[Bukan Kisah Horror] Mayat Hidup

Beranda
Komunitas
Story
Stories from the Heart
[Bukan Kisah Horror] Mayat Hidup

madyandev

19-11-2016 13:40

Quote:

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرحْمَنِ اارحِيم

Quote:

اَلسلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Quote:

Selamat sore teman! Jujur aku bingung mau ngapain `Malam Minggu` tanpa si dia. emoticon-norose

Tanpa banyak basa-basi, langsung saja kusebutkan tujuanku membuat thread ini:

"Aku ingin curhat disini. Aku tak tahu harus curhat kemana lagi dengan kondisi-ku yang sedang down seperti ini..."

Quote:

Quote:

!important

TS dasarnya seorang introvertdan kurang lancar dalam menceritakan ulang cerita / kisah / pengalaman, mohon maaf apabila penjabaran kisah ini kurang mendetail.
TS bukan ahli bahasa, bahasanya mungkin campur antara formal dan informal.
Semua tokoh disini sengaja disamarkan nama maupun identitas demi kebaikan bersama.
Dilarang keras menyudutkan / menjelekkan setiap tokoh disini, kecuali jika ditujukan untuk TS.
Kisah ini tidak sepenuhnya benar. Kebenaran hanya milik Tuhan.
Mungkin pengalaman ini bisa dijadikan pelajaran agar kejadian serupa tidak terjadi.

Quote:

Ditulis: Sabtu, 19 November 2016, dari (sekitar) jam 15.30

Aku bergabung dengan komunitas Bahasa Inggris beberapa bulan lalu, aku tidak ingat kapan pastinya. Tujuanku waktu itu tidak lebih hanyalah untuk belajar dan berkembang bersama dengan English learnersdisana.

Setelah beberapa meet-up atau beberapa pertemuan, ada seorang anggota baru (cewek). Aku dengan sengaja dan sedikit memaksakan diri untuk bertanya:

"Hey, what's your name?"

Quote:

/* About me */
Aku adalah seorang lelaki yang berparas tak tampan namun juga tak terlalu jelek.

Aku seorang introvert, iya..., lelaki yang tak gaul, yang mungkin juga ketinggalan tren, tidak modis, tidak cukup percaya diri jika berkomunikasi dengan cewek tanpa media perantara, pokoknya sederhana.

Aku percaya bahwa ke-introvert-an itu muncul karena masa lalu-ku yang cukup kelam.
/* END of About me */

Founder komunitas tertawa dan berkata dalam Bahasa Inggris kira-kira seperti ini: "Wow, nanya kaya orang malak aja nih." Lalu dia mengenalkannya padaku, namanya Dhea.

Sejujurnya waktu itu aku memang berniat berubah, dari yang sebelumnya kurang pede menjadi lebih pede, lebih jantan. Sewaktu aku bertanya siapa namanya, aku masih merasakan perasaan bawaan (kurang pede) dan aku memaksa diri agar menjadi pede dan terlihat cool. emoticon-Cool

Di masa itu grup WA komunitas masih aktif, dan.... well.... ingatanku samar.... lebih baik aku skip daripada menulis kisah yang menyimpang (jauh) dari kejadian sebenarnya.
.
.
.
Aku mendapat notifikasi dari Line, dia masuk ke daftar temanku. Mungkin karena nomornya aku simpan, tidak hanya dia, tapi semua English learners yang memiliki akun Line masuk daftar temanku. *semoga kejadiannya memang seperti ini, ingatanku benar-benar samar*

Quote:

Sekali lagi tolong jangan menganggap kisah ini benar seutuhnya, ingatanku agak rapuh.

Aku takut jika yang ku curah-kan disini menyimpang dari kejadian sebenarnya sehingga menimbulkan fitnah, jadi tolong anggap kisah ini sebagai fiksi atau semi-fiksi.

Aku memberanikan diri untuk chatdia, dengan Bahasa Inggris tentunya. Setelah beberapa waktu akhirnya kami semakin akrab, di dunia maya. Aku hampir mendapatkan semua akun medsos-nya. Dari sinilah perasaan yang tak kuduga lahir, ya, perasaan suka. Namun aku masih belum sadar waktu itu.

Sewaktu kami berpapasan di kampus untuk pertama kalinya, dia menyapaku, aku menyahutnya dengan nada kaku. Memang dasarnya aku apabila berinteraksi dengan teman-temanku sangat kaku, apalagi kalau dengan cewek.

Dari masa lalu (jauh sebelum kuliah) berlanjut ke semester pertama, kedua, mungkin sampai semester ketiga aku masih berwatak kaku. Seingatku aku pernah disebut sok atau sombong dan sebutan lain yang tak kalah nyelekit-nya, tapi tak ku gubris.

Hubungan kami pun semakin dekat, di dunia maya. Bahkan kami chat mesra-mesra-an. Dari sini kami mulai jarang menggunakan Bahasa Inggris. Berkali-kali aku membuatnya baper dan berkali-kali aku berhasil dibuatnya baper. Aku belum pernah baper sesering itu. Itu adalah kali pertama aku dekat dan bermesra-mesraan dengan cewek. Dari sini aku mulai sadar bahwa aku suka padanya. Sebatas rasa suka, tidak lebih.

Meskipun kami sering chat mesra dan hampir setiap hari, dunia nyata tak seindah dunia maya. Aku masih saja kaku, bahkan lebih kaku lagi dan sering salah tingkah.... Setiap aku di kampus, sebisa mungkin aku menghindarinya. Mentalku belum cukup kuat untuk bertemu dengan cewek itu. Aku selalu was-was dengan siapa saja yang ada di jangkauan kedua mataku. Aku selalu mencari keberadaannya, tapi juga berharap agar kami tak bertemu. Alasannya? Aku malu jika ada yang melihatku salah tingkah.

Quote:

Saat aku salah tingkah, biasanya muncul gejala seperti keringetan, panik, kejang, ngomong ngawur, tiba-tiba pengen buru-buru pergi, pengen lari dari kenyataan, dan gejala tak lazim lainnya....

Quote:

Sejujurnya aku ingin mencurahkan semua isi hati tentang masa-masa itu hari ini. Tapi ternyata memutar ulang memori dan menceritakan ulang dalam bentuk tulisan tidaklah gampang, menguras cukup banyak energi dan sekarang mataku kering dan juga perih. Dengan terpaksa aku harus mengakhiri kisah ini sampai disini. Disambung lagi di lain hari jika aku memiliki cukup waktu luang dan moodyang pas untuk melanjutkannya.

Quote:

Sambungan: