- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Berantas Narkoba ala Duterte di Kalteng, Gubernur Bayar Polisi Penembak Bandar


TS
reyh12x
Berantas Narkoba ala Duterte di Kalteng, Gubernur Bayar Polisi Penembak Bandar
Quote:
Tak ada yang membantah bahwa kejahatan narkoba memang berbahaya. Segala upaya dilakukan, berbagai instansi dikerahkan, namun tingkat kejahatan tetap tinggi. Gubernur Kalimantan Tengah, Sugianto Sabran, menempuh cara lain.
Sugian, sapaan Sugianto Sabran, mengagumi Presiden Filipina Rodrigo Duterte yang berani menembak mati penjahat narkoba. Menurut dia, terjangan timah panas ke pengedar bisa ditolerir. Bahkan tak apa bila pengedar itu tewas di tangan aparat yang berwenang.
"Saya dukung dan terinspirasi Presiden Duterte," ujar Sugian saat berkunjung ke kantor detikcom, Jl Buncit Raya, Jakarta Selatan, Senin (7/11/2016). Sugian didampingi ajudan dan 3 staf.
Menurut Sugian, penegakan ala Duterte perlu diterapkan dalam kondisi hukum yang tak tegas seperti sekarang ini. Di Indonesia, "Narkoba ini kan pembunuh massal. Memang harus tembak di tempat. Tidak ada jalan lain lagi melawan para bandar," tegas putera Dayak Ot Danum ini.
Sugian bahkan ingin petrus alias penembak misterius dimarakkan lagi. Sekadar diketahui, petrus terjadi di era Orde Baru. Saat itu, orang yang dinilai pelaku kriminal ditembak mati. Kejadian ini menerbitkan waswas penembakan tidak hanya menyasar pelaku kriminal tapi juga warga yang tidak bersalah.
Penembakan pengedar narkoba bukan wacana melainkan sudah dimulai di Kalimantan Tengah. Sugian memberi duit kepada aparat yang berhasil menembak pengedar narkoba. Dia mengaku sudah berkoordinasi dengan Badan Narkotika Nasional (BNN), Polda Kalteng, dan Danrem TNI setempat.
"Saya sudah perintahkan (ke aparat), 'Tembak, Pak.' Siapa (aparat) yang nembak maka saya kasih Rp 50 juta kalau (pengedar narkobanya) meninggal. Kalau kena kaki Rp 25 juta," kata Sugian. Kebijakan tembak di tempat untuk penjahat narkoba diterapkannya di Kalteng. Namun pihak pemerhati Hak Asasi Manusia (HAM) tidak setuju. Sugian tak ambil pusing, karena memang merasa perlu memberantas narkoba.
Mantan anggota DPR RI ini menyitir data BNN bahwa nilai peredaran narkoba adalah Rp 62 triliun per tahun. Di Kalteng, ada 76 kilogram sabu per tahun yang berhasil disita aparat. Sudah ada 50 ribu pengguna narkoba di pelosok Kalteng. Ini juga mengakibatkan angka kecelakaan di jalanan Kalteng.
Maka tak ada toleransi, ketegasan harus diterapkan. Sudah ada sejumlah orang pengedar yang ditembak oleh polisi. Sugian menganggarkan secara khusus biaya tembak di tempat bagi pengedar narkoba, yakni Rp 3 miliar hingga Rp 5 miliar per tahun.
"Sudah delapan orang yang ditembak. Gubernur bayar (ke pihak yang menembak) sudah keluar Rp 200-an juta," kata Sugian.
Sugian mulai menjabat sejak Mei 2016. Politikus berusia 43 tahun ini mengakui banyak isu miring soal sosoknya, terutama menjelang pilkada. Mulai dari perceraian dengan artis Ussy Susilowati, penganiayaan aktivis, hingga pelaporan eks komisioner KPK, Bambang Widjojanto, yang sempat menggegerkan dunia hukum tahun 2015. Sugian bercerita blak-blakan namun tak bersedia dikutip.
"Apa wajah saya terlihat sekejam itu?" kata Sugian sambil tersenyum.
Selain soal narkoba, Sugian menaruh perhatian kepada kemiskinan dan pemanfaatan sumber daya alam. Juga korupsi. Dia berharap dalam 5 tahun ke depan, masalah-masalah tersebut bisa teratasi meski tidak total. Upaya penanganan, menurut Sugian, sesekali perlu dilakukan secara ekstrem ala Duterte namun kadang secara 'halus'. (iy/try)
Sugian, sapaan Sugianto Sabran, mengagumi Presiden Filipina Rodrigo Duterte yang berani menembak mati penjahat narkoba. Menurut dia, terjangan timah panas ke pengedar bisa ditolerir. Bahkan tak apa bila pengedar itu tewas di tangan aparat yang berwenang.
"Saya dukung dan terinspirasi Presiden Duterte," ujar Sugian saat berkunjung ke kantor detikcom, Jl Buncit Raya, Jakarta Selatan, Senin (7/11/2016). Sugian didampingi ajudan dan 3 staf.
Menurut Sugian, penegakan ala Duterte perlu diterapkan dalam kondisi hukum yang tak tegas seperti sekarang ini. Di Indonesia, "Narkoba ini kan pembunuh massal. Memang harus tembak di tempat. Tidak ada jalan lain lagi melawan para bandar," tegas putera Dayak Ot Danum ini.
Sugian bahkan ingin petrus alias penembak misterius dimarakkan lagi. Sekadar diketahui, petrus terjadi di era Orde Baru. Saat itu, orang yang dinilai pelaku kriminal ditembak mati. Kejadian ini menerbitkan waswas penembakan tidak hanya menyasar pelaku kriminal tapi juga warga yang tidak bersalah.
Penembakan pengedar narkoba bukan wacana melainkan sudah dimulai di Kalimantan Tengah. Sugian memberi duit kepada aparat yang berhasil menembak pengedar narkoba. Dia mengaku sudah berkoordinasi dengan Badan Narkotika Nasional (BNN), Polda Kalteng, dan Danrem TNI setempat.
"Saya sudah perintahkan (ke aparat), 'Tembak, Pak.' Siapa (aparat) yang nembak maka saya kasih Rp 50 juta kalau (pengedar narkobanya) meninggal. Kalau kena kaki Rp 25 juta," kata Sugian. Kebijakan tembak di tempat untuk penjahat narkoba diterapkannya di Kalteng. Namun pihak pemerhati Hak Asasi Manusia (HAM) tidak setuju. Sugian tak ambil pusing, karena memang merasa perlu memberantas narkoba.
Mantan anggota DPR RI ini menyitir data BNN bahwa nilai peredaran narkoba adalah Rp 62 triliun per tahun. Di Kalteng, ada 76 kilogram sabu per tahun yang berhasil disita aparat. Sudah ada 50 ribu pengguna narkoba di pelosok Kalteng. Ini juga mengakibatkan angka kecelakaan di jalanan Kalteng.
Maka tak ada toleransi, ketegasan harus diterapkan. Sudah ada sejumlah orang pengedar yang ditembak oleh polisi. Sugian menganggarkan secara khusus biaya tembak di tempat bagi pengedar narkoba, yakni Rp 3 miliar hingga Rp 5 miliar per tahun.
"Sudah delapan orang yang ditembak. Gubernur bayar (ke pihak yang menembak) sudah keluar Rp 200-an juta," kata Sugian.
Sugian mulai menjabat sejak Mei 2016. Politikus berusia 43 tahun ini mengakui banyak isu miring soal sosoknya, terutama menjelang pilkada. Mulai dari perceraian dengan artis Ussy Susilowati, penganiayaan aktivis, hingga pelaporan eks komisioner KPK, Bambang Widjojanto, yang sempat menggegerkan dunia hukum tahun 2015. Sugian bercerita blak-blakan namun tak bersedia dikutip.
"Apa wajah saya terlihat sekejam itu?" kata Sugian sambil tersenyum.
Selain soal narkoba, Sugian menaruh perhatian kepada kemiskinan dan pemanfaatan sumber daya alam. Juga korupsi. Dia berharap dalam 5 tahun ke depan, masalah-masalah tersebut bisa teratasi meski tidak total. Upaya penanganan, menurut Sugian, sesekali perlu dilakukan secara ekstrem ala Duterte namun kadang secara 'halus'. (iy/try)
sumber: https://m.detik.com/news/berita/d-33...r/1#detailfoto
Widih..greget juga ni gubernur... 50juta/kepala cuy... 25juta klo kena kaki

Diubah oleh reyh12x 16-11-2016 05:29
0
1.6K
Kutip
12
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan