak pernah "bermain" saham pun menjadi bingung. Harus diapakan barang ini? Dan apakah saham masih menjadi investasi yang aman saat ini?
Yang pertama harus Anda mengerti yaitu saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap sebuah badan perusahaan.
Dengan memiliki saham, maka bisa dikatakan Anda juga adalah pemilik sebagian dari perusahaan itu. Lembaran saham yang Anda terima itu pada prinsipnya sama dengan bukti setoran yang Anda dapatkan setelah melakukan setoran uang ke bank.
Jenis saham
Dilansir dari halaman resmi Bursa Efek Indonesia, biasanya perusahaan menerbitkan dua jenis saham: saham biasa dan saham pilihan (preferen). Yang membedakan dua jenis saham ini adalah hak istimewa yang diterima pada saat pembayaran dividen.
Pemegang saham biasa memiliki kewajiban terbatas. Artinya, jika perusahaan bangkrut, kerugian maksimum yang ditanggung oleh pemegang saham adalah sebesar investasi pada saham tersebut. Atau dengan kata lain Anda juga ikut bangkrut.
Sementara, pemegang saham preferen akan mendapat dividen lebih dulu dan juga memiliki hak suara lebih dibanding pemegang saham biasa seperti hak suara dalam pemilihan direksi sehingga jajaran manajemen akan berusahan sekuat tenaga untuk membayar ketepatan pembayaran dividen preferen agar tidak lengser.
Saham pilihan adalah gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil, seperti yang dikehendaki investor.
Kenapa harus saham?
Twitter bukanlah perusahaan pertama yang membagi-bagikan saham perusahaan kepada pegawainya. Sebelumnya juga sudah ada Apple, Facebook, dan banyak perusahaan lainnya. Salah satu alasan utama perusahaan memberikan saham berjangka adalah untuk "memotivasi" pegawainya.
Saham akan bernilai jika perusahaan tersebut berkinerja baik. Nilainya akan terus naik, jika kinerja perusahaan terus meningkat.
Perusahaan akan berkinerja baik jika didukung oleh pegawai-pegawai yang solid dalam bekerja. Begitu juga sebaliknya.
Twitter misalnya, akhir tahun lalu adalah masa yang terberat bagi layanan mikroblog ini. Twitter harus memangkas 8 persen karyawannya di seluruh dunia. Bukan itu saja, pendapatan perusahaan juga terus merosot.
Dorsey pun berinisiatif memberikan insentif kepada pegawainya berupa saham, dengan harapan pegawai yang tersisa dapat mengembalikan kinerja Twitter ke masa jayanya.
Kapan dapat untung dari saham
Ketika Anda memiliki lembaran saham, maka Anda hanya mempunyai dua pilihan: jual atau tahan.
Jika Anda menjual saham di atas harga beli, Anda akan mendapatkan selisih keuntungan. Cara kerja yang sama dengan perdagangan pada umumnya. Di bursa, hal ini disebut dengan capital gain.
Jika Anda memilih menahan, mungkin saja terjadi dalam periode Anda menahan, perusahaan yang bersangkutan membayarkan keuntungan operasi usahanya di tahun sebelumnya atau yang disebut dengan dividen.
Bagaimana risiko investasi saham
Saham berfluktuasi. Hari ini bisa naik, besok bisa turun. Anda jangan kaget, jika sesaat Anda membeli, harganya langsung turun. Itu hal biasa.
Adakalanya saham Anda sangat drastis turunnya. Banyak faktornya, bisa jadi pengaruh bursa regional, kondisi fundamental dalam negeri (politik, ekonomi, dan lainnya), ekonomi global yang tak menentu, atau juga karena internal perusahaan itu sendiri.
Risiko terburuk adalah, saat Anda terpaksa harus menjual karena ada kebutuhan mendesak. Harga sedang anjlok drastis, dan Anda rugi besar atau dalam bursa dikenal dengan istilah capital lost.
Ada juga risiko perusahaan di mana Anda berinvestasi bangkrut. Jika hal tersebut terjadi, maka saham yang Anda miliki akan ikut hangus. Sebaiknya Anda mengenal tanda-tanda perusahaan akan bangkrut sehingga bisa mengambil keputusan tepat.
Berinvestasi saham sangatlah bergantung kepada Anda sendiri. Tapi sedapat mungkin, sediakanlah dana cadangan pribadi sehingga Anda tidak perlu menjual saham ketika harganya sedang anjlok.
Masih amankah berinvestasi saham
Gejolak ekonomi dunia yang diprediksi masih akan berlangsung memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Di industri pasar modal pun banyak investor yang mempertanyakan apakah masih aman berinvestasi di instrumen saham di tahun depan?
Kepala Divisi Riset Bursa Efek Indonesia (BEI), Poltak Hotradero, kepada detikFinance mengatakan di luar permasalahan aman atau tidaknya investasi di tahun depan, investasi saham di Indonesia tergolong masih menjanjikan karena masih akan terus bertumbuh.
Meski keamanan itu bersifat relatif, namun Poltak memberikan bocoran agar aman berinvestasi di pasar saham pada tahun depan.
"Kalau kita ingin makin aman kita harus semakin memperkaya diri kita dengan informasi. Semakin banyak informasi yang kita dapat maka akan semakin aman karena kita punya dasar yang cukup untuk mengambil keputusan dalam setiap keputusan investasi kita karena kita tahu risikonya," jelas Poltak.
Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...nvestasi-saham
---


anasabila memberi reputasi
1
2.2K
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan